Moskow - Pemerintah Rusia berharap pihaknya mendapat informasi dari Turki setelah Ankara sepakat dengan Amerika Serikat menangguhkan serangannya di Suriah selama lima hari, menurut laporan Kantor Berita RIA. "Kami berharap menerima informasi dari Turki," kata juru bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov.
Turki sepakat menghentikan operasi militernya di Suriah pada Kamis, 17 Oktober 2019 untuk membiarkan pasukan Kurdi mundur dari "zona aman" Ankara. Kesepakatan itu dipuji oleh pemerintahan Trump sebagai kemenangan penuh seperti dilansir Antara, Jumat, 18 Oktober 2019
Presiden Turki Tayyip Erdogan dijadwalkan menggelar pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin soal Suriah pada Selasa, 22 Oktober 2019 depan di Rusia selatan. Saat ini, Polisi militer Rusia dan tentara Suriah bergegas berebut kendali sejumlah wilayah di Suriah timur laut, yang sebelumnya dikuasai oleh Kurdi.
Sebelumnya diberitakan, Turki telah melancarkan serangan militer terhadap para pasukan kelompok Kurdi Suriah di timur laut pada Rabu, 9 Oktober 2019 setelah beberapa hari Amerika Serikat menarik pasukannya dari wilayah itu. Turki mengaku ingin segera menyerang Suriah timur laut sejak pasukan AS, yang selama ini bertempur dengan pasukan Kurdi untuk memerangi ISIS itu mulai hengkang setelah Presiden AS Donald Trump tiba-tiba mengubah kebijakan.
Menurut Erdogan operasi itu dilakukan bertujuan untuk memusnahkan jalur teroris di perbatasan selatan Turki. Namun, negara-negara Eropa meminta Ankara untuk menghentikan operasi tersebut.
- Baca Juga: Suriah-Milisi Kurdi Berunding, Harapan Berhenti Perang
- Liga Arab Bereaksi Atas Agresi Turki ke Suriah