Simpang Susun Semanggi, Keberanian Ahok Tantang Wijaya Karya

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyebut pembangunan Simpang Susun Semanggi merupakan keberanian Ahok dalam menantang PT Wijaya Karya (Persero).
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat meresmikan open traffic Simpang Susun Semanggi, Jumat (28/7). (Foto: Ardha)

Jakarta, (Tagar 29/07/2017) - Dalam acara open traffic Simpang Susun Semanggi, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyebut pembangunan Simpang Susun Semanggi merupakan keberanian Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam menantang PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika untuk menyelesaikan proyek Semanggi ini dengan cepat.

"Cerita sedikit saja. Harus diakui bahwa bangunan Simpang Susun Semanggi adalah keberanian dari Pak Basuki termasuk menantang Wika (Wijaya Karya) apakah mampu membangun lebih cepat dari rencananya. Ternyata berhasil," Jelas Djarot.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur DKI ini mengatakan Simpang Susun Semanggi sebagai jembatan terpanjang di Indonesia.

"Pembangunan ini telah memenuhi standar, dan sebagai jembatan terpanjang se-Indonesia. Kita bisa bangun apapun termasuk jembatan," ucap Djarot di Semanggi, Jakarta, Jumat (28/7) kemarin.

Simpang Susun Semanggi merupakan proyek Pemprov DKI Jakarta yang dibangun ketika masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama. Groundbreaking proyek ini mulai berjalan pada 8 April 2016 lalu.

Lintasan pertama memiliki panjang 796 meter yang akan menghubungkan Gatot Subroto ke arah Bundaran Hotel Indonesia. Sementara lintasan kedua yang menghubungkan Grogol menuju Blok M memiliki bentang 826 meter.

Rencananya Simpang Susun Semanggi akan diresmikan Presiden Jokowi pada 17 Agustus 2017. Sehingga Simpang Susun Semanggi dapat digunakan secara efektif oleh warga DKI Jakarta.

Djarot berharap proses pembangunan tetap akan berjalan, demi mampu mengurai kemacetan di Kota Jakarta serta dapat dimanfaatkan masyarakat dengan baik. (Ard)

Berita terkait
0
Biden dan Para Pemimpin G7 Disebut Sepakati Larangan Impor Emas Rusia
Sebuah langkah yang bertujuan untuk semakin mengisolasi Rusia dari ekonomi global dengan mencegah partisipasinya di pasar emas