Tol Laut Jokowi, Seberapa Penting Bagi Masyarakat Indonesia?

Usman Kasong mengatakan tol laut yang dibangun di Indonesia membuktikan langkah konkret pemerintah untuk mempersatukan Indonesia.
Foto: katadata

Jakarta, (Tagar 9/3/2019) – Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Ma'ruf, Usman Kasong mengatakan tol laut yang dibangun di Indonesia membuktikan langkah konkret pemerintah untuk mempersatukan Indonesia. Sebab, selama ini semua hanya terpusat di Pulau Jawa.

Hal ini disampaikan Usman Kasong menjawab pertanyaan berbagai kalangan seberapa penting pembangunan tol laut yang telah digagas oleh Presiden Jokowi sejak 2015 lalu.

Menurut Usman, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki luas wilayah sebesar 1,904,569 km2 dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau. Untuk itu sangat diperlukan pembangunan poros maritim di tanah air, dalam rangka mempercepat distribusi arus logistik dan yang lebih mulianya adalah untuk menyamaratakan harga kebutuhan pokok di setiap daerah.

"Pembangunan tol laut ini untuk mencegah disparitas harga komoditas barang di Indonesia, utamanya di bagian Barat dan Timur," ujarnya.

Program tersebut akan menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di nusantara, membangun transportasi laut dengan kapal atau sistem logistik kelautan terjadwal, yang melayani tanpa henti dari Sabang hingga Merauke.

“Sebelum Pak Jokowi dulu ini Jawa sentris. Setelah kepemimpinan Pak Jokowi jadi Indonesia sentris dengan pembangunan infrastruktur yang dilakukan,” kata Usman dalam diskusi Polemik Trijaya yang berlangsung di Jakarta, Februari kemarin.

“Soal tol laut bukan berarti Pak Jokowi tidak melakukan apa-apa. Saya mencatat, ada beberapa pelabuhan yang telah dibangun Pak Jokowi, dan persisnya yang telah dibuat 19 pelabuhan dalam rangka menciptakan agar infrastruktur terintegrasi antar pulau betul-betul terjadi,” sambungnya.

Data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada tahun 2018 menunjukkan, jika pemerintah telah melakukan pengembangan pelabuhan di 104 lokasi. Kemudian menyediakan 60 kapal perintis, 15 kapal kontainer, 20 unit kapal Rede dan 5 unit kapal ternak.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan capaian dari tol laut pada tahun 2018 sudah cukup baik. Budi menjelaskan untuk tahun 2019, pemerintah ingin melakukan penambahan jarak dan peningkatan kualitas. Menurut dia seperti menggunakan instrumen kerja sama dengan pihak swasta di daerah Indonesia timur.

“Selain itu kami juga akan mau barang tertentu seperti semen, beras, gula dan komoditas agar lebih lancar sehingga komoditas yang kita harapkan ada penurunan harga yang semakin jelas,” urainya.

Untuk mendukung rencana tersebut, pemerintah berencana untuk menambah lagi tiga hingga lima trayek tol laut ini dan menambah jumlah kapal serta mengganti kapal lama dengan yang lebih baik. Hal ini harus dilakukan agar banyak perubahan yang akan terjadi di setiap lini.

Sementara itu Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Johnny G Plate menilai jika Presiden Jokowi fokus terhadap seluruh pembangunan infrastruktur nasional baik darat, laut, maupun udara.

“Infrastruktur darat, laut, udara, itu seluruhnya (penting dibangun). Infrastruktur dalam rangka konektivitas nasional. Jadi semuanya penting,” pungkasnya. []

Berita terkait
0
SDR: Kenapa KPK Tak Kunjung Panggil Gubernur DKI, Dispora, Bank DKI & FEO
Sementara dalam kepentingan penanganan kasus dugaan korupsi, baik Mabes Polri dan KPK tentunya akan merujuk pada hasil pemeriksaan BPK.