Uni Eropa Upayakan Sikap Bersama Hadapi Pencabutan Pembatasan Covid di China

Amerika Serikat, India, dan Jepang untuk memberlakukan aturan perjalanan baru bagi para pengunjung dari China
Pelancong pakai masker antre di konter check-in penerbangan internasional di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing, China, 29 Desember 2022. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Jakarta - Para pejabat tinggi kesehatan dari Uni Eropa mengadakan pembicaraan pada hari Kamis, 29 Desember 2022, untuk mencoba mengoordinasikan pandangan yang sangat berbeda tentang bagaimana menanggapi keputusan China untuk mencabut pembatasan Covid-19 di tengah gelombang infeksi di Negeri Tirai Bambu itu.

Skala wabah di China dan keraguan atas data resmi negara itu telah mendorong negara-negara lain termasuk Amerika Serikat, India, dan Jepang untuk memberlakukan aturan perjalanan baru bagi para pengunjung dari China.

Di Uni Eropa, hanya Italia yang melakukannya, sementara yang lain di blok yang sebagian besar tanpa batas itu mengatakan mereka melihat tidak perlu mengikuti atau sedang menunggu sikap bersama di 27 negara anggota.

"Dari sudut pandang ilmiah, pada tahap ini tidak ada alasan untuk mengembalikan kontrol di perbatasan," kata Brigitte Autran, kepala komite penilaian risiko kesehatan Prancis COVARS, di French Radio Classique.

Autran, yang memberi nasihat kepada pemerintah tentang risiko epidemiologis, mengatakan bahwa hal itu dapat berubah kapan saja tetapi untuk saat ini situasinya terkendali dan tidak ada tanda-tanda varian COVID baru yang mengkhawatirkan di China.

Jerman pada hari Rabu, 28 Desember 2022, mengatakan tidak perlu memberlakukan pembatasan perjalanan baru, dan Austria menekankan manfaat ekonomi dari prospek kedatangan kembali turis-turis China ke Eropa.

covid di chinaIlustrasi – (Foto: dw.com/id - cnsphoto via REUTERS)

Di Inggris, seorang juru bicara pemerintah mengatakan pada hari Kamis, 29 Desember 2022, bahwa tidak ada rencana untuk mengembalikan pengujian Covid-19 bagi mereka yang datang ke negara tersebut.

Di Italia, walau bagaimanapun, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Transportasi Matteo Salvini mengatakan dalam sebuah posting Twitter pada hari Rabu bahwa "Italia tidak bisa menjadi satu-satunya negara yang melakukan pemeriksaan anti-COVID di bandara bagi mereka yang datang dari China."

"Saya telah meminta agar pemeriksaan dan kemungkinan pembatasan diterapkan di seluruh Eropa," katanya.

Bandara utama di Kota Milan, Italia, mulai melakan tes Covid-19 terhadap penumpang yang datang dari Beijing dan Shanghai pada 26 Desember 2022 dan menemukan bahwa hampir setengah dari mereka terinfeksi. (ab/uh)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Amerika Serikat Wajibkan Hasil Negatif Tes Covid Bagi Pelaku Perjalanan dari China
Pengecualaian bukti hasil negatif tes Covid-19 hanya diberlakukan pada penumpang berusia di bawah dua tahun