Trik Mengatasi Hipotermia Bagi Pendaki Gunung

Mengatasi tekanan suhu dingin atau Hipotermia.
Ilustrasi pendaki gunung. (Foto: pixaby)

Jakarta - Hipotermia merupakan salah satu hal yang menakutkan bagi para pendaki yang bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Tidak perduli pendaki pemula atau kawakan.

Untuk informasi, hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme pengaturan suhu tubuh atau kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Terpaan angin dari luar tubuh dengan suhu dibawah 35 derajat celcius. Bagi pendaki, dapat disebabkan karena temperatur pengunungan yang dingin atau menggunakan pakaian basah dalam waktu yang lama.

Meskipun Indonesia tidak memiliki musim salju, tetap berisiko mengalami hipotermia. Bayi, orang tua, dan orang yang sedang sakit lebih cepat terserang. Karena mereka tidak banyak bergerak untuk menghasilkan panas.

Beberapa gejala hipotermia bagi penderita dewasa, yakni tubuh menggigil yang diikuti dengan rasa lelah, sedikit kebingungan, susah bicara, napas cepat, dan kulit pucat.

Semakin suhu tubuh menurun, sensasi menggigil akan menjadi lebih ganas, sementara denyut nadi cenderung melemah, dan napas mulai melambat. Jika dalam waktu lama, kesadaran akan hilang perlahan bahkan ditandai mengingau. Sedangkan hipotermia akut ditandai dengan kesadaran yang menghilang dan denyut nadi yang tidak jelas.

Sedangkan untuk bayi, hipoteria ditandai dengan kulit merah cerah namun terasa dingin, terlihat lesu, dan menolak untuk makan.

Meski berpotensi mengancam nyawa, bukan berarti tidak bisa dicegah. Berikut langkah sederhana yang bisa diikuti: 

  1. Memakai baju hangat
  2. Mengenakan topi agar bagian kepala tetap hangat
  3. Usahakan agar tubuh tetap kering.

Sedangkan kondisi yang berpotensi mengancam nyawa diklasifikasikan menjadi tiga bagian, berdasarkan suhu tubuh penderita yaitu:

1. Ringan (stage of extitement)

Hipotermia ringan terjadi saat suhu tubuh berada di kisaran 32-35 C. Penderita akan tampak gemetar hebat, tekanan darah dan frekuensi denyut nadi akan meningkat, pada bagian akral seperti ujung jari kaki atau tangan akan terasa sakit dikarenakan pasokan darah yang berkurang. Awalnya penderita masih sadar, lama kelamaan akan nampak gelisah dan apatis.

2. Sedang (stage of exhaustion)

Pada hipotermia sedang, suhu tubuh turun sampai 28-32 C, cadangan glukosa berkurang sehingga kondisi gemetar pada tubuh penderita melambat, frekuensi denyut nadi akan menurun, kadang ditemukan gangguan pernapasan. Lama-kelamaan pasien akan berhalusinasi, tidak sadar, dan baal terhadap rasa sakit.

3. Berat (stage of paralysis)

Apabila suhu tubuh penderita menurun sampai di bawah 28 C, penderita akan jatuh dalam kondisi koma, pupil mata melebar dan tidak merespon cahaya, gangguan pada irama jantung, bahkan bisa sampai henti napas dan menyebabkan kematian. 

Pada umumnya, jika merasa kedinginan manusia merasa panik dan bingung sehingga akan berusaha dengan cara apapun untuk menghangatkan tubuh dengan cara yang salah, di antaranya: 

  1. Menghangatkan tubuh dengan memijat, merendam tubuh dalam air hangat atau panas
  2. Minum alkohol atau kafein, 
  3. Menggunakan lampu penghangat tubuh.
Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.