Satu Tahun Tewasnya Jenderal Revolusi Iran Qassem Soleimani

Satu tahun tewasnya jenderal Pasukan Revolusi Iran, Qassem Soleimani diperingati warga dengan cara turun ke jalan di pusat Kota Baghdad.
Potret wanita muda Iran. (Foto: Tagar/Getty Images)

Jakarta - Satu tahun tewasnya jenderal Pasukan Revolusi Iran, Qassem Soleimani diperingati puluhan ribu warga Irak dengan cara turun ke jalan di pusat Kota Baghdad. Peringatan insiden yang turut menewaskan Komandan Milisi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis itu diwarnai dengan aksi menyerukan slogan anti-Amerika Serikat.

Ribuan orang berkumpul pada Sabtu, 2 Januari 2021 sore di jalanan yang menghubungkan kota dan bandara di Baghdad untuk memperingati kematian Soleimani. Di tempat Soleimani dan Muhandis tewas terbunuh massa menggelar doa bersama untuk mengenang kematian dua tokoh tersebut. 

Aksi massa itu berlangsung di tengah memuncaknya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat jelang berakhirnya pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Banyak warga yang menuntut pembalasan atas kematian dua tokoh tersebut.

Soleimani, pemimpin Garda Revolusi Iran — pasukan elit yang bertugas mengamankan kepentingan Iran di luar negeri, tewas terbunuh oleh bom pesawat tanpa awak yang menyerang iring-iringan kendaraannya di bandara, Baghdad, pada 3 Januari 2020. 

Serangan itu membuat hubungan Iran dan AS jatuh ke titik terendah dan menyebabkan banyak pihak khawatir akan ada pertempuran besar antara dua negara tersebut.

Washington menuduh Soleimani terlibat sebagai dalang di balik serangan para milisi terhadap pasukan AS di daerah Timur Tengah.

Para demonstran berkumpul di Alun-Alun Tahrir demi memenuhi seruan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) — kelompok bersenjata yang didukung dan mendapat pelatihan dari tentara Iran. Massa mengibarkan bendera Irak dan menyerukan slogan-slogan anti Amerika Serikat, di antaranya “Amerika Serikat Iblis Terbesar”.

Terkait ketegangan itu, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif pada Sabtu, 2 Januari 2021 meminta Trump agar tidak terjebak oleh provokasi perang menggunakan pasukan AS yang siaga di Irak. 

"Iran curiga provokasi itu datang dari Israel," demikian diulas laman Reuters.

Seorang pejabat Israel membantah tuduhan itu dan menyebutnya tidak masuk akal. Ia mengatakan Israel yang harus waspada menghadapi ancaman serangan dari Iran pada peringatan satu tahun kematian Soleimani.

Amerika Serikat menyalahkan pasukan yang diduga didukung Iran karena mereka kerap menembakkan roket ke sejumlah bangunan milik AS di Irak, termasuk di antaranya satu bangunan dekat Kedutaan Besar AS. 

Sejauh ini, belum ada kelompok bersenjata yang terafiliasi dengan Iran mengklaim bertanggung jawab atas serangan serangan tersebut.

Militer AS pekan lalu menerbangkan pesawat tempur peluncur bom B-52 ke kawasan Timur Tengah sebagai peringatan terhadap Iran. Namun, pesawat itu telah keluar dari Timur Tengah.[]

Berita terkait
Operasi Rahasia Lenyapkan Ilmuwan-ilmuwan Nuklir Top Iran
Operasi rahasia selama 20 tahun untuk melenyapkan ilmuwan-ilmuwan nuklir top Iran, siapa pelaku dan apa pula motifnya?
Bulan Maret 2021 Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Irak
Paus Fransiskus akan berkunjung ke Irak Maret 2021, dia akan dapati minoritas Katolik-Kaldea yang menyusut akibat perang berkepanjangan di Irak
Dukung Kemerdekaan Palestina, Tutup Diplomatik dengan Israel
Dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasila Prof. Eddy Pratomo mendukung langkah Pemerintah tak buka diplomatik dengan Israel, Palestina merdeka.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.