Rencana Jepang untuk Buang Air Olahan Limbah Nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik

Tapi, warga di kota itu mulai khawatir tentang keputusan penting yang dibuat 5.000 kilometer jauhnya, di Provinsi Fukushima, Jepang
PLTN Fukushima Daiichi meleleh setelah terdampak gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011. Limbah yang selama ini ditampung di sana akan dibuang ke lautan Samudera Pasifik. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Yumi Asada)

Oleh: James Oaten, Yumi Asada dan Tim Swanston

TAGAR.id – Di pantai Ibu Kota Bougainville, Buka, perahu-perahu nelayan tampak sibuk membongkar hasil tangkapannya, yang segera dikerumuni oleh warga setempat.

"Budaya kami berbeda dari yang lain," ujar Vincent Kelly, seorang nelayan, kepada ABC News.

"Kami bertahan hidup dengan makan ikan. Dari hasil tangkapan ini, kami mendapatkan uang untuk membeli barang-barang yang kami butuhkan."

Tapi, warga di kota itu mulai khawatir tentang keputusan penting yang dibuat 5.000 kilometer jauhnya, di Provinsi Fukushima, Jepang.

letak fukushima di jepangLetak geografis PLTN Fukushima Daiichi di Jepang (Sumber: maphill.com)

TEPCO, operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi yang hancur akibat tsunami pada Maret 2011, berencana membuang air olahan limbah nuklir ke laut dalam beberapa bulan mendatang.

"Kami sudah mendengar Jepang akan membuang limbah ke laut kami," ujar Vincent.

"Itu tidak benar. Hal ini dapat menyebabkan penyakit bagi kami di sini."

Kekhawatiran di Pulau Buka bukan hal unik. Pihak berwenang Jepang telah menghadapi gelombang protes dari para nelayan di Fukushima, Korea Selatan, China, dan Kepulauan Pasifik.

TEPCO harus menggunakan air untuk terus mendinginkan bahan bakar cair yang sangat radioaktif dan puing-puing bahan bakar dari PLTN Fukushima.

Nelayan Papua Nugini khawatir dengan rencana JepangNelayan Papua Nugini khawatir dengan rencana Jepang membuang air limbah nuklir Fukushima ke lautan. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Tim Swanston)

Masalahnya, semua air yang bersentuhan dengan bahan bakar cair yang sangat radioaktif itu juga terkontaminasi, termasuk air hujan dan air tanah.

Saat ini sudah 1,3 juta ton air limbah yang ditampung di tangki penyimpanan, dan pihak pihak TEPCO (Tokyo Electric Power Company Holdings) menyatakan tahun depan mereka akan kehabisan tempat.

Nelayan Jepang juga sangat khawatirNelayan Jepang juga sangat khawatir dengan rencana membuang air limbah nuklir Fukushima ke lautan. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Yumi Asada)

'Kita bisa meminumnya'

Jepang berusaha keras menggalang kampanye untuk menepis segala kekhawatiran, menjelaskan bahwa air yang akan dibuang itu sangat aman.

TEPCO menggunakan sistem filtrasi yang sangat khusus, yang disebut Advanced Liquid Processing System (ALPS), untuk menghilangkan 62 radionuklida dari air yang terkontaminasi.

Satu-satunya kontaminan yang tidak dapat dihilangkan adalah bentuk radioaktif dari hidrogen yang disebut tritium, yang dapat merusak sel DNA.

Tangki penampung air limbah nuklir di PLTN FukushimaTangki penampung air limbah nuklir di PLTN Fukushima. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Jake Sturmer)

Namun, TEPCO mengatakan jumlah tritium yang ditemukan di dalam air limbah olahan yang akan dibuang itu sangat encer dan berada dalam standar minum yang "aman" menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

Dikatakan, setelah memenuhi standar keamanan dan diperiksa oleh inspektur pihak ketiga, barulah air akan dipompa keluar dari dasar laut, sekitar 2 kilometer dari PLTN Fukushima, di mana air akan diencerkan lebih jauh.

Menurut Profesor Jim Smith dari University of Portsmouth di Inggris, keamanan air yang akan dilepaskan itu tetap mengkhawatirkan.

"Kita mengukur jumlah radioaktivitas dalam becquerels," jelasnya.

"Pelepasan air olahan limbah direncanakan sekitar 1.500 becquerels per liter tritium. Artinya tujuh kali lebih rendah dari standar air minum WHO."

"Jadi secara teori, jika saja itu bukan air asin, kita bisa meminumnya."

Tsunami terjang jepang 2011Tsunami yang menerjang Kota Miyako di Propinsi Iwate setelah gempa 8,9 SR mengguncang wilayah itu pada 11 Maret 2011. (Foto: abc.net.au/indonesian - Reuters/Mainichi Shimbun)

Reaksi negara-negara Pasifik

Pakar nuklir dari Korea Selatan, yang menentang rencana ini, telah diberikan tur selama enam hari di PLTN Fukushima pekan lalu.

Para pemimpin negara-negara Kepulauan Pasifik juga telah didekati oleh Jepang, setelah Sekretaris Jenderal Forum Kepulauan Pasifik, Henry Puna, mendesak negara itu untuk menunda rencananya "sampai semua pihak memverifikasi bahwa hal itu aman."

Perdana Menteri Kepulauan Cook dan Ketua Forum Kepulauan Pasifik, Mark Brown, menyebut terjadinya "dialog yang lebih intens" dengan Jepang, dan dia mengakui transparansinya sangat memuaskan.

"Air ini akan dibuang pertama-tama dan paling dekat ke wilayah Jepang sendiri," katanya.

"Jepang telah meyakinkan kami bahwa mereka tidak akan melakukan apa pun yang akan merusak rantai makanan atau keanekaragaman hayati mereka sendiri."

Profesor Smith mengatakan lebih aman melepaskan air yang sudah diolah daripada menyimpannya di tangki penampungan karena berada di bawah ancaman topan, tsunami, dan gempa bumi.

"Fasilitas La Hague di Prancis membuang sekitar 450 kali lebih banyak tritium setiap tahun daripada apa yang direncanakan di Fukushima. PLTN Sellafield di Inggris membuang sekitar 45 kali lebih banyak ke Laut Irlandia," ujar Profesor Smith.

"Kita banyak mengetahui bagaimana tritium terakumulasi dalam sistem laut. Tritium tidak mengalami biomagnifikasi. Artinya jumlah dalam suatu organisme sama dengan jumlah dalam air."

Dia menyebutkan pelepasan air tersebut akan membuat orang Jepang terpapar sekitar empat microsieverts per tahun, alat ukur untuk menentukan risiko penyakit dan kanker akibat radiasi.

Sebagai perbandingan, rata-rata, orang terpapar sekitar 2.500 mikrosievert per tahun hanya dari radiasi alami.

Aktivis antinuklirAktivis antinuklir mendesak Jepang membatalkan rencana membuang air limbah radioaktif PLTN Fukushima ke lautan. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Yumi Asada)

Aksi protes terus berlangsung

Namun, berbagai langkah TEPCO telah memicu ketidakpercayaan publik terhadap rencana tersebut.

Banyak kasus di mana TEPCO gagal memastikan bahwa air tercemar itu sebenarnya telah bocor ke laut.

Media setempat mengungkap sebagian besar tangki penyimpanan air memang berisi air yang masih terkontaminasi unsur radioaktif berbahaya, seperti strontium-90 penyebab kanker, meskipun TECPO menjamin hal itu tidak terjadi.

TEPCO menyatakan sepertiga dari tangki penampungan siap untuk dilepaskan ke laut, dan air yang tidak memenuhi standar akan diproses ulang hingga benar-benar aman.

"Mereka tidak memberikan informasi yang benar," ujar Gen Hirai, seorang pengunjuk rasa di luar kantor pusat TEPCO.

"Perusahaan ini memblokir informasinya kepada warga masyarakat."

penampungan sementara air limbah nuklir PLTN FukushimaPembangunan tempat penampungan sementara air limbah nuklir PLTN Fukushima. (Foto: abc.net.au/indonesian - ABC News/Yumi Asada)

Bagaimana reaksi negara-negara sekitar terkait rencana tersebut?

Kepulauan Solomon dilaporkan menolak tawaran Jepang untuk meningkatkan kerja sama maritim, mengutip rencana pelepasan air limbah olahan PLTN Fukushima.

"Jepang terus menekankan pentingnya keamanan maritim, tapi mereka tetap memutuskan membuang air limbah radioaktif ke laut," demikian laporan media setempat, Solomon Star.

Papua Nugini dikabarkan telah melunakkan sikapnya untuk menerima posisi Jepang.

Tapi Perdana Menteri James Marape tidak dapat menjelaskan apakah negaranya akan mendukung rencana Jepang.

"Sejauh menyangkut pasifik, kami ingin perairan kami aman," katanya.

PM Kepulauan Cook, Mark Brown, mengatakan para pemimpin Pasifik menunggu laporan dari Badan Energi Atom Internasional pada akhir Juni.

Dia mengatakan anggota Forum Kepulauan Pasifik bebas untuk mengekspresikan kepentingan dan keprihatinan nasional mereka.

"Saya yakin ada kesamaan di seluruh negara Pasifik bahwa kita tidak menginginkan apa pun yang akan merusak lautan kita," katanya. (Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News)/abc.net.au/indonesian. []

Berita terkait
Unjuk Rasa Menentang Rencana Pembuangan Air PLTN Fukushima ke Laut
TEPCO hampir menyelesaikan pembangunan fasilitas yang diperlukan sebelum pembuangan air yang diperkirakan berlangsung setelah Juni