Solusi China Atasi Pandemi dan Pulihkan Ekonomi Dunia

Dalam KTT BRICS ke-12 melalui video dari Beijing Presiden China usulkan beberapa solusi berantas pandemi virus corona dan pulihkan ekonomi dunia
Presiden China Xi Jinping dalam acara peringatan 70 Tahun keterlibatan Relawan Tentara Rakyat China dalam perang Korea, di Beijing, 23 Oktober 2020. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Beijing - Presiden China, Xi Jinping, menyampaikan pidato dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) BRICS ke-12 dari Beijing, 17 November 2020, melalui video, mengusulkan beberapa solusi untuk memberantas pandemi virus corona dan memulihkan ekonomi dunia.

Rusia menjadi tuan rumah KTT itu, dan sekaligus menjadi presiden BRICS tahun ini, yang setiap tahun dirotasi. BRICS adalah singkatan dari blok pasar negara-negara maju, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.

Pandemi virus corona dunia terus bergejolak. Sampai tanggal 19 November 2020 situs independen, worldometer, melaporkan jumlah kasus global mencapai 56.398.205 dengan 1.351.768 kematian. Dari lima negara anggota BRICS empat di antaranya yaitu India, Brasil, dan Rusia melaporkan kasus di atas 1 juta sedangkan Afrika Selatan 700.000-an. China melaporkan 86.369 kasus.

Xi menegaskan bahwa dunia sedang mengalami pandemi penyakit menular terburuk pada abad ini, dan ekonomi global mengalami resesi terburuk sejak Depresi Besar pada 1930an. Namun, ujar Xi, sebagai tema zaman, perdamaian dan pembangunan tetap tidak berubah dan tren zaman menuju dunia multi-kutub dan globalisasi ekonomi tidak dapat diubah lagi.

Dia menambahkan oleh karena itu penting untuk memperhatikan kesejahteraan masyarakat, menjunjung tinggi visi komunitas dan memberikan kontribusi yang layak untuk membangun dunia yang lebih baik lewat tindakan nyata.

Lebih jauh Xi menyerukan kepada negara-negara anggota BRICS untuk menjunjung tinggi keadilan dan keadilan internasional, multilaterisme, tujuan dan prinsip Piagam PBB, menjaga sistem internasional dengan PBB sebagai intinya, dan menghormati tatanan internasional berdasarkan hukum internasional.

Ia menyampaikan tentangan terhadap campur tangan urusan dalam negeri negara lain, serta penerapan sanksi secara sepihak dan pemberlakuan hukum di luar yurisdiksi masing-masing negara dalam KTT itu.

Xi menekankan bahwa selama satu tahun terakhir ini terbukti bahwa perebakan virus corona dapat dikendalikan dengan solidaritas, tindakan pencegahan dan pengendalian berbasis ilmiah. Oleh karena itu, Xi menegaskan, perpecahan harus diganti dengan rasa solidaritas dan prasangka dihilangkan dengan rasionalitas sehingga semua negara dapat bekerjasama melawan pandem ini.

Xi mengatakan perusahaan-perusahaan farmasi China – bersama mitra-mitranya dari Rusia dan Brazil – sedang melakukan uji klinis tahap tiga vaksin virus corona. Selain itu, China juga bersedia melakukan kerja sama yang relevan dengan India dan Afrika Selatan.

Terkait vaksin, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyampaikan keyakinannya atas vaksin anti-Covid-19 buatan Rusia, yang disebut “Sputnik,” dan perlunya kerjasama dengan negara lain untuk memastikan produksi massal vaksin itu.

“Vaksin Rusia ini ada, bekerja, efesien dan aman,” ujar Putin. “Pertanyaannya kini adalah soal mengatur produksi massal vaksin ini,” tambah pemimpin Rusia itu pada para pemimpin Brasil, India, China dan Afrika Selatan yang mengikuti KTT BRICS itu secara virtual (em/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Ahli Sebut Vaksin Covid-19 China dan Rusia Tak Efektif
Kalangan ahli menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 profil tinggi yang dikembangkan di Rusia dan China memiliki potensi kekurangan.
90% Karyawan Sinovac China Sudah Divaksin Covid-19
Sekitar 90 persen karyawan Sinovac Biotech dan keluarga mereka telah menggunakan vaksin virus corona Covid-19 eksperimental.
Jumlah Kasus Covid-19 di Indonesia Salip China
Jika ikuti laporan harian Covid-19 dengan hitungan seribuan sampai dua ribuan seakan tak bergerak, tapi akhirnya jumlah kumulatif salip China juga
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.