Jakarta - Taliban menyerbu provinsi terakhir Afghanistan yang tersisa di luar kendali mereka, Panjshir, setelah negosiasi tak menuai hasil pada Rabu, 1 September 2021.
Sebagaimana dilansir Anadolu Agency, dalam pesan baru yang dibagikan, negosiator Taliban Amir Khan Mottaki mendesak warga Panjshir untuk meyakinkan atau menolak mereka yang “masih bersikeras berperang (terhadap Taliban) dari wilayah kecil ini.”
“Ketika mereka (pasukan oposisi) tidak dapat berbuat apa-apa dengan dukungan AS dan NATO dalam 20 tahun terakhir, mereka tidak dapat berbuat apa-apa sekarang,” ujar Mottaki, sambil berjanji untuk mematuhi amnesti untuk semua.
Menurut Mottaki, pembicaraan telah berlangsung selama beberapa waktu dengan pihak-pihak Panjshir untuk solusi damai dalam masalah ini, tetapi tidak ada kesepakatan yang tercapai.
Menurut berbagai akun media sosial pro-Taliban, para pejuang kelompok itu telah mengepung Panjshir dari empat arah dan merebut distrik Shotul selatan provinsi yang terletak 125 kilometer dari ibu kota Kabul.
Sementara itu, juru bicara kelompok anti-Taliban “Resistance 2.0” di Panjshir Fahim Dashti mengatakan pada Selasa bahwa serangan besar Taliban telah digagalkan.
Dalam sebuah pernyataan audio, Dashti mengatakan "korban berat" menimpa Taliban.
Ketika mereka (pasukan oposisi) tidak dapat berbuat apa-apa dengan dukungan AS dan NATO dalam 20 tahun terakhir, mereka tidak dapat berbuat apa-apa sekarang.
Sebelumnya, pembicaraan diadakan di provinsi Parwan Afghanistan antara Taliban dan politisi dari gerakan perlawanan Panjshir untuk menyelesaikan kebuntuan.
Mantan Wakil Ketua Senat Mohammad Alam Izdiar, seorang politisi senior dari Panjshir, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis lalu bahwa delegasi 12-anggota dari "Front Perlawanan Panjshir," yang dipimpin oleh Mohammad Almas Zahed, seorang komandan jihad, bertemu dengan delegasi Taliban di Charikar, Parwan.
Taliban telah menyatakan "amnesti" untuk semua orang di Afghanistan dan meminta warga untuk kembali bekerja.[]
Baca Juga:
- Pertempuran Rakyat Afghanistan Vs Taliban Kembali Pecah
- Warga Kabul ingin Taliban Fokus Pada Ekonomi
- Taliban Disebut Janji Izinkan Warga Dievakuasi dengan Aman
- Amerika Serikat Terus Menjalin Kontak dengan Taliban