Ronggeng Dukuh Paruk Pukau Masyarakat China

Drama musikal Ronggeng Dukuh Paruk pukau penonton Kota Guilin, China. Pertunjukan itu diadakan di Guilin Tourism University.
Pagelaran Drama Musikal Ronggeng Dukuh Paruk di Guilin, China. (Foto: Antara/M. Irfan Ilmie)

Jakarta - Drama musikal Ronggeng Dukuh Paruk berhasil mencuri perhatian para penonton di Kota Guilin, Daerah Otonomi Guangxi, China. Penonton tampak memadati gedung pertunjukan Guilin Tourism University. 

Drama musikal yang diadaptasi dari novel karya Ahmad Tohari itu disuguhkan oleh para pelajar Indonesia. Pagelaran itu menjadi salah satu acara Festival Budaya Indonesia di salah satu kota wisata di barat daya daratan China itu.

"Drama musikal Ronggeng Dukuh Paruk ini banyak mendapatkan apresiasi dari para penonton karena kandungan maknanya yang mendalam dan pesan yang bisa diambil sebagai pelajaran kehidupan," kata Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Cabang Guilin, Asep Miftahul Falah di Beijing, Kamis, dilansir dari Antara.

Apa yang kalian kerjakan hari ini akan menjadi kenangan dan kebanggaan dalam hidup kalian di masa depan.

Festival Budaya Indonesia tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Indonesia Guangxi Normal University (Himignu) dan PPIT Guilin.

"Kami ingin ambil bagian memperkenalkan seni dan budaya Nusantara kepada masyarakat internasional, khususnya masyarakat di Tiongkok serta melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal Indonesia," ujar Asep.

Selain drama musikal, acara itu diramaikan dengan kesenian tradisional dan pameran kuliner Nusantara. Komunitas Ayi-Shushu yang anggotanya adalah warga Guilin yang pernah lama tinggal di Indonesia, juga turut meramaikan kegiatan itu.

Konsul Jenderal RI di Guangzhou Gustanto berpesan agar para pelajar Indonesia di Guilin terus mengembangkan kreativitas dalam berkarya.

"Apa yang kalian kerjakan hari ini akan menjadi kenangan dan kebanggaan dalam hidup kalian di masa depan," ujarnya. 

Drama Percintaan Berlatar Belakang Tahun '65

Ronggeng Dukuh Paruk yang menjadi latar cerita drama musikal ini berasal dari novel dengan judul yang sama. Novel tersebut terbit pertama kali pada tahun 1982, dan termasuk karya sastra laris di tanah air.

Novel ini mengangkat kisah cinta antara Srintil, seorang penari ronggeng, dan Rasus, teman kecilnya yang berprofesi sebagai tentara pada sekitar tahun 1965. Keduanya hidup di desa kecil yang dirundung kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan. Akibat pergolakan politik, Srintil menjadi korban dalam kemelut sejarah kelam Indonesia. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.