Sikap Mendua Gerindra Pada Hasil Quick Count

Sikap mendua Gerindra pada hasil quick count. Kalau jagoan menang, quick count dipuji. Kalau kalah, quick count tidak dipercaya.
Sikap Mendua Gerindra Pada Hasil Quick Count | Ferry Juliantono Ketua DPP Partai Gerindra. (Foto: Tagar/Riffi Rifzaldi)

Jakarta, (Tagar 29/6/2018) - Partai Gerindra senang dan langsung setuju dengan hasil hitung cepat (quick count) begitu jagoannya dalam pemilihan gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut) menempati posisi menang. Namun, partai yang sama ini tidak percaya hasil hitung cepat dalam pemilihan gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) ketika jagoannya dalam posisi kalah. 

Ray Rangkuti Pengamat Politik Lingkar Madani tidak heran dengan sikap mendua Partai Gerindra itu.

"Itulah sikap partai itu, partai itu kan bersikap dengan apa yang menguntungkan dia. Kalau di Sumut paslonnya menang, quick count ya dipuji-puji. Sedangkan di Jawa Barat mereka bersikap seolah-olah quick count itu tidak bisa dipercaya," kata Ray saat dihubungi Tagar News, Jumat (29/6).

"Quick count dipuji-puji kalau hasilnya menguntungkan. Quick count tidak dipercaya kalau hasilnya merugikan. Tapi itu sudah lumrah di dunia politik. Biarkan sajalah," lanjutnya. 

Partai Gerindra mengusung pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut. Empat lembaga survei menunjukkkan Edy-Musa meraih suara lebih unggul dari rivalnya, Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.

Hasil hitung cepat pada Rabu (27/6) lembaga survei Indikator Politik Indonesia (IPI) menunjukkan, Edy-Musa 55,21 persen, Djarot-Sihar 44,79 persen. Lembaga Survei Indonesia (LSI), Edy-Musa 57,12 persen, Djarot-Sihar 42,88 persen. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Edy-Musa 58,88 persen, Djarot-Sihar 41,12 persen. Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Edy-Musa 56,52 persen, Djarot-Sihar 43,48 persen. 

Selain Partai Gerindra, Edi-Musa diusung Partai Demokrat, PAN, PKS, Hanura, Nasdem, Golkar.

Legowo

Dalam Pilgub Jabar, Gerindra mengusung Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik). 

Tujuh lembaga survei membuat perhitungan cepat. Hasilnya menempatkan Asyik di bawah pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.

Pilgub Jabar diikuti empat pasang calon, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu), TB Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah), Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik), dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2DM).

Melihat tren hasil hitung cepat seperti itu, serta-merta Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar mengucapkan selamat pada Ridwan Kamil. Hal sama dilakukan pasangan Hasanah. Tapi tidak dengan pasangan Asyik. 

"Kalau sekarang mereka (Asyik) masih belum mau memberikan ucapan selamat, menganggap quick count itu belum sepenuhnya, ya itu memang benar. Quick count itu bukan perhitungan legal. Perhitungan legal itu nanti yang manual yang akan dibacakan oleh KPU," kata Ray.

Ia menambahkan, suara 2DM dan Hasanah memang sangat jauh dari perolehan suara Rindu, jadi menurutnya wajar mereka sudah mengucapkan selamat. 

"Berbeda dengan Asyik. Selisih suaranya hanya 3 persen dengan Rindu. Jadi mereka menganggap bahwa 3 persen itu belum tentu yang sesungguhnya. Ya nggak apa-apa. Tapi setelah nanti perhitungan real hasilnya seperti yang ada di quick count ya kita berharap mereka (Asyik) bisa menerima secara legowo," katanya.

Tunggu KPU

Hasil hitung cepat tujuh lembaga survei menempatkan Asyik pada urutan perolehan suara kedua. 

"Kami masih menunggu hasil rekapitulasi suara KPU," kata Ferry Juliantono Wakil Ketua Umum DPP Gerindra saat dihubungi Tagar News, Kamis (28/6).

Ia mengatakan bahwa pihaknya belum mau mengambil langkah gegabah sebelum pengumuman hasil rekapitulasi suara KPU.

Partai Gerindra, katanya, juga tidak tinggal diam. "Kami mengumpulkan data-data dari tiap TPS di daerah Jawa Barat dan mengawasi proses perpindahan kotak suara dari tingkat kecamatan sampai provinsi."

KPU menjadwalkan pengumuman hasil rekapitulasi suara secara manual pada 7 Juli 2018.

"Hari-hari ini sampai tanggal tujuh kami mengumpulkan bukti-bukti dari tiap TPS. Terus mengawasi proses perpindahan kotak suara. Harus diawasi karena rawan kecurangan. Kita harus hindari kemungkinan-kemungkinan seperti itu," katanya.

Ferry mengatakan, kalau menemukan bukti ada perbedaan perhitungan suara versi Gerindra dengan hasil perhitungan suara KPU, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Itu nanti setelah rekapitulasi suara. Nanti kita lihat, kita jawab dengan bukti-bukti. Masih jauh ke MK, tapi terbuka kemungkinan itu. Ke MK kalau terdapat bukti perbedaan perhitungan versi kami dengan dikuatkan bukti-bukti, dibandingkan dengan hasil perhitungan yang ada di KPU secara manual. Kalau kita bisa membuktikan perbedaan dan selisihnya itu, dan kalau di MK itu selisihnya harus maksimal 2 persen. Kalau ternyata lebih 2 persen, kami nggak ke MK. Kalau selisihnya kurang dari 2 persen, boleh dan layak diajukan ke MK," katanya.

Ia mengatakan ini bukan soal legowo atau tidak legowo. "Bukan soal apa-apa, MK itu tempat pengujian. Demokrasi juga mengatur urusan yang teknis seperti itu. Jadi bukan harus diartikan kita tidak terima atau apa. Ketika terdapat sengketa itu memang ada tempatnya di MK, jadi kita lihat saja nanti hasilnya."

Tujuh Lembaga Survei

Hendri Satrio Pengamat Politik sekaligus Analis Komunikasi Politik Universitas Paramadina mengatakan bahwa sikap Partai Gerindra yang menunggu hasil hitung KPU tersebut wajar.

"Ya wajar saja kalau mereka belum legowo karena hasil terakhirnya belum keluar. Jadi mesti tunggu sampai hasil keluar. Kalau bedanya 3 persen sih menurut saya wajar saja karena tipis," katanya saat dihubungi Tagar News, Kamis (28/6).

Berikut hasil hitung cepat tujuh lembaga survei dalam pemilihan gubernur Jawa Barat, data Rabu (27/6).

1. SMRC data masuk 100 persen: Rindu 32,26 persen, Hasanah 12,77 persen, Asyik 29,58 persen, 2DM 25,38 persen.

2. Charta Politika 99 persen suara terkumpul: Rindu 33,53 persen, Hasanah 11,38, Asyik 30,07 persen, 2 DM 25,02 persen.

3. Indobarometer 98,33 persen suara terkumpul: Rindu 32,33 persen, Hasanah 13,04 persen, Asyik 28,39 persen, 2 DM 26,24 persen.

4. Poltracking data terkumpul 99 persen: Rindu 31,81 persen, Hasanah 12,93 persen, Asyik 28,15 persen, 2DM 27,10 persen.

5. Instrat data terkumpul 95,67 persen: Rindu 32,72 persen, Hasanah 12,90 persen, Asyik 29,18 persen, 2DM 25,19 persen.

6. Litbang Kompas data terkumpul 98,25 persen: Rindu 32,72 persen, Hasanah 12,21 persen, Asyik 29,50 persen, 2DM 25,57 persen.

7. LSI data terkumpul 97,78 persen: Rindu 32,72 persen, Hasanah 13,00 persen, Asyik 28,10 persen, 2DM 26,00 persen. (ron)

Berita terkait
0
Yang Sedang Viral: Tentang ACT atau Aksi Cepat Tanggap, Pengelola Dana Masyarakat
Sebuah lembaga pengelola dana masyarakat, nama lembaganya ACT atau Aksi Cepat Tanggap, mendadak viral dan diselidiki polsi. Ada apa. Apa itu ACT.