Setelah Politik Sontoloyo, Jokowi Kenalkan Politik Genderuwo

'Kita yakin terhadap Indonesia yang maju, bukan Indonesia yang gelap, apalagi Indonesia yang bubar.' - Jokowi
Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo berdiskusi dengan masyarakat kreatif Bandung di Simpul Space, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (10/11/2018). Selain meninjau produk kreatif, Capres Joko Widodo juga berdialog dengan masyarakat kreatif Bandung dalam upaya mengembangkan ekonomi digital. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Tangerang, (Tagar 12/11/2018) - Setelah politik sontoloyo, Jokowi memperkenalkan politik genderuwo. Politik sontoloyo adalah perilaku pelaku politik yang merusak kedamaian masyarakat dengan menggunakan jargon-jargon agama. Lantas, apa itu politik genderuwo?

Calon presiden RI periode 2019-2024 Joko Widodo menyatakan keyakinannya bahwa generasi muda Indonesia tidak akan takut dengan adanya politik "genderuwo" untuk menakuti masyarakat.

"Yang kita butuhkan adalah narasi dan suasana kepemimpinan yang menumbuhkan keberanian, bukan narasi yang menakut-nakuti, bukan politik 'genderuwo' yang menebarkan ketakutan, anak muda kita pasti tidak akan takut dengan itu. Saya meyakini itu," kata Jokowi di ICE BSD Kota Tangerang, Minggu malam (11/11) mengutip kantor berita Antara.

Calon presiden yang berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin itu menyebutkan potensi besar anak muda Indonesia hanya bisa muncul dan membesar atau berkembang jika didukung oleh ekosistem yang kondusif dan penuh dengan optimisme.

"Kita yakin terhadap Indonesia yang maju, bukan Indonesia yang gelap, apalagi Indonesia yang bubar," kata Jokowi.

Menurut capres bernomor urut 01 itu, sebagai bangsa memang semua harus waspada dengan ancaman dan tantangan.

"Kewaspadaan itu harus dibarengi dengan membangun kekuatan diri bukan dengan merusak kekuatan sendiri," katanya.

Jokowi menyesalkan adanya sumber ketakutan yang justru berasal dari dalam negeri yang menakut-nakuti anak muda.

"Ada yang menakut-nakuti rakyat kita sendiri. Bangsa lain saja takut kepada anak muda kita, lho kok justru dari dalam negeri yang menakuti anak muda kita," katanya. 

Ia mencontohkan adanya bom di Jalan Thamrin Jakarta beberapa tahun lalu merupakan upaya menakut-nakuti rakyat Indonesia.

"Kita lawan dengan keberanian, Indonesia tidak takut, suasana ketakutan dan pesimisme harus dijauhkan dari kehidupan anak muda," katanya.

Menurut dia, semua harus membuat anak muda percaya diri bukan ditakuti. Anak muda harus kita beri ekosistem yang mendukung, memfasilitasi daya kreasi agar anak muda mempunyai keberanian dan optimisme meraih cita-cita.

"Inovasi dan kreativitas harus melambung tinggi dan membawa Indonesia maju," katanya. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.