Tak Pernah Untung, Pemprov Jabar Kemungkinan Tutup PT Agronesia

Pemprov Jabar mempersiapkan skema rotasi jabatan direksi, merger sampai likuidasi bagi PT Agronesia dan BUMD lainnya yang berkinerja buruk.
Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Bandung, (Tagar 12/10/2018) - Dari hasil rapat peninjauan 11 BUMD, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan segera memanggil kembali 3 BUMD yang berkinerja buruk, salah satunya PT Agronesia yang dari laporan keuangannya menunjukkan tidak pernah untung justru merugi ditambah dengan beban hutang sampai ratusan miliar.

Melihat kondisi tersebut Pemprov Jabar telah mempersiapkan skema dari rotasi jabatan direksi, merger sampai likuidasi bagi PT Agronesia dan BUMD lainnya yang berkinerja buruk.

“Kalau melihat paparan dari para direksi tadi, memang yang paling bagus BJB. Setoran devidennya bagus, penghargaan dari segala aspek tingkat nasional dan lokal pun disabetnya. Tetapi ada juga yang paling buncit (buruk) PT Agronesia yang sampai tidak mampu membiayai
operasional perusahaan sendiri. Maka dari itu, Senin (16 Oktober 2018) kita akan memanggil kembali 3 BUMD  yang perlu segera tindaklanjuti secara khusus,” tutur Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum usai Rapat Evaluasi Kinerja BUMD Jabar Semester I Tahun 2018 di Ruang Papandayan, Gedung Sate Bandung, Jumat (12/10).

Lebih lanjut Uu menjelaskan, dari paparan Direktur Utama PT Agronesia (Bogie Soejatmiko) diketahui ternyata memiliki utang yang luar biasa yang tidak jelas peruntukannya. Namun di sisi lain ternyata PT Agronesia ini pun memiliki aset yang cukup besar yang bisa saja dijual
asetnya untuk membayar hutang atau memang ada solusi lainnya.

“Dan ini harus segera diselesaikan dan ditindaklanjuti agar cepat sehat. Tadi, saya sudah minta segera cepat ditindaklanjuti secepatnya. Jangan sampai keputusannya keburu lama, saya ingin Desember selesai, Januari sudah memiliki pijakan baru, orientasi baru dan tujuan hingga kejaran target baru,” jelasnya.

Menurut Uu, pasca dari rapat yang isinya pemaparan seluruh Direktur Utama BUMD baik yang berkinerja buruk maupun baik. Seperti pemparan devidennya, penyertaan modalnya, hingga jumlah anak perusahaan ini. Solusi yang mungkin saja diterapkan untuk PT Agronesia dan BUMD lain yang berkinerja buruk diantaranya, kemungkinan besar dilakukannya penjualan aset milik PT Agronesia untuk membayar hutang yang dimilikinya kemudian dilikuidasi atau dimeger, atau memang adanya rotasi jabatan atau pencopotan.

“Saya sudah menyampaikan kepada Direksi, apabila masih sanggup memperbaiki kondisi silahkan diteruskan. Tetapi apabila masih sama saja atau sudah tidak sanggup maka silahkan mengundurkan diri. Nanti akan kita ganti dengan seseorang dari internal perusahaan sendiri (PT
Agronesia) supaya lebih kondusif dan lebih memahami situasi,” kata dia.

Namun demikian tambah Uu, skema solusi ini akan diputuskan setelah Pemerintah Provinsi Jabar memanggil para tim ahli, konsultan Jabar Juara dan lainnya untuk memberikan rekomendasi setelah menganalisa kami bersama-sama menganalisa laporan keuangan audit dari 2015-2018, laporan keuangan audit Juni sampai Oktober 2018, capaian kinerja 3 tahun terakhir, laporan internal kinerja audit 3 tahun terakhir dan laporan kontrol memo internal dan eksternal.

“Langkah ini Kita lakukan agar kebijakan yang akan kita keluarkan lebih hati-hati dan tepat,” tutupnya.

Di tempat yang sama, Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Jabar, Eddy M Nasution membenarkan apabila pasca pertemuan dalam rangka pengkajian 11 BUMD Jabar dalam waktu dekat (Senin, 16 Oktober 2018) 3 BUMD terburuk salah satunya PT Agronesia akan dipanggil kembali untuk membahas lebih lanjut perihal kondisi rinci PT Agronesia
termasuk kemungkinan solusi seperti merger, likuidasi dan solusinya akan kita terapkan kepada PT Agronesia ini.

“Pak Wagub tadi kan meminta cepat ditindaklanjuti, dan kemungkinan solusi banyak kalau memang jelek tentu akan kita tutup dan ini yang paling memungkinan untuk PT Agronesia,” tuturnya.

Atau bisa jadi rotasi jabatan atau pencopotan bisa saja dilakukan kata Eddy, sebab intinya kita akan membenahi BUMD yang berkinerja buruk, dan ini masih dalam tahapan penyelesaian. Kemungkinan final dipastikan Desember akan selesai.

“Jadi tak bisa juga buru-buru karena solusi bagi satu BUMD dengan BUMD lain berbeda, dan memiki keunikan masing-masing. Namun yang jelas, target Desember selesai dan kita sekarang akan terus menindaklanjuti segera atas BUMD-BUMD ini (yang berkinerja buruk),” tutupnya. []

Berita terkait
0
Langkah Emma Raducanu Terhenti di Babak Kedua Wimbledon 2022
Petenis Inggris, Emma Raducanu, unggulan No 10, dikalahan petenis Prancis, Caroline Garcia, di babak kedua grand slam Wimbledon 2022