Sekjen PBB Bertemu dengan Putin Bahas Perang di Ukraina

Sekjen PBB, Antonio Guterres, bertolak ke Moskow untuk melangsungkan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri), berbincang dengan Sekjen PBB, Antonio Guterres, dalam sebuah pertemuan Peringatan PD Pertama di Paris, Prancis 11 November 2018 (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Markas PBB, New York, AS - Sekjen PBB, Antonio Guterres, bertolak ke Moskow untuk melangsungkan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, upaya terbaru untuk membuatnya setuju menangguhkan atau menyudahi serangan di Ukraina yang sudah berlangsung selama dua bulan.

Juru Bicara Guterres, Farhan Haq mengatakan Guterres kemudian akan terbang ke Kyiv pada hari Kamis, 28 April 2022, untuk bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, karena ia menilai “ada kesempatan nyata” untuk mencapai kemajuan.

Sekjen PBB Antonio GuterresSekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, berpidato di Sidang Umum PBB di New York City, 21 September 2021. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Dalam perjalanan ke Moskow, Guterres hari Senin bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara, yang telah berusaha tetapi sejauh ini gagal menengahi diakhirinya pertempuran antara dua tetangga maritim Turki.

Haq mengatakan, “Anda dapat melihat bahwa kesediaan para pihak untuk bertemu dengan Guterres, untuk mendiskusikan berbagai hal dengannya, merupakan sebuah kesempatan.”

Ditambahkannya, “Kita akan melihat apa yang dapat dilakukan, apakah bisa mendapatkan perbaikan nyata dalam situasi kemanusiaan. Apakah bisa menghentikan pertempuran dalam jangka waktu tertentu.”

Guterres telah berulangkali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan atau jeda singkat dalam pertempuran, tetapi tidak berhasil.

Haq mengatakan ia tidak ingin “membesar-besarkan kemungkinan” tercapainya salah satu tujuan pertemuan Guterres itu, dan mengingatkan diplomasi bukan tongkat ajaib yang dapat membuahkan hasil dalam sekejap. Namun, ia menegaskan bahwa Guterres bersedia mengambil kesempatan itu untuk berupaya memperbaiki situasi.

“Karena pada akhirnya, jika kita bisa mencapai kemajuan, sekecil apapun, akan sangat berarti bagi puluhan atau bahkan ratusan ribu orang,” ujar Haq.

Tetapi Wakil Duta Besar Rusia Untuk PBB Dmitry Polyansky mengatakan, “Kami tidak merasa gencatan senjata merupakan opsi yang tepat sekarang ini karena satu-satunya manfaat langkah itu adalah memberi kesempatan pada pasukan Ukraina untuk mengelompokkan diri kembali dan melancarkan lebih banyak provokasi, seperti di Bucha.”

Ia merujuk pada kota di Ukraina di mana pasukan Rusia dituding telah melakukan kekejian (em/lt)/voaindonesia.com. []

Latar Belakang Konflik Ukraina dan Invasi Rusia ke Donbas

Presiden Ukraina Minta Amerika Kirim Tambahan Jet

Presiden Ukraina Sebut Jerman dan Prancis Halangi Ukraina Gabung NATO

Pemerintah Jerman Tolak Kirim Senjata ke Ukraina

Berita terkait
Perusahaan Alutsista Jerman Berencana Pasok Alat Berat ke Ukraina
Perusahaan pertahanan Jerman, Rheinmetall, meminta persetujuan untuk mengekspor 100 kendaraan tempur infanteri tua Marder ke Ukraina
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.