“Tanggapan Terkuat” Amerika Atas Uji Coba Senjata Korea Utara

Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara (Korut), Sung Kim, mendesak Pyongyang agar menempuh jalur diplomatik dengan Washington
Utusan khusus AS untuk Korea Utara, Sung Kim (kiri), berjabat tangan dengan mitranya dari Korea Selatan, Noh Kyu-duk, dalam konferensi pers bersama di Seoul hari Senin, 18 April 2022 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Seoul, Korsel - Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara (Korut), Sung Kim, mendesak Pyongyang agar menempuh jalur diplomatik dengan Washington. Kim menyatakan itu dalam konferensi pers di Seoul setelah pertemuan dengan mitranya dari Korea Selatan (Korsel). Sebelumnya hari itu, AS dan Korsel memulai latihan militer gabungan tahunan.

Sung Kim hari Senin, 18 April 2022, mengatakan bahwa AS dan Korsel akan melakukan "tanggapan bersama sekuat mungkin" atas "tindakan eskalasi" Korut. Ia menyampaikan itu di tengah kekhawatiran bahwa Korut sedang bersiap melanjutkan uji coba nuklir.

Kim dan wakilnya, Jung Pak, bertemu pejabat-pejabat Korea Selatan, termasuk utusan khusus pembicaraan nuklir Noh Kyu-duk, setelah tiba di Seoul Senin, 18 April 2022, pagi untuk kunjungan lima hari.

warga seoul nonton siaran tv peluncuran misil korutWarga menonton layar TV yang menampilkan program berita yang melaporkan tentang rudal Korea Utara dengan rekaman file, di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, 16 Maret 2022 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Noh, Kim mengatakan, "Sangat penting bagi Dewan Keamanan PBB untuk mengirim sinyal yang jelas kepada DPRK bahwa kita tidak akan menerima peningkatan uji coba sebagai hal yang normal.

Kim mengacu pada Korut dengan nama resmi, Republik Rakyat Demokratik Korea. Ia menambahkan, "Kami juga sepakat akan perlunya melakukan tanggapan bersama sekuat mungkin terhadap semenanjung itu."

Kim juga mengatakan bahwa sekutu akan "menanggapi perilaku provokatif secara bertanggung jawab dan tegas." Ia menegaskan kesediaannya untuk bertemu Korea Utara "di mana saja tanpa syarat apa pun."

Kedatangan Kim bertepatan dengan dimulainya latihan militer gabungan tahunan sembilan hari oleh pasukan Amerika dan Korea Selatan. Utusan Khusus Korea Selatan untuk Perdamaian dan Urusan Semenanjung Korea, Noh Kyu-duk mengatakan, "AS dan Korsel memulai latihan militer pertahanan bersama tahunan hari ini. Utusan Khusus Kim dan saya setuju bahwa lebih penting dari sebelumnya bagi kedua negara untuk mempertahankan kesiapan pertahanan yang kuat. Utusan Khusus Kim juga menegaskan kembali komitmen kuat AS untuk pertahanan Korsel."

Latihan itu terdiri dari "pelatihan pos komando pertahanan menggunakan simulasi komputer" dan tidak akan melibatkan manuver lapangan oleh pasukan, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan pada Minggu.

Korea Utara mengutuk latihan bersama itu sebagai latihan untuk perang. Latihan itu dalam beberapa tahun ini dikurangi di tengah upaya untuk melibatkan Pyongyang dalam diplomasi, dan karena pembatasan terkait Covid-19.

Korea Utara Sabtu menguji coba apa yang dikatakan media pemerintah sebagai rudal yang terlibat dalam pengiriman senjata nuklir taktis.

Utusan Amerika telah berulang kali mengajak Korea Utara untuk kembali terlibat dalam pembicaraan, tetapi Pyongyang sejauh ini menolak tawaran itu, malah menuduh Amerika mempertahankan kebijakan bermusuhan seperti sanksi dan latihan militer.

Kim juga diperkirakan akan bertemu tim transisi untuk Presiden terpilih Yoon Suk-yeol, yang akan menjabat mulai Mei. Juru bicara tim itu mengatakan tidak ada pertemuan yang dikonfirmasi antara Yoon dan Kim, tetapi orang yang dicalonkan Yoon untuk menjabat menteri luar negeri, Park Jin, mengatakan dia berencana bertemu Kim.

Kim juga mengatakan pada pembicaraannya dengan Noh bahwa Amerika berharap bisa bekerja sama dengan tim Yoon (ka/jm)/voaindonesia.com. []

2 Pemimpin Korea Utara Sebelum Kim Jong Un

Adik Kim Jong Un Sebut Nuklir Korea Utara Bisa “Lenyapkan” Korea Selatan

Amerika dan Sekutu Serukan Sanksi Terhadap Korea Utara

Kelompok Peretas Korea Utara Terkait Pencurian Mata Uang Kripto

Berita terkait
Adik Kim Jong Un Sebut Nuklir Korea Utara Bisa “Lenyapkan” Korea Selatan
Korut akan gunakan senjata nuklir untuk “melenyapkan” militer Korea Selatan jika mereka melancarkan serangan pendahuluan
0
Setahun Bekerja Satgas BLBI Sita Aset Senilai Rp 22 Triliun
Mahfud MD, mengatakan Satgas BLBI telah menyita tanah seluas 22,3 juta hektar atau senilai Rp 22 triliun setelah setahun bekerja