Sepakbola Dunia Berduka, Lamongan Histeris, Ada Apa dengan PSSI?

Sepakbola Indonesia, khususnya tim Persela Lamongan, Indonesia dan dunia berduka atas meninggalnya kiper sekaligus kapten tim Choirul Huda.
Choirul Huda. (Foto:Ist)

Jakarta, (16/10/2017) – Sepakbola Indonesia, khususnya tim Persela Lamongan, Indonesia dan dunia berduka atas meninggalnya kiper sekaligus kapten tim Choirul Huda. PSSI dalam tiga bulan terakhir ini terus mengalami masalah dengan banyaknya insiden di lapangan maupun di luar lapangan. Mulai dari tewasnya suporter pertandingan seperti Catur Juliantono, Ricko Andrean dan Banu Rusman. Terakhir kiper Persela Lamongan, Choirul Huda.

Tampaknya ada sesuatu yang terjadi dalam lembaga PSSI, dibalik banyaknya insiden yang memilukan publik sepakbola Indonesia dan dunia. PSSI perlu segera melakukan evaluasi besar menyangkut perhatiannya terhadap sistem dan program kompetisi Liga 1, Program keselamatan pemain dan suporter, tindakan medis di lapangan, saat pemain mengalami situasi darurat sampai jaminan asuransi bagi pemain maupun suporter ketika mengalami insiden seperti Choirul Huda serta perhatian PSSI terhadap masa depan pemain setelah tidak lagi menjadi pemain.

Meninggalnya kiper Persela Lamongan, Choirul Huda akibat benturan fisik dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, dalam laga Liga 1 kontra Semen Padang di Stadion Surajaya, Minggu (15/10) menjadi berita utama media nasional dan internasional. Gelandang Manchester United, Paul Pogba menyampaikan dukacita. "Turut berdukacita Choirul. Doa saya untukmu dan keluargamu," tulis Pogba dalam akun Twitter pribadinya.

FIFA pun menyampaikan ucapan bela sungkawa melalui akun Instagram resminya.

#Fifaworldcup, Tragic news in Indonesia today, after popular goalkeeper Choiral Huda passed away following an on-field collision. Our sincere condolences to Choiral's family and his club and fans in Indonesia.#Repost @perselafc INNALILLAHI WAINNA ILAIHI ROJIUN Selamat jalan CAP @c.huda_01 The real legenda of PERSELA 18 tahun setia membela Persela Semoga dosa diampuni dan amal diterima Allah SWT. Jika ada kekhilafan almarhum dimasa lalu, harap keikhlasan memaafkan. Semoga keluarga diberikan kekuatan untuk menghadapi. Terima kasih untuk dedikasi tiada henti dan inspirasi bagi Persela, Lamongan dan sepak bola Indonesia #terimakasihCAP #persela #lamongan #choirulhuda#ripchoirulhuda

Tangis Istri dan Histeria Suporter

Informasi meninggalnya Huda membawa duka buat para pemain Liga 1 Indonesia. Tangisan terdengar dari beberapa pemain, termasuk penjaga gawang Ferdiansyah. Reaksi serupa ditunjukkan suporter Persela, La Mania. "Huda! Huda," bunyi teriakan seorang suporter yang kemudian diikuti rekan-rekannya. Suasana Stadion Surajaya, saat itu mendadak bergemuruh dengan teriakan nama Choirul Huda dari seluruh La Mania yang hadir.

Istri penjaga gawang Persela Choirul Huda, Lidya, tak mampu menahan tangis ketika jenazah suaminya tiba menggunakan mobil ambulan, Minggu (15/10) di rumah duka di Jalan Basuki Rahmad RT 1 RW 5 no 66 Lamongan, Jawa Timur yang dipenuhi oleh LA Mania. Rencananya jenazah Choirul Huda akan dimakamkan malam ini di tempat pemakaman umum (TPU) Kelurahan Ngaglik.

Choirul Huda (38 tahun), mengembuskan napas terakhir di RSUD dr Soegiri, Lamongan, Minggu (15/10). Sebelum dilarikan ke rumah sakit, sosok kiper berusia 38 tahun itu sempat mendapatkan pertolongan dengan alat bantu oksigen. Di RSUD dr Soegiri, Huda kembali mendapatkan alat bantu pernapasan yang sifatnya permanen. "Dengan begitu, kami berharap melakukan pompa otak sama jantung," kata Dokter Spesialis Anastesi, Yudistira. Tidak ada respons dari sang pemain dalam satu jam pompa jantung dan otak. Akhirnya, tim dokter menyatakan bahwa Huda meninggal dunia pukul 16.45 WIB.

Menurut diagnosis Yudistira, sang pemain diduga mengalami trauma dada, kepala dan leher. Di dalam leher, ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak."Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan napas," kata Yudistira.(dbs/wwn)

Berita terkait