Jakarta - Setelah 131 tahun didominasi pimpinan pria, kali ini manajemen Financial Times telah menunjuk seorang wanita bernama Roula Khalaf untuk menjadi pemimpin redaksi (chief editor). Ia menggantikan Lionel Barber yang telah menjadi pimred selama 14 tahun di koran yang didirikan tahun 1888 dengan ciri khas warna merah muda. Barber mengundurkan diri terhitung sejak Januari mendatang.
Khalaf menyatakan terima kasih telah dipilih menjadi chief editor di Financial Times. Ia mengaku senang bisa bekerja di perusahaan media terbesar di dunia itu.
Mengutip wikipedia, Financial Times (FT) merupakan media cetak bisnis yang terbit pagi hari di London. Pesaing utama FT adalah media keuangan harian Wall Street Journal di New York City yang juga menerbitkan beberapa edisi internasional.
Didirikan oleh James Sheredian dan saudaranya, FT bersaing selama beberapa tahun dengan empat surat kabar keuangan lainnya. Pada 1945, FT mampu mengalahkan Financial News yang didirikan tahun 1884. Sirkulasi FT dikatakan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia diantara surat kabar keuangan lainnya, dengan posisi kedua dipegang The Wall Street Journal. Pada tahun 2015, FT dijual ke perusahaan media Jepang, Nikkei oleh penerbitnya Pearson.
Tsuneo Kitta, CEO & Chairman Nikkei Inc menaruh harapan Roula Khalaf bisa membawa FT bisa jauh lebih baik lagi. "Saya memiliki keyakinan penuh bahwa dia akan melanjutkan misi FT untuk memberikan jurnalisme berkualitas tanpa rasa takut dan tanpa bantuan," katanya seperti diberitakan dari BBC News, Selasa malam, 12 Novembe 2019.
Khalaf bergabung dengan FT selama 24 tahun. Karirnya semakin cemerlang setelah dia dipercaya menjadi penanggung jawab untuk liputan Timur Tengah selama perang Irak tahun 2011. Ia telah menjadi wakil editor sejak tahun 2016 dengan tanggung jawabnya perencanaan strategis.
Barber mengatakan dia meninggalkan pekerjaan terbaiknya dalam jurnalisme setelah menjadi pimred selama 14 tahun dan berkarir di FT selama 34 tahun. Barber tercatat sebagai editor surat kabar nasional Inggris dengan masa kerja terlama. "Ketika saya dipercaya menjadi editor, saya berjanji untuk mengembalikan kejayaan FT dan membantu dewan direksi membangun bisnis yang menguntungkan secara berkelanjutan," kata Barber.
Tsuneo Kitta memiliki kepercayaan pribadi yang kuat kepada Barber. "Sangat menyedihkan melihat dia meninggalkan FT. Namun kami setuju ini saatnya membuka lembaran baru," katanya.[]
- Baca Juga: Bangkrut, Koran Tertua di Malaysia Tidak Terbit Lagi
- Koran Cina Peringatkan Trump Jika Buat Masalah