Saham Naik Sementara Dolar Melemah Karena Investor Berfokus pada Inflasi

Harga minyak naik, menutup sebagian kerugian pekan lalu, sewaktu cadangan minyak mentah AS naik yang sebabkan penurunan harga 10 persen
Warga AS berbelanja keperluan sehari-hari di Manhattan, New York, sementara terjadi lonjakan harga barang akibat inflasi yang masih tinggi (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Jakarta - Pembacaan situasi ekonomi “tampaknya sangat tidak mungkin untuk memberi bukti kuat bahwa ada perlambatan ekonomi yang mengharuskan Bank Sentral AS melakukan langkah melawan inflasi secara agresif," kata analis Social Progress Index (SPI) Asset Management, Stephen Innes.

Harga minyak naik, menutup sebagian kerugian pekan lalu, sewaktu cadangan minyak mentah AS naik yang sebagian menyebabkan penurunan harga 10 persen.

Kedua kontrak minyak utama kehilangan semua keuntungan setelah invasi Rusia ke Ukraina, yang menyebabkan Amerika dan Eropa melarang impor minyak mentah Rusia, sehingga berakibat semakin mengurangsi pasokan yang sebelumnya sudah menipis.

Sebuah laporan mengenai penciptaan lapangan pekerjaan di AS yang besar pekan lalu "menyoroti bertahannya kekuatan ekonomi, meskipun para pedagang kini semakin cemas akan ada pengetatan kredit oleh Fed sehingga menyebabkan ekonomi masuk ke dalam resesi kedepannya," kata analis OANDA, Craig Erlam. (ps/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Pasar Saham Global Naik Setelah Lawatan Ketua DPR AS ke Taiwan
Saham global sebagian besar naik karena kekhawatiran investor atas ketegangan AS-China reda setelah lawatan Ketua DPR ke Taiwan