Seruan Partai Oposisi Utama India untuk Akhiri Kebencian di Kashmir

Aksi unjuk rasa berlangsung di tengah pengamanan ketat untuk mencegah aksi kekerasan dan memastikan unjukrasa itu berakhir damai
Anggota parlemen dan pemimpin partai Kongres Nasional India (INC), Rahul Gandhi, bersama saudara perempuannya, Priyanka Vadra, melakukan pawai unjuk rasa di Srinagar, Kashmir-India, 29 Januari 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Srinagar, Khasmir, India – Jalan-jalan di Srinagar pada hari Minggu, 29 Januari 2023, bergema dengan slogan-slogan “Akhiri Kebencian, Satukan India” dan “Salam Ibu India” ketika ribuan orang dari berbagai pelosok India berbaris bersama untuk menandai akhir “Bharat Jodo Yatra” atau pawai “Persatuan India” di wilayah Kashmir yang dikuasai India.

Aksi unjuk rasa berlangsung di tengah pengamanan ketat untuk mencegah aksi kekerasan dan memastikan unjukrasa itu berakhir damai. Warga diserukan untuk tidak keluar rumah karena pemberlakuan pembatasan ketat di beberapa lokasi di Srinagar, ibu kota wilayah itu.

Pawai atau unjuk rasa selama 135 hari itu dimaksudkan untuk memprotes kebijakan-kebijakan nasionalis Partai Bharatiya Janata yang berkuasa. Kongres Nasional India (INC), yang merupakan partai oposisi terbesar di negara itu, memulai aksi unjuk rasa itu sejak September lalu dari Kanyakumari, kota pesisir di negara bagian Tamil Nadu, di bagian selatan India.

the kashmir filesThe Khasmir Files. (Foto: dw.com/id)

Anggota parlemen yang juga mantan Presiden INC, Rahul Gandhi, memimpin perjalanan sejauh 4.080 kilometer melintasi negara itu. Menurut juru bicara INC, Jairam Ramesh, jutaan orang ikut bergabung dengan rombongan itu selama beberapa waktu saat prosesi 118 orang yang menggelar aksi secara permanen itu melintas dan bergerak melalui 75 distrik di berbagai negara bagian India.

“Saya belajar banyak selama pawai ini setelah berinteraksi dengan ribuan warga. Tujuan pawai ini adalah untuk mengakhiri kebencian yang meluas di negara ini,” ujar Gandhi kepada wartawan. Ia merujuk pada dugaan penganiayaan warga minoritas dan komunitas lain yang tinggal di India, di bawah pemerintahan BJP pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.

“Pawai ini telah memberi masyarakat India suatu visi alternatif tentang cinta, perdamaian dan kesempatan untuk saling merangkul,” tambahnya. “BJP dan RSS (partai ekstremis Hindu.red) telah menyampaikan visi yang penuh kebencian, arogansi dan kekerasan.”

BJP belum menanggapi pernyataan Gandhi itu. (em/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Polisi India Larang Pelajar dan Mahasiswa Tonton Film Dokumenter BBC tentang PM Narendra Modi
Sejumlah polisi dengan senjata gas air mata dan perlengkapan anti huru hara berkumpul di Universitas Jamia Millia Islamia di New Delhi
0
Seruan Partai Oposisi Utama India untuk Akhiri Kebencian di Kashmir
Aksi unjuk rasa berlangsung di tengah pengamanan ketat untuk mencegah aksi kekerasan dan memastikan unjukrasa itu berakhir damai