Strategi Jokowi Hadapi Hoaks dari Pintu ke Pintu

Jokowi miliki strategi tersendiri untuk menghadapi hoaks dari pintu ke pintu.
Capres 01 Jokowi di depan ribuan pendudung dalan acara Alumni Jogja Satukan Indonesia di Stadion Kridosono Yogyakarta, Sabtu (23/3). (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (Tagar 23/3/2019) - Informasi tidak benar alias hoaks tidak lagi berkeliaran di media sosial. Namun sudah berhembus massif di dunia nyata, sudah mulai dihembuskan dari pintu ke pintu rumah. Jokowi miliki strategi tersendiri untuk menghadapinya. 

Calon Presiden (Capres) nomor 01 Joko Widodo meminta dan mengajak masyarakat Indonesia memerangi berita bohong itu. 

"Saat ini penyebaran berita bohong tidak hanya di media sosial, tapi sudah dari rumah ke rumah," kata Jokowi saat di acara Alumni Jogja Satukan Indonesia di Stadion Kridosono Yogyakarta, Sabtu (23/3).

Jokowi mengingatkan, Pemilu tinggal 24 hari lagi. Berita bohong akan semakin menjadi-jadi. 

"Hati-hati, saya mengajak kepada kita semuanya berani dan melawan hoaks. Mengajak untuk berani dan melawan kabar-kabar fitnah, untuk berani dan melawan berita bohong," paparnya yang disambut riuh tepuk tangan ribuan pendukung di tempat itu.

Menurut dia, berita bohong yang disebarkan baik melalui media sosial atau door to door, berupaya merusak dan memecah belah bangsa. Itu upaya menghasut sesama anak bangsa.

JokowiCapres 01 Jokowi di depan ribuan pendudung dalan acara Alumni Jogja Satukan Indonesia di Stadion Kridosono Yogyakarta, Sabtu (23/3). (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Jokowi menyontohkan informasi hoaks yang menyerang pasangan calon 01 perihal mata pelajaran agama dan azan. 

"(Informasi hoaks) misalnya, kalau Jokowi-Ma'ruf Amin menang pelajaran agama akan dihilangkan, jika Jokowi-Ma'ruf Amin menang maka azan dilarang," kata Jokowi yang disambut koor hoaks oleh ribuan massa.

Jokowi meminta agar masyarakat mewaspadai informasi-informasi yang tidak benar itu. Masyarakat harus meningkatkan kehati-hatian. Membutuhkan strategi tersendiri untuk bisa menangkal cara berpolitik yang tidak beretika itu.

"Cara-cara hoaks itu merupakan cara-cara berpolitik yang tidak beretika. Itu cara berpolitik yang tidak bertata krama," tegas Jokowi.

Lebih lanjut Jokowi mengungkapkan, peta sosial, politik dan ekonomi global sudah berubah. Butuh sikap kenegarawan, butuh komitmen bersama membangun bangsa. 

"Apalagi Indonesia ibaratnya sebuah kapal besar. Tentunya tantangan dan rintangannya besar," ujarnya.

Jokowi mengajak semua elemen bangsa menjaga kerukunan, bersatu padu dalam membangun bangsa. Menahkodai kapal sebesar Indonesia dengan 269 juta penduduk, memerlukan nahkoda yang berpengalaman. Ini karena tidak mudah memimpin Indonesia dengan keragaman baik budaya, adat istiadat dan juga kepercayaan atau agamanya.

"Jangan berikan pada kita, pemimpin yang coba-coba. Benar tidak. Jangan dipikir gampang dan mudah mengelola negara sebesar Indonesia itu," tegasnya. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.