Siaga Perang! Korut Luncurkan Rudal IRBM, Amerika, Australia dan Jepang Kelabakan

Gawat! Sejumlah negara dalam siaga perang di Semenanjung Korea, lantaran Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan rudal jarak menengah (IRBM), Jumat (15/9), pukul 06.57 pagi waktu setempat. Rudal IRBM itu berkecepatan 2000 kilometer per jam dan meluncur deras di atas langit Pulau Hokkaido, Jepang, sebelum jatuh di perairan Pasifik pukul 07.06 waktu setempat.
Ketua Sekretariat Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan rudal Korut diluncurkan pada pukul 06:57 pagi waktu setempat, Jumat (15/9) dan terbang di atas Pulau Hokkaido sebelum jatuh pada pukul 07:06, dengan jarak sekitar 2.000 kilometer. "Ini sungguh menakutkan. Pemerintah memberitahu kami untuk melarikan diri ke gedung-gedung yang stabil, tapi kami tidak bisa melakukannya dengan cepat,” tutur Yoichi Takahashi (57), seorang pejabat perikanan di Kushiro, Hokkaido kepada AFP. (Foto:Ist)

Pyongyang, (Tagar 15/9/2017) – Gawat! Sejumlah negara dalam siaga perang di Semenanjung Korea, lantaran Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan rudal jarak menengah (IRBM), Jumat (15/9), pukul 06.57 pagi waktu setempat. Rudal IRBM itu berkecepatan 2000 kilometer per jam dan meluncur deras di atas langit Pulau Hokkaido, Jepang, sebelum jatuh di perairan Pasifik pukul 07.06 waktu setempat.

Bersamaan dengan melesatnya rudal IRBM itu, suara sirene berbunyi keras diiringi pesan suara yang membuat jutaan warga Jepang panik dan kalang kabut. Bahkan, peluncuran rudal yang tiba-tiba ini, bukan hanya membuat rakyat Jepang kalut, tetapi juga warga Australia dan Amerika Serikat (AS) ikut kelabakan dan ketakutan.

Seperti dilansir AFP, Jumat (15/9), sirene peringatan itu juga diterima warga Jepang melalui telepon genggam. Isi pesannya berbunyi agar seluruh warga Jepang segera berlindung. Sirene melalui HP itu dikirimkan secara otomatis oleh operator telepon genggam.

"Peluncuran rudal! Peluncuran rudal! Berlindunglah di dalam gedung atau di bawah tanah," demikiam pesan peringatan melalui pengeras suara yang membangunkan warga Jepang yang sedang tidur,  Jumat (15/9) pagi waktu setempat.

"Ini sungguh menakutkan. Pemerintah memberitahu kami untuk melarikan diri ke gedung-gedung yang stabil, tapi kami tidak bisa melakukannya dengan cepat. Rekan-rekan kami di lepas pantai tidak akan pernah bisa berlindung," tutur Yoichi Takahashi (57), seorang pejabat perikanan di Kushiro, Hokkaido kepada AFP.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe sangat marah atas peluncuran rudal itu.  "Kita tak pernah bisa mentolerir Korea Utara yang menginjak-injak resolusi PBB dan kembali melakukan tindakan keterlaluan ini," kata PM Abe kepada para wartawan di Tokyo, seperti dilansir AFP, Jumat (15/9).

Ketua Sekretariat Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan rudal Korut diluncurkan pukul 06.57 pagi, waktu setempat, Jumat (15/9) dan terbang di atas Pulau Hokkaido, sebelum jatuh pada pukul 07:06 dengan jarak sekitar 2.000 kilometer. "kami memprotes sekeras-kerasnya, provokasi pihak Korea Utara ini," kata Suga dalam konferensi pers, seperti dikutip Reuters, Jumat (15/9).

Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel)  memperkirakan rudal terbaru ini kemungkinan melesat sejauh 3.700 kilometer dan mencapai ketinggian maksimalnya pada 770 kilometer. Dalam pernyataan terpisah, otoritas militer Korea Selatan (Korsel) menyatakan rudal Korut itu mencapai ketinggian sekitar 770 kilometer dan mengudara selama 19 menit pada jarak sejauh 3.700 kilometer.

Ditempat berbeda, Perdana Menteri (PM) Australia, Malcolm Turnbull, mengutuk keras peluncuran rudal Korut ini. Turnbull mengomentari ancaman Korut dengan mengatakan bahwa serangan Korut terhadap AS akan seperti bunuh diri.

"Tak ada yang ingin melihat perang di Semenanjung Korea. Jika Kim Jong Un memulai perang, menyerang AS atau salah satu sekutunya, dia akan menandatangani surat bunuh diri," tutur Turnbull seperti dilansir, News.com.au, Jumat (15/9).

Komando Pasifik AS menyebut, rudal yang diluncurkan adalah rudal balistik jarak menengah (IRBM). Pengamat mencatat, rudal ini melesat dalam daya jangkau yang cukup untuk mencapai Guam, di wilayah Amerika Serikat di Pasifik yang berjarak sekitar 3.400 kilometer dari Pyongyang. Peluncuran rudal ini merupakan yang pertama sejak dijatuhkannya sanksi baru PBB terhadap Korut pekan ini.

Dewan Keamanan PBB segera menggelar sidang darurat untuk membahas peluncuran rudal Korut yang melintasi wilayah Jepang.  Sidang darurat tersebut diminta Amerika Serikat dan Jepang. Menurut kepresidenan DK PBB seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (15/9), sidang akan digelar, pukul 15.00 waktu setempat dan akan berlangsung secara tertutup. (wwn/Reuters/AFP)

Berita terkait
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)