Bandung, (Tagar 24/10/2018) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas 13 pemuda untuk sekolah agama di Akademi Imam Malik, Turki. Ini merupakan gagasan Ustaz Adi Hidayat, yaitu program Kader Ulama.
Pengiriman 13 pemuda ini bertujuan untuk menjadikan mereka sebagai ulama yang mampu merawat dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih baik ditengah-tengah keberagaman.
"Program (pengiriman 13 pemuda) ini akan mencetak ulama-ulama besar di masa depan nanti," tutur Ridwan Kamil di Gedung Sate, Bandung, Rabu (24/10).
Tiga belas pemuda yang berangkat ini, jelas Ridwan Kamil, merupakan hasil dari proses seleksi ketat dari 800 orang yang mendaftar yang merupakan 50 persen asli Jawa Barat. Setelah ini mudah-mudahan akan ada program serupa di negara-negara lain yang sudah melalui proses seleksi oleh Ustaz Adi Hidayat, kata Ridwan Kamil.
"Mudah-mudahan semangat itu (dari Ustaz Adi Hidayat) hadir dan juga berlaku untuk ulama-ulama di Jawa Barat yang mempunyai koneksi ke negara-negara sahabat yang memiliki program sekolah serupa. Tentunya Pemprov Jabar akan memaksimalkan membantu," jelasnya.
Ke depan, lanjutnya, direncanakan akan ada kelompok pemudi yang akan diberangkatkan ke Turki.
"Memang peserta tidak dibatasi laki-laki atau perempuan, tetapi sepertinya untuk yang pertama diprioritaskan untuk laki-laki terlebih dahulu, ke depannya akan ada dari pemudinya," terangnya.
Kepada 13 pemuda yang berangkat ke Turki, Ridwan Kamil berharap setelah menempuh pendidikan di Turki bisa menjadi ulama masa depan seperti Ustaz Adi Hidayat. Dan akan muncul Ustaz Ali Hidayat lain yang mampu mencerahkan pemahaman soal Islam yang benar dengan relevansi Islam pada masa depan, karena generasi milineal-lah pemilik masa depan tersebut.
"Saya ucapkan selamat dan berterima kasih, mudah-mudahan program ini bermanfaat, dan kalau diibaratkan jadi judul, 'pergi sebagai siswa, pulang menjadi ulama'," ujarnya.
Setelah Turki, Berikutnya Rusia
Setelah ke Turki, tambah Ridwan Kamil, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana memberangkatkan pemuda asal Jawa Barat belajar ke Rusia dengan tujuan sebagai diplomasi jangka panjang.
"Rusia juga nantinya akan menjadi prioritas karena di Rusia itu ada kurang lebih 25juta muslim dan kita akan membuka studi untuk Indonesia belajar ke sana," ujarnya.
Ditemui di tempat yang sama, Ustaz Adi Hidayat penggagas program Kader Ulama menuturkan bahwa tujuan program ini adalah menciptakan ulama yang mampu merawat dan menjadikan bangsa ini lebih baik sebagaimana dicita-citakan oleh ulama dan santri terdahulu.
"Kita (kalangan santri dan ulama di Jabar) akan memberikan kontribusi kepada bangsa ini, dan karena terbentuknya negara ini ada sahamnya dari para ulama dan santri yang berkorban memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Apabila dulu kita berkorban demi negara ini, maka sudah saatnya generasi milenial yang meneruskan cita-cita para ulama dan santri terdahulu untuk merawat dan menjadikan bangsa ini lebih baik," tutur Ustaz Adi Hidayat.
Kenapa memilih pemuda generasi milenial, jelas Ustaz Adi Hidayat, karena memang saat ini zamannya milenial atau memang sudah menjadi kebutuhan zaman saat ini. Kemudian kenapa Turki, bukan Libya atau Madinah dan negara lainnya, lanjutnya, tentu karena alasan sudah banyak mahasiswa Indonesia di negara-negara tersebut. Dan kebetulan Turki baru sebagian kecil, katanya, sehingga Turki lebih dipilih untuk program ini.
"Libya dan Madinah itu sudah banyak mahasiswa-mahasiswi kita dengan sistem nyambung yang menghasilkan mahasiswa-mahasiswi berkualitas, tetapi yang sekolah ini spesial karena lebih mencetak ulama untuk masa depan," jelasnya.
Sama seperti disampaikan Ridwan Kamil, Ustaz Adi Hidayat juga mengatakan ke depan akan memberangkatkan para pemudi ke Turki dengan sistem seleksi yang sama, yaitu kualifikasi harus mampu menghapal Alqur'an.
"Dan ini selaras dengan program Pak Ridwan Kamil, yaitu one village one hafid," ujarnya. "Dan nantinya, calon ulama-ulama inilah yang akan meneruskan program one village one hafid ini termasuk menerjemahkannya." []