Jakarta - Sejak pandemi melanda dunia, beberapa sektor ekonomi mengalami penurunan dan kenaikan ekonomi. Sektor yang mengalami kenaikan seperti sektor pengiriman barang dan e-commerce. Sementara yang mengalami penurunan ekonomi yang yang berkaitan dengan perjalanan yakni penginapan, transportasi, tempat wisata, tempat hiburan, dan acara yang mengundang khalayak ramai.
Bisnis-bisnis yang terpuruk akibat pandemi ini tetap harus bertahan hingga ekonomi kembali normal. Adjie Wicaksana, Co-Founder Halofina, aplikasi perencanaan keuangan, memberikan beberapa tips perencanaan keuangan melalui kanal Youtube, Mamikos App.
Berikut strategi bertahan di masa pandemi yang berfokus pada individu itu sendiri dalam bagaimana mereka mengelola keuangan.
1. Manajemen arus kas
Di masa pandemi ini kondisi ekonomi negara sedang mengalami keguncangan yang belum bisa diprediksi kapan akan kembali normal di segala bidang. Untuk dapat bertahan, Anda perlu disiplin dalam memperhitungkan uang masuk dan uang keluar.
Salah satu pendekatannya ialah pintar-pintar dalam mengalokasikan penghasilan. Konsep pengalokasian penghasilan yang paling umum adalah metode 4:3:2:1.
Metode ini membagi penghasilan menjadi 40% untuk kebutuhan pokok dan kebutuhan itu harus ada untuk sehari-hari seperti makan, pembayaran tagihan, kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain.
Kedua, penghasilan disisihkan 30% untuk cicilan produktif yakni cicilan yang dapat membawa keuntungan lebih besar atau dapat mengurangi pengeluaran Anda seperti kredit kendaraan atau rumah.
Ketiga, menyisihkan penghasilan sebanyak 20% diperuntukkan untuk tabungan dana masa depan dalam bentuk dana asuransi, dana darurat, atau investasi. Sementara 10% sisanya, dana yang dikeluarkan untuk kebaikan dan senang-senang seperti sumbangan atau memuaskan diri dengan hobi, belanja, dan jalan-jalan.
Hal terpenting dalam manajemen keuangan ini adalah cicilan yang sedang berjalan atau hendak diambil tidak boleh melebihi 30% dari penghasilan Anda. Persentase yang perlu diperbesar dari penyisihan penghasilan ini lebih baik untuk uang yang disimpan.
2. Dana darurat
Dana darurat adalah sejumlah dana yang dipersiapkan secara khusus untuk menjadi sumber dana yang digunakan pada saat tidak terduga. Bentuk dana darurat yakni aset yang mudah untuk dicairkan dan bentuk penyimpanannya berisiko rendah, misalnya deposito, tabungan, logam mulia, dan reksa dana pasar uang.
Besaran dana darurat yang harus disiapkan setara dengan 3-12 bulan pengeluaran diri sendiri. Jika sudah berkeluarga, maka kalikan sejumlah anggota keluarga. Apabila hidup bersama istri yang juga memiliki penghasilan, maka tanggungan dana darurat dari penghasilan masing-masing.
3. Investasi
Investasi adalah upaya menunda konsumsi hari ini untuk mempersiapkan kebutuhan konsumsi di masa depan. Investasi perlu dilakukan karena dengan hanya mengandalkan tabungan, Anda tidak mendapat manfaat tambahan dari sana.
Selain itu, dengan berinvestasi Anda akan memperoleh inflasi setiap tahunnya, pemasukan bisa meningkat, dan adanya kepuasan menunggu hasil dari apa yang diinvestasikan.
Produk investasi yang dibutuhkan setiap orang akan berbeda karena tujuan ekonomi, kondisi keuangan, dan profil risiko mereka berbeda. []
(Sekar Aqillah Indraswari)
Baca Juga
Baca Juga
- Apa itu Asuransi? Kenapa Sangat Penting?
- Banyak Dicari! Ini Cara Berlangganan Asuransi di Allianz
- 5 Tips Cermat Pilih Asuransi Kesehatan, Cek Nomor 4
- Wow, Ternyata Asuransi Sudah Ada Sejak Sebelum Masehi