Selamat Berpuasa, NU-Muhammadiyah Kompak Awal Ramadan Kamis 17 Mei

Selamat berpuasa, NU-Muhammadiyah kompak awal Ramadan Kamis 17 Mei. Muhammadiyah sudah resmi. NU pengumuman besok.
PP Muhammadiyah memberikan keterangan pers perihal awal Ramadan dan Syawal di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Cik Ditiro, Kota Yogyakarta, Senin 14/5/2018. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (Tagar 14/5/2018) - Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah kompak awal Ramadan adalah Kamis 17 Mei 2018. 

Metode falak Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan 1 Ramadan 1439 H jatuh pada Kamis 17 Mei 2018 M.

Namun demikian, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum menetapkan awal puasa Ramadan 2018. NU masih menunggu hasil rukyat Lembaga Falakiyah dan sidang isbat Kementerian Agama.

Ketua Lembaga Falakiyah PBNU KH Ghazalie Masroeri mengatakan dalam menetapkan awal puasa, NU menggunakan metode rukyatul hilal atau melihat langsung bulan baru. Dasarnya adalah hadis riwayat Ahmad dan Abu Dawud.

"Jika tidak terlihat, maka 30 hari (umur Sya'ban)," kata Ghazalie.

Namun demikian, bukan berarti NU tidak memiliki perhitungan mengenai kapan dimulainya puasa. Berdasarkan hasil perhitungan metode falak Lembaga Falakiyah NU, ijtimak terjadi pada Selasa sore 15 Mei 2018.

Dari hasil falak tersebut, Ramadan 2018 jatuh pada Kamis, 17 Mei. Sebab, hilal tidak dapat terlihat sehingga umur Sya'ban digenapkan menjadi 30 hari.

Meski demikian, NU tetap menggelar rukyat pada hari ke-29 Sya'ban 1439 H yang jatuh pada Selasa besok (15/5).

PP Muhammadiyah

Sementara itu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan 1 Ramadan 1439 Hijriyah jatuh pada Kamis 17 Mei 2018. Sedangkan 1 Syawal 1439 Hijriyah pada Jumat 15 Juni 2018.

Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Oman Fathurahmaan, menentukan awal Ramadan ada tiga syarat. "Jika salah satu dari tiga syarat belum terpenuhi, maka awal Ramadan belum tiba," katanya dalam keterangan pers di Kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro Yogyakarta, Senin (14/5).

Oman menjelaskan, ketiga syarat tersebut adalah ijtimak atau konjungsi bulan dan matahari. Pada Selasa (15/5) besok masih masuk 29 Syaban. Pasalnya matahari terbenan pada pukul 17.28 WIB lebih 58 detik, sedangkan waktu ijtimak pada pukul 18.50 WIB.

Syarat kedua adalah ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam. Syarat ketiga adalah saat matahari terbenam, posisi bulan masih di atas horizon.

Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas mengajak umat Islam di Indonesia, Ramadan menjadi usaha menghindari hal-hal yang merusak dan berdosa. Ramadan menjadi momentum menunjukkan perilaku dan tindakan yang beradab.

"Mari menghindari permusuhan, kekerasan, dengki, amarah, provokasi, teror dan perilaku kotor lainnya," kata dia.

Yunahar mengatakan, selama Ramadan sebaiknya mengikuti sunnah Rasulullah. Ramadan juga menjadi momentum membentuk dan memperkuat karakter diri setiap muslim.

"Berpuasa dan ibadah Ramadan merupakan proses perubahan perilaku menuju kebajikan utama, membentuk individu yang shaleh dalam pribadi dan sosial," tegasnya. (ans/af)

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.