Tahun 2023 Jadi Tahun yang Paling Mematikan Bagi Migran

PBB mengatakan bahwa tahun 2023 jadi tahun paling mematikan bagi para migran sejak 2014, dengan sedikitnya 8.565 orang meninggal
Jumlah kematian migran yang tinggi tahun 2023 tercatat di seluruh Asia dan Afrika. (Foto: dw.com/id - Ben Stansall/AFP)

TAGAR.id - Jumlah migran yang tewas di tahun 2023 melonjak sebesar 20% dibanding tahun sebelumnya, dengan angka kematian tertinggi terjadi di Asia. Rute Mediterania dari Afrika Utara ke Eropa masih jadi rute paling mematikan.

PBB mengatakan bahwa tahun 2023 jadi tahun paling mematikan bagi para migran sejak 2014, dengan sedikitnya 8.565 orang meninggal di rute migrasi di seluruh dunia.

"Angka kematian tahun 2023 menunjukkan peningkatan tragis sebesar 20 persen dibandingkan tahun 2022, menyingkap perlunya tindakan mendesak untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut," ungkap Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dalam sebuah laporan yang dirilis hari Rabu (6/3/2024).

Proyek "Missing Migrants” atau Migran yang Hilang dari organisasi itu telah mendokumentasikan kasus-kasus kematian dan hilangnya para migran di seluruh dunia.

"Angka-angka mengerikan yang dikumpulkan oleh Proyek Missing Migrants ini juga menjadi pengingat bahwa kita harus kembali berkomitmen untuk melakukan tindakan yang lebih besar, yang dapat memastikan migrasi yang aman bagi semua, sehingga sepuluh tahun dari sekarang, orang-orang tidak perlu mempertaruhkan nyawa mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik," ujar Deputi Direktur Jenderal IOM, Ugochi Daniels.

migran asal afrikaFILE - Para migran asal Afrika yang mencoba melarikan diri ke Eropa berdesakan di perahu kecil, saat penjaga pantai Tunisia bersiap untuk memindahkan mereka ke kapal mereka, di laut antara Tunisia dan Italia, 10 Agustus 2023. (Foto: voaindonesia,com/FETHI BELAID/AFP)

Migran dipaksa mengambil rute berbahaya

Jumlah korban tewas tahun lalu telah melampaui rekor sebelumnya, yaitu 8.084 orang pada tahun 2016.

IOM mengatakan bahwa kurangnya jalur yang aman dan teregulasi, telah memaksa ribuan orang untuk mengambil rute migrasi yang berbahaya.

Laut Mediterania masih menjadi jalur paling berbahaya bagi para migran, di mana para migran berusaha mencapai benua Eropa dari Afrika Utara. Dilaporkan setidaknya 3.129 kasus kematian terjadi di sana pada tahun 2023. Angka tersebut merupakan angka kematian tertinggi pada rute ini sejak tahun 2017.

Jumlah kematian para migran yang tercatat paling tinggi ada pada Asia (2.138) dan di Afrika (1.866) pada tahun 2023. Di Afrika, kasus kematian banyak ditemukan terjadi di Gurun Sahara dan jalur laut menuju Kepulauan Canary di Spanyol. Sementara di Asia, sejumlah besar pengungsi Rohingya dan Afganistan kehilangan nyawa mereka.

Kasus kematian akibat tenggelam menyumbang setengah dari total kematian migran pada tahun 2023, demikian menurut laporan tersebut. Sementara itu, 9% dari kematian itu disebabkan oleh kecelakaan kendaraan dan 7% akibat kekerasan.

Sejauh ini, pada tahun 2024 sebanyak 512 migran telah kehilangan nyawa mereka. [kp/gtp (AFP, Reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Paus Fransiskus Hanya Berkaca di Hilir Terkait dengan Eksodus Pengungsi
Paus Fransiskus menyasar negara-negara yang menolak pengungsi dengan jargon moral “bak pemadam kebakaran” dan hanya bicara di hilir