Taiwan Hadapi Dilema Kebijakan Luar Negeri

Analis sebut kampanye tekanan terbaru Beijing terhadap Taiwan itu merupakan bagian dari persaingan berebut pengaruh dengan AS di kawasan Pasifik
Bendera China dan Taiwan terlihat dari balik pecahan kaca dalam sebuah ilustrasi yang diambil, 11 April 2023. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Dado Ruvic)

TAGAR.id – China telah meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Taiwan sejak Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa memenangkan masa jabatan presiden ketiga berturut-turut pada pemilu yang digelar pada Sabtu (13/1/2024) lalu, dengan menarik sekutu diplomatik dari Taiwan dan mengkritik negara-negara yang memberi ucapan selamat kepada presiden terpilih Taiwan. William Yang melaporkannya untuk VOA.

Beberapa analis mengatakan kampanye tekanan terbaru Beijing terhadap Taiwan itu merupakan bagian dari persaingan berebut pengaruh dengan AS di kawasan Pasifik dan upaya untuk menjebak DPP bahwa partai itu tidak kompeten. DPP mendukung dipertahankannya kedaulatan Taiwan.

“Bejing bekerja keras untuk memastikan agar rakyat Taiwan menganggap DPP tidak mampu menjaga ruang internasional Taiwan,” kata Marcin Jerzewski, analis mengenai hubungan Uni Eropa-Taiwan di European Values Center for Security Policy yang berbasis di Praha kepada VOA di Taipei.

Terlepas dari keberhasilan China untuk menarik Nauru, salah satu sekutu diplomatik Taiwan, Jerzewski mengatakan ia berpendapat upaya-upaya semacam ini tidak banyak berdampak terhadap rakyat Taiwan.

“Rakyat Taiwan tidak terlalu peduli mengenai Taipei mempertahankan hubungan dengan sekutu-sekutu diplomatik resmi Taiwan,” katanya.

Berdasarkan postingan Kementerian Luar Negeri Taiwan mengenai keputusan Taipei untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Nauru, beberapa orang Taiwan menulis bahwa Taiwan tidak memerlukan sekutu-sekutu diplomatik yang hanya meminta bantuan finansial, sedangkan yang lainnya mengatakan Taiwan harus fokus untuk memperdalam hubungan dengan mitra-mitra yang tepat.

Dalam konferensi pers pada Senin, kementerian itu mengumumkan keputusan mengakhiri hubungan dengan Nauru, seraya menyebut alasan upaya terus-menerus China untuk mendorong pergeseran diplomatik di negara di Kepulauan Pasifik itu melalui janji bantuan finansial.

Taipei menggambarkan upaya Beijing sebagai pembalasan terhadap hasil pemilihan presiden 13 Januari dan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan tantangan terang-terangan terhadap tatanan internasional. (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Presiden Terpilih Taiwan Lai Akan Hadapi Kemarahan China
“Kami tidak ingin bermusuhan dengan China. Kami bisa menjadi teman,” kata Lai
0
Taiwan Hadapi Dilema Kebijakan Luar Negeri
Analis sebut kampanye tekanan terbaru Beijing terhadap Taiwan itu merupakan bagian dari persaingan berebut pengaruh dengan AS di kawasan Pasifik