Said Aqil Siradj, Ulama Besar di Belakang Jokowi

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama selama dua periode di belakang Jokowi.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (tengah) menghadiri pengajian akbar di Pondok Pesantren (Ponpes) Zumrotutholibin, Andong, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (18/1/2019) malam. Pengajian akbar yang dihadiri puluhan ribu jemaah itu untuk memperingati Maulid Nabi serta Haul KH Zuhdi Hasan dan Haul Wijiatno Notomiharjo ayah Presiden Joko Widodo.(Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Jakarta, (Tagar 5/2/2019) - Video berisi tayangan doa Maimoen Zubair dalam acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju yang turut dihadiri Presiden Joko Widodo di Rembang, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2019) menjadi polemik di lini masa dunia maya.  

Pasalnya, dalam video tersebut Kiai Maimoen atau biasa dikenal dengan Mbah Moen tampak salah ucap saat menguntai doa. Doa kemenangan kontestasi pilpres yang semula ditujukan untuk Jokowi, terselip lidah menjadi menyebut nama Prabowo.

Meski Mbah Moen telah menjelaskan dan mengoreksi kesalahan yang dibuatnya, beberapa pihak masih melakukan framing lewat video yang telah dipotong.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melalui Waketum DPP PPP Arwani Thomafi yang hadir dalam acara tersebut secara khusus menyampaikan klarifikasi terkait beredarnya video doa Maimoen Zubair. PPP mendesak agar dihentikan kebiasaan memotong video dan framing keluar konteks.

"Saat ini beredar di publik dua video Mbah Moen berdoa. Dua video tersebut harus dilihat secara utuh, tidak bisa dibaca hanya satu video saja," kata Arwani

"Beliau (Mbah Moen) menyebut jelas hadza rois (presiden ini) dan mendoakan untuk menjadi presiden kedua kalinya (marrah tsaniyah)," katanya lagi.

Maimoen Zubair, JokowiPresiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Maimoen Zubair (kiri), saat menghadiri cara Sarang Berzikir Untuk Indonesia Maju di Rembang, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2019). (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Perkara doa ulama, sejatinya bukan hanya Maimoen Zubair saja yang mendoakan kemenangan kubu petahana Jokowi-Ma'ruf. Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, juga pernah mendukung kemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf pada Harlah NU ke-93 pada 31 Januari 2019.

Saat itu, Said Aqil meminta kepada warga Nahdliyin agar menyukseskan pemilu yang akan dilaksanakan pada 17 April mendatang dengan aman, nyaman dan santai.

Di depan Jokowi yang juga hadir dalam acara tersebut, Said Aqil mendoakan agar Kepala Negara itu bisa diberikan kemudahan oleh Allah SWT, serta mendapatkan kemenangan dan kesuksesan.

"Menyukseskan pemilu ini dengan damai, aman, nyaman, santai bila perlu habis nyoblos dangdutan," ucap Said Aqil di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (31/1).

"Dan kita di sini presiden, bukan kampanye bukan cuma hanya mendoakan mudah-mudahan bapak insinyur Jokowi diberikan kekuatan lahir dan batin Allah," imbuh Said Aqil.

"Diberi petunjuk kepada Allah, sehingga mendapatkan kemenangan dan kesuksesan. Mendoakan, bukan kampanye," tambah Said.

Kedekatan Jokowi dengan sosok penting di salah satu organisasi Islam terbesar di dunia, NU, telah berlangsung sejak lama. Pascamemenangi Pilpres 2014, Said Aqil secara tegas mengatakan bahwa NU mendukung penuh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Said Aqil SiradjKetua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Said Aqil Siradj (tengah) bersama Tenaga Ahli Deputi IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin (kiri) tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/1/2019). LPOI mengapresiasi kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari).

Said Aqil diketahui merupakan Ketum Pengurus Besar Nahdatul Ulama selama duua periode, yakni periode 2010-2015 lewat Muktamar NU ke-32, di Asrama Haji Sindiang, Makassar, Sulawesi Selatan, dan periode 2015-2020 lewat Muktamar NU ke-33, di aula Bachir Akhmad lantai 3 Gedung Yusuf Hasyim, Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Dalam lingkungan NU, Saiqd Aqil bukan lagi orang baru. Ayahnya, Aqil Siroj Kempek adalah seorang kiai di Cirebon dan termasuk dalam jejaring ulama di Karesidenan Cirebon, seperti Benda Kerep, Buntet, Gedongan dan Babakan.

Selain memiliki latar belakang agama yang kuat, pria kelahiran Cirebon 03 Juli 1953 ini juga mengenyam pendidikan  ilmu agama Islam dari berbagai universitas. Said Aqil lulus S1 dari S1 di Universitas King Abdul Aziz, jurusan Ushuluddin dan Dakwah pada tahun 1982. Kemudian melanjutkan studi S2 di Universitas Umm al-Qura, jurusan Perbandingan Agama, dan lulus pada tahun 1987. Gelar s3 diperoleh Said Aqil Siradj di University of Umm Al-qura dengan jurusan Aqidah atau Firasat Islam pada tahun 1994.

Suami dari Nur Hayati Abdul Qadir itu menghabiskan banyak waktu dalam hidupnya untuk mengabdi pada bidang pendidikan agama Islam. Said Aqil tercatat menjadi dosen dibanyak perguruan tinggi, hingga sekarang.

Di bidang politik, Said Aqil pernah menjadi wakil ketua dari lima tim penyusun rancangan AD/ART PKB pada tahun 1998. Ayah empat anak itu juga pernah juga duduk di MPR sebagai anggota fraksi yang mewakili NU pada periode 1999-2004.

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.