The Beatles Kembali Berkat Kecerdasan Buatan Lewat Single Now and Then

Lagu tersebut tampilkan bagian-bagian yang direkam oleh anggota yang masih hidup, Paul McCartney dan Ringo Starr, serta mendiang George Harrison
The Beatles (dari kiri), Ringo Starr; Paul McCartney; John Lennon; dan George Harrison dalam konferensi pers di New York, AS, 23 Agustus 1966. (Foto: voaindonesia.com/AP Photo/Arsip)

TAGAR.id – Dianggap sebagai lagu terakhir karya The Beatles, "Now And Then" menampilkan suara mendiang John Lennon yang dikembangkan dengan menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Lagu tersebut juga menampilkan bagian-bagian yang direkam oleh anggota yang masih hidup, yaitu Paul McCartney dan Ringo Starr, serta mendiang George Harrison.

“Now and Then” berhasil menduduki peringkat teratas di Inggris, sekaligus menjadi lagu ke-18 Beatles yang pernah menduduki posisi serupa. Prestasi itu berhasil membawa The Beatles kembali ke puncak Official Singles Chart, 60 tahun setelah single pertama band ini "From Me to You.” Perolehan tersebut memperpanjang rekor The Beatles sebagai artis dengan single nomor satu di Inggris terbanyak dalam sejarah Official Charts.

Lagu tersebut merupakan single yang berhasil menorehkan angka penjualan tercepat di Inggris pada tahun ini, yaitu 48.600 penjualan fisik dan unduhan berdasarkan data dalam tujuh hari pertama, kata Official Charts Company.

"Now and Then” juga merupakan single vinyl dengan penjualan tercepat pada abad ini di Inggris dengan lebih dari 19.400 kopi terjual dalam bentuk vinyl. Lagu tersebut juga menjadi lagu yang paling banyak diputar dalam satu minggu, dengan 5,03 juta streaming, tambahnya, seperti dilaporkan Kantor Berita Reuters.

Single Beatles Now and ThenSingle Beatles berjudul "Now and Then" tampak dijual di sebuah toko di London, Inggris, 3 November 2023. (Foto: voaindonesia.com/Kin Cheung/AP Photo)

Sambutan Beragam Penikmat Musik

Para penggemar The Beatles, secara khusus berkumpul untuk mendengarkan lagu ini pertama kali di Cavern Club, sebuah klub di Inggris yang juga punya sejarah dengan band rock paling fenomenal itu.

Salah satu pendengar tersebut adalah Theresa Clary.

“Yang saya inginkan adalah membawa putri saya ke sini untuk menjadi bagian dari sejarah. Kami tahu, kami tidak akan pernah melihat hal seperti ini lagi. Dan sangat penting untuk berada di sini hari ini,” kata dia kepada Kantor Berita AFP.

Penggemar yang lain, Derren Halsey, juga tidak mau meninggalkan kesempatan itu.

“Saya sangat menyukai The Beatles sejak saya masih kecil, dan kemudian datang ke sini pada tanggal ini dengan sangat spesifik, bahkan tidak menyadarinya. Dan sekarang saya mendengarkan lagu terakhir di Cavern Club yang sebenarnya, lagu pertama saya. Saya pikir itu gila. Ini benar-benar brilian.”

Cavern Club adalah tempat istimewa bagi Beatles. Single pertama band ini, “Love Me Do”, dimainkan di tempat ini pada 61 tahun yang lalu.

Jon Keats, Direktur Cavern Club, menceritakan kisah itu.

“Saya pikir itu seperti segalanya. Saya pikir, sebagai penggemar Beatles, mendengarkan single terakhir The Beatles. Yang terpenting, keempatnya menjadi bagian dari ini, saya pikir itu penting. Lagunya terdengar bagus. Aneh. Kedengarannya sangat McCartney, meskipun itu lagu Lennon. Itu balada yang sangat mirip McCartney, menurutku, dengan piano, tapi tidak juga, saya sangat menyukainya," tutur Keats.

the beatles manggung di NY 1964The Beatles saat tampil di "Ed Sullivan Show" di New York, AS, 9 Februari 1964. (Foto: voaindonesia.com/AP Photo)

Meski hangat disambut fans, sejumlah kritikus menyuarakan penilaian berbeda, terutama karena peran AI di lagu ini.

AFP melaporkan, bahwa lagu yang diproduksi dengan bantuan kecerdasan buatan ini, termasuk untuk vokal John Lennon, mendapat ulasan hangat. Lagu ini muncul lebih dari empat dekade setelah awalnya direkam sebagai demo.

Meskipun begitu hype, faktor AI justru membuat sejumlah kritikus tetap kecewa. "Now and Then” tidaklah buruk. Namun, pada akhirnya, itu agak biasa-biasa saja,” tulis Geoff Edgers di Washington Post.

Harian Times di Inggris mengatakan lagu tersebut menunjukkan AI digunakan secara maksimal. Sebagian dari lagu juga memunculkan “rasa klasik, pahit, ala Beatles”, tulis analis musik, Will Hodgkinson. Sayangnya, hal tersebut tidak bisa menutupi fakta bahwa lagu terakhir Beatles ini jauh dari sebuah mahakarya yang hilang, tambahnya.

Majalah Variety, secara khusus justru mempermasalahkan liriknya.

“Sulit membayangkan Lennon senang dengan kalimat seperti, 'Aku tahu itu benar, itu semua karena kamu, dan jika aku berhasil melewatinya, itu semua karena kamu',” tulis Jem Aswad di majalah itu.

Lagu Penuh Sejarah

“Now And Then”, pertama kali ditulis dan dinyanyikan oleh Lennon pada 1978, diselesaikan oleh anggota band yang lain, Paul McCartney dan Ringo Starr.

Lagu tersebut diluncurkan oleh Apple Corps, Capitol dan Universal Music Enterprises. McCartney, sendiri sudah mengumumkan rencana rilis lagu tersebut pada Juni, yang dalam trailer promosinya, disebut sebagai “lagu Beatles terakhir.”

“Cukup emosional, dan kami semua memainkannya, itu adalah rekaman asli Beatles,” ujarnya dalam video di YouTube jelang perilisan.

“Now And Then” adalah salah satu dari beberapa lagu dalam kaset yang direkam Lennon untuk McCartney, di rumahnya di Gedung Dakota, New York pada 1979. Lagu tersebut digarap setahun sebelum kematiannya. Rekaman itu diberikan kepada McCartney oleh janda Lennon, Yoko Ono pada 1994.

Peran Artificial Intelligence

“Now and Then” telah berusaha dirilis sejak lebih dua dekade lalu, tetapi gagal karena suara bising dalam rekaman demonya.

Kantor berita The Associated Press (AP) melaporkan, teknologi AI kini mewujudkan upaya tersebut. Meskipun penggunaan teknologi ini dalam musik masih menjadi bahan perdebatan di seluruh industri, dengan sejumlah pihak mengecam pelanggaran hak cipta dan sebagian lainnya memuji kehebatannya.

"Itulah suara John, jernih," kata McCartney setelah rekaman diproses menggunakan teknologi baru ini.

Dua anggota Beatles yang masih hidup, menyelesaikan “Now And Then” pada tahun lalu, termasuk gitar listrik dan akustik dari George Harrison yang direkam pada 1995.

Disutradarai oleh pemenang Academy Award Peter Jackson, video klip lagu tersebut dibuat menggunakan cuplikan yang diambil oleh Paul McCartney dan Ringo Starr saat membawakan lagu tersebut selama sesi rekaman tahun 1995. Secara bersama-sama, Paul, George dan Ringo memainkan “Now and Then” selama beberapa jam.

karangan bunga di makam LennonKarangan bunga diletakan di patung John Lennon di luar Cavern Pub di Mathew Street, Liverpool, Inggris, 8 Desember 2010. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Bagian dari video tersebut telah disempurnakan secara digital untuk memperlihatkan keempat anggota Beatles yang membawakan lagu tersebut bersama-sama. Tampilan tersebut menggunakan arsip Lennon dan Harrison yang ditumpangkan di samping materi terkini dari McCartney dan Starr.

Rekaman arsip dari keempat anggota band dengan beberapa pakaian ikonik mereka digunakan di seluruh bagian, dicampur ke dalam rekaman studio terbaru.

Video klip ini juga menggunakan cuplikan rekaman rumahan yang belum pernah dilihat sebelumnya yang diberikan oleh putra Lennon, Sean dan Olivia Harrison, istri George. Tidak ketinggalan, beberapa detik berharga dari penampilan The Beatles dalam setelan jas kulit mereka, rekaman The Beatles paling awal diketahui dan belum pernah dilihat sebelumnya, dan disediakan oleh Pete Best.

Robert Harari, profesor di Sekolah Humaniora, Seni dan Ilmu Sosial di Institut Teknologi Stevens di Hoboken, New Jersey, dan Direktur Program Musik dan Teknologi di Stevens, melakukan penelitian dalam bidang Psikoakustik. Studi tersebut mempelajari bagaimana suara dirasakan. Selama 35 tahun berkarier di bidang musik, Harari telah mengerjakan beberapa album nominasi Grammy, program anak-anak pemenang Emmy Award, konten pendidikan di PBS dan tema musik untuk acara olahraga besar. Ia juga menyusun lagu secara individu dan kolaboratif untuk album mulai dari rock, pop dan jazz.

Dalam wawancara bersama AP, Harari membahas teknologi AI yang berkontribusi pada lagu baru Beatles ini, dan bagaimana teknologi itu sedang dalam proses mentransformasi industri ini.

“Ada diskusi besar mengenai apakah “Now And Then” itu asli Beatles atau tidak. Selalu ada sesuatu yang unik ketika Anda memiliki musisi di panggung yang sama atau di studio rekaman yang sama bermain bersama,” ujar Harari.

Dia juga menambahkan, ada komunikasi yang terjadi di antara para musisi. Ada sinergi dan nuansa umum dari lagu tersebut, yang terjadi secara alami ketika pemain berkumpul dalam satu ruangan. Jelas, tidak ada lagi kesempatan untuk melihat The Beatles bersama dalam satu ruangan.

"Apakah itu asli? Ya, kecuali berada di ruangan yang sama, prosesnya sama dengan yang digunakan The Beatles di banyak rekaman mereka. John membawakan sebuah lagu. Paul mengerjakan lagu itu dan musiknya, membantu mendorong aransemen ke arah ini, ke arah itu. George memasukkan konteks emosionalnya ke dalamnya, dan Ringo menyatukan semuanya dengan set drum yang mendasar, indah, dan terasa nyaman untuk menyatukan lagu itu,” paparnya.

Selalu ada kontroversi terkait bagaimana peran AI dalam industri musik ke depan. Namun sumbangan teknologi itu untuk menghadirkan kembali “Now and Then” dalam versi yang apik, patut diberi penghargaan. (ns/ah)/Reuters/Associated Press/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Single Baru Beatles Now and Then Akan Dirilis
Lagu tersebut akan diluncurkan oleh Apple Corps, Capitol dan Universal Music Enterprises, dengan video musik pada 3/11-2023
0
The Beatles Kembali Berkat Kecerdasan Buatan Lewat Single Now and Then
Lagu tersebut tampilkan bagian-bagian yang direkam oleh anggota yang masih hidup, Paul McCartney dan Ringo Starr, serta mendiang George Harrison