Sebuah Kitab Jawa Kuno, Ramalkan Siapa Pemimpin Indonesia

Sebuah Kitab Jawa Kuno yang beredar di masyarakat dan terbukti kebenarannya.
Ketua Lesbumi NU Kota Depok, Romo Donny Ranoewidjojo mengatakan bahwa siapa pemimpin Indonesia telah diramalkan jauh hari di Serat Sabdo Jati. Kamis siang (7/2). (Foto: Tagar/ Eno Suratno Wongsodimedjo)

Jakarta, (Tagar 8/2/2019) - Kitab Jawa Kuno bernama "Serat Sabdo Jati" diungkap budayawan sekaligus Ketua Lesbumi NU Kota Depok, Romo Donny Ranoewidjojo. Ia telah meramalkan siapa pemimpin Indonesia.

Hal tersebut dikatakan Donny saat menjadi pembicara di sebuah diskusi sejarah bertajuk "Prediksi Atau Ramalan: Pemimpin Nusantara Berdasarkan Kitab-kitab Atau Serat Jawa Kuno (Bagian Kedua)" yang dihelat komunitas #Doyan Sejarah, di Teater Mini Ruang Audio Visual, Lantai 8 Perpustakaan Nasional Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (7/2) siang.

Dalam diskusi tersebut, Romo Donny menuturkan sejarah penggunaan aksara dan budaya tulis-menulis oleh orang-orang di Nusantara berabad-abad silam.

Manusia Jawa Kuno mulanya disebut Donny tidak memiliki budaya tulis menulis. Kehidupan yang makmur dan damai membuat masyarakat saat itu tidak memiliki urgensi apapun untuk membuat atau menggunakan aksar sebagai naskah maupun catatan.

Masyarakat Jawa Kuno hanya mengandalkan ingatan dan dan syair-syair berupa tembang dan lagu. Oleh karenanya, catatan dalam kitab atau naskah kuno masyarakat Nusantara secara umum, menggunakan aksara "pinjaman" dari budaya Hindu (sanskrit) dan Islam (arab).

"Sebenarnya kitab atau serat dalam masyarakat tradisional kita itu extension. Karena kita itu aksaranya minjam. Jadi gak ada aksara asli yang kita punya, kan," papar Romo Donny, saat menjadi pembicara diskusi.

"Aslinya kita ini orang pengingat. Orang lisan. Kita ini orang lisan, yang pandai mengingat," Imbuh Donny.

Budaya tulis menulis dalam bentuk naskah dan serat, baru mulai digunakan masyarakat Nusantara paska banyaknya pedagang-pedagang dari luar wilayah. Mereka berlayar ke kawasan kepulauan Nusantara demi mencari rempah-rempah yang begitu subur tumbuh di tanah itu.

Naskah dan Serat yang Berisi Ramalan

Saat bahasan kemudian merunut kepada naskah dan serat yang berisi ramalan, Romo Donny menyebut kitab kuno bernama "Serat Jayabaya".

Raden Ngabehi Ronggo Warsito sang penggubah kitab, disebut Donny menulis kitab bernama Musarar, yang kemudian lebih dikenal dengan Serat Jayabaya. Sebuah serat yang berisi ramalan-ramalan yang saat ini telah menjadi nyata.

"Bumi Jawa terbelah dua, perempuan kehilangan rasa malunya, atau pasar hilang kumandangnya, itu di kitab Musarar yang digubah Raden Ngabehi Ronggo Warsito," papar Donny

"Semua terbukti. Misal, dulu waktu saya kecil, pasar itu masih ada kumandangnya. Jadi kita di deket pasar itu seperti bunyi tawon itu. berdengungan kan orang. Saling tawar- menawar segala macam. Sekarang tawar-menawar, belanja-belanja di android sudah. Di online," jelas Donny

Lulusan S3 Sastra Jawa itu kemudian menyebut kitab lain yang bernama Serat Sabdo Jati. Dalam kitab tersebut, Ronggo Warsito menyebut dua rangkaian angka yang akan menjadi waktu kematian dari Ronggo Warsito itu sendiri, dan berakhirnya panjajahan di atas tanah Jawa.

Ronggo Warsito juga menyebutkan ciri dari pemimpin Nusantara setelah penjajahan usai. Meski tidak menyebutkan nama secara spesifik, ramalan dalam kitab tersebut kemudian juga terbukti kebenarannya.

"Dalam kitab itu digambarkan, nanti penjajahan akan selesai pada angka tahun sekian, tapi tahun Jawa ya. Kemudian di convert dengan tahun masehi, tepat dengan tahun 1945," ujar Romo Donny.

Romo Donny menambahkan, nanti akan dituntun orang dengan baju putih, suka bersabuk putih dan suka menunjuk-nunjuk. Yaitu Bung Karno. 

"Pidato di podium, Bung Karno pake baju safari yang ada sabuknya diluar itu," Tegas Donny. []

Berita terkait
0
5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Hunian di Sentul
Selain Bekasi dan Tangerang Selatan, Bogor menjadi kota incaran para pemburu hunian di sekitar Jakarta. Simak 5 hal ini yang perlu diperhatikan.