Rp 74 Miliar untuk Penanganan Covid-19 di Jabar

Merespon endemi COVID-19 di Jawa Barat, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah mengalokasikan anggaran dari APBD sebesar Rp74 miliar
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, (tengah) saat menggelar konferensi pers terkait penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19 di Jabar, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu 15 Maret 2020. (Foto: Tagar/Humas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat).

Bandung - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat telah mengalokasikan anggaran Rp 74 miliar untuk penanganan dan pencegahan virus corona tipe baru atau Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) di Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat membagi dua tahap anggaran untuk penanganan dan pencegahan COVID-19 di Jawa Barat yang berasal dari APBD Provinsi Jabar. Tahap pertama, akan dialokasikan sebesar Rp 24 miliar, dan kedua Rp 50 miliar yang saat ini sedang disiapkan. “Tahap kedua (anggaran), sedang disiapkan Rp50 miliar jika angka yang Rp 24 miliar ini tidak mencukupi,” tuturnya, Bandung, Minggu, 15 Maret 2020.

Anggaran Rp 24 miliar tersebut jelas dia, lebih banyak digunakan untuk membeli alat kesehatan, tidak hanya alat pelindung diri tetapi juga alat ventilator untuk orang yang sesak nafas yang permintaan begitu banyak. “Yang berikutnya adalah (anggaran) untuk tesnya, untuk yang nanti mungkin beribu-ribu orang yang tidak bergejala yang akan kita testing juga sepertiga dananya akan kita belikan untuk itu. Sehingga nanti kalau ada eskalasi kami punya kemampuan untuk mengetes lebih banyak, itu sedang kita belanjakan,” jelas Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil.

Sejauh ini pun Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mengirimkan alat pelindung diri ke semua rumah sakit yang kekurangan. “Sambil tolong diingat juga di tiap kota atau kabupaten ada dana darurat juga, jadi kombinasi nanti, jadi tidak sepenuhnya (anggaran) dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Ada di lokus masing-masing,” pinta dia.

Jabar Kembangkan Aplikasi Pelaporan dan Informasi Covid-19

Kang Emil menambahkan, saat ini pun Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tengah mengembangkan aplikasi khusus berbasis android dan ios untuk penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19. Aplikasi ini nantinya digunakan untuk masyarakat agar bisa melapor apabila mengalami dan menemukan orang terdekat yang diduga terinfeksi atau yang memiliki gejala Covid-19.

“Salah satu yang sedang kami kembangkan adalah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat membuat aplikasi terkait Covid-19 di Jawa Barat. Jadi nanti kalau sudah selesai aplikasinya bisa di-download. Warga yang menemukan informasi tinggal sampaikan via HP-nya tanpa harus menelpon atau ngecek website. Kemudian juga blasting informasi dari kami harian, update, sebaran, itu akan ada di aplikasi Covid-19 Jawa Barat ini,” tambah dia.

Aplikasi ini pun diklaim Kang Emil sebagai salah satu bukti Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat transparan dalam melaporkan kondisi Covid-19 di Jawa Barat. Ia pun berharap aplikasi ini bisa segera selesai.

“Tim Jabar Digital Service (JDS) sedang membangun aps-nya, sehingga insyaallah kesimpulannya adalah dengan segala dinamikanya kami sangat siap. Jadi, warga tidak perlu khawatir. Memang berita-berita banyak hal yang meresahkan, tapi kami sangat optimistis dengan pola cepat tanggap, proaktif, responsif dengan teknologi dan koordinasi melalui satu pintu (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar atau Pikobar) ini, insyaallah Jawa Barat bisa mengendalikan dengan cara yang sebaik-baiknya,” tegas dia.

Untuk pencegahan penularan Covid-19 ini, Kang Emil juga mendorong masyarakat untuk melakukan tes proaktif bagi warga yang memiliki riwayat kontak dengan pasien positif atau telah bepergian dari negara terjangkit Covid-19. 

Tes proaktif ini kerjasama antara UPTD Laboratorium Kesehatan (Labkes) Jabar yang berkoordinasi dengan Laboratorium Mikrobiologi dan Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi Institut Teknologi Bandung (ITB). Hasil tes pun, kata Kang Emil, bisa diketahui dalam waktu empat sampai lima jam melalui dua tahapan teknis pemeriksaan per orang.

“Mulai kemarin kita sudah melakukan tes proaktif. Jadi, tidak menunggu dulu orang bergejala, masuk rumah sakit baru dicek. Hasilnya positif atau negatif (diserahkan) ke Pemerintah Pusat. Tapi kita melakukan tes proaktif melalui labkesnya Jawa Barat berkoordinasi dengan Fakultas Kedokteran Unpad dan Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi ITB,” ujar dia.

Tes proaktif ini sudah dilakukan kepada mereka-mereka yang terpantau, dan mereka-mereka yang tidak bergejala juga. Termasuk yang patut diwaspadai untuk dites, salah satunya adalah klaster para perawat tenaga medis yang merawat pasien positif.

“Kemudian juga tenaga kerja asing (TKA) juga akan kita tes juga dan keluarga-keluarga dari pasien. Sehingga kita doakan juga mudah-mudahan tidak ada yang positif. Tapi kalau ada yang positif berarti terjadi peredaran bukan hanya di orang-orang yang bergejala saja,” keluh dia.

Untuk mencegah penularan yang lebih luas lagi, Pemerintah Daerah Provinsi Jabar pun tengah melakukan penelusuran. “Saya juga mengeluarkan surat edaran peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan Covid-19 kepada seluruh OPD. Penyelenggaraan yang berdampak pada pengumpulan massa juga studi banding ke dalam maupun ke luar negeri, seminar dan kegiatan sejenis lainnya supaya ditunda,” ucap Kang Emil. [] 

Berita terkait
Penanganan Virus Corona di Sektor Pendidikan Jabar
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, minta seluruh kepala sekolah berikan edukasi yang betul mengenai virus corona (COVID-19) kepada para siswanya
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi