Setelah Beberapa Dekade Terakhir Penjualan Piringan Hitam Melonjak Kembali di Brasil

Pendapatan mereka meningkat dua kali lipat menjadi 2,2 juta dolar AS dibandingkan dengan tahun sebelumnya
Operator William Carvalho mulai membuat rekaman pada permukaan asetat yang merupakan bagian dari produksi vinil tahap pertama di pabrik Polysom di Belford Roxo, Brasil, Selasa, 16/4/2024. (Foto: voaindonesia.com/AP/Bruna Prado)

TAGAR.id – Tahun 2023 lalu, untuk pertama kali dalam beberapa dekade, penjualan piringan hitam melampaui penjualan CD dan DVD di Brasil. Angka ini menurut data dari asosiasi perusahaan rekaman terbesar di negara tersebut.

Pendapatan mereka meningkat dua kali lipat menjadi 2,2 juta dolar AS dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan 15 kali lipat lebih tinggi daripada tahun 2019. Ini menurut Pro-Musica.

Namun, angka tersebut hanya memasukkan rilis album baru, karena penjualan piringan hitam bekas tidak mungkin untuk dilacak.

“Ini sangat bagus. Saya mulai menjual rekaman sesuai pesanan, dan ini menuai sukses, terus tumbuh. Saya menjualnya di pameran dan segala macam, saya melihat ketertarikan yang besar dari orang-orang untuk membeli piringan hitam, di Brasil maupun luar negeri,” kata pemilik toko piringan hitam, Mustafa Baba Aissa.

DJ Mustafa Baba-AissaDJ Mustafa Baba-Aissa (Aljazair), menunjukkan salinan album The Brasil Bombshell Ace of Hearts 1965 milik Carmen Miranda, di toko kaset Vinil do Mustafa miliknya, di Rio de Janeiro, Brasil, Jumat, 19/4/2024. (Foto: voaindonesia.com/AP/Bruna Prado)

Ada ribuan pedagang dan pembeli di laman-laman dan juga grup-grup Facebook. Sementara itu, penggemar lokal dan pembeli asing menjelajahi pameran, pasar loak, dan toko barang rekaman bekas, untuk mencari rekaman samba, bossa nova, Tropicalismo, dan musik populer Brasil untuk melengkapi koleksi mereka.

Mereka yang baru bernostalgia dengan era analog juga bertambah. “Ketika Anda menurunkan harga pemutar piringan hitam, media rekamnya akan ikut terjual,” kata produser musik dan kolektor, Carlos Savalla.

“Sebelumnya, Anda tidak bisa membeli pemutar piringan hitam di mana pun. Sekarang mereka mulai memproduksinya lagi,” tambah Savalla, sambil berdiri di depan tumpukan koleksinya di Rio, yang menyimpan lebih dari 60 ribu piringan hitam.

Piringan hitam kembali digemari di Brasil, mengikuti tren global selama 15 tahun terakhir.

Di Amerika Serikat (AS), pendapatan bisnis ini mencapai 1,4 miliar dolar AS pada 2023 dan melampaui penjualan CD dan DVD untuk tahun kedua berjalan. Ini menurut Asosiasi Industri Rekaman Amerika.

Ketertarikan kembali masyarakat Amerika itu banyak dikaitkan dengan album milik Taylor Swift. “Midnights,” yang dirilis pada 2022, menjadi album mayor pertama yang dirilis dan memiliki versi piringan hitam pertama sejak 1987.

Carlos SavallaCarlos Savalla mengembalikan sejumlah album ke rak di studionya tempat ia menyimpan koleksi musiknya, di Rio de Janeiro, Brasil, 19/4/2024. Savalla, seorang produser musik berusia 66 tahun di Rio, memiliki lebih dari 60.000 piringan hitam. (Foto: voaindonesia.com/AP/Bruna Prado)

Di Brasil, naiknya ketertarikan tidak disebabkan oleh artis-artis papan atas yang bahkan tidak merilis piringan hitam, menurut Marcelo Froes, peneliti dan jurnalis musik.

Sebaliknya, pembeli saat ini adalah penggemar mendalam yang tertarik pada album klasik dan menemukan artis baru atau musisi yang dulu tidak dikenal.

Pasar ini masih berupa segmen kecil, tetapi terus berkembang. Pada 2008, semua pabrik piringan hitam di Brasil telah tutup.

Tetapi, Joao Augusto, seorang produser, mulai mendengar tentang kebangkitan di Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini menginspirasi dirinya dan sejumlah mitra, untuk membeli dan menghidupkan kembali bekas pabrik piringan hitam, Polysom.

Operator sedang memproduksi piringan hitamOperator sedang memproduksi piringan hitam di pabrik Polysom di Belford Roxo, Brasil, 16/4/2024. Penjualan Vinyl di Brasil kembali berjaya, mengikuti tren global selama 15 tahun terakhir. (Foto: voaindonesia.com/AP/Bruna Prado)

Lima belas tahun kemudian, Polysom telah memproduksi 1,3 juta rekaman, dan pesaing kemudian mengoperasikan dua pabrik lain. Sementara sejumlah label kecil berfokus dalam mengangkat sejumlah pemusik di luar jajaran pemusik populer Brasil, perusahaan-perusahaan yang lebih besar juga melibatkan diri.

Anak usaha Universal Music di Brasil merintis kelompok usaha piringan hitamnya sendiri pada 2022, dengan memproduksi sejumlah album dari beberapa musisi terbesar sepanjang waktu negara itu seperti Gilberto Gil, Chico Buarque, Rita Lee dan Maria Bethania.

Perusahaan ini juga menjual rekaman impor dari artis-artis asing, mulai dari Billie Eilish hingga The Beatles dan Ella Fitzgerald. “Ini sungguh membuat ketagihan. Anda membeli piringan hitam bekas seharga 30, 40, atau 50 reai, dan ketika seorang artis yang Anda sukai merilis album baru, Anda berpikir, wow sekarang ada dalam format piringan hitam. Dan mata Anda berbinar. Jadi, Anda mau menyisihkan uang untuk membeli itu,” kata Savalla. (ns/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Piringan Hitam, Kepingan dari Masa Lalu yang Kembali Diputar
Piringan hitam sempat mengalami masa kejayaan berpuluh tahun lalu, namun digantikan oleh kaset pita. Kini piringan hitam kembali digemari.