Jakarta- Aktris serial drama "Riverdale", Lili Reinhart, meminta maaf usai mengunggah foto setengah telanjang di akun Twitter pribadinya yang dilakukan sebagai bentuk protes atas maraknya perlakuan rasisme oleh pihak kepolisian Amerika Serikat.
Foto yang diunggah aktris asal Ohio, Amerika Serikat (AS) itu dilakukan guna menuntut keadilan atas kematian seorang teknisi medis keturunan Afrika-Amerika, Breonna Taylor, korban salah tembak dalam aksi penggerebekan gembong narkoba oleh Departemen Kepolisian Metro Louisville pada Maret 2020. Dalam aksi tersebut, polisi memasuki apartemen Taylor di Kentucky, AS, dan melepaskan 8 tembakan ke tubuh Taylor.
Aku selalu mencoba menggunakan platform pribadiku dengan baik, dan berbicara tentang hal-hal yang penting bagiku.
"Sekarang bagian dari payudaraku telah menarik perhatian, para pembunuh Breonna Taylor belum ditangkap. Menuntut keadilan," tulis Lili lewat akun Twitternya @lilireinhart.
Postingan tersebut menuai respon negatif dari warganet. Sejumlah pengguna Twitter menyebut Lili telah menyalahgunakan nama Taylor dalam aksinya. Postingan itu kini telah dihapus. Lili juga mengklarifikasi maksud unggahannya tersebut melalui sejumlah media sosial pribadinya.
"Aku selalu mencoba menggunakan platform pribadiku dengan baik, dan berbicara tentang hal-hal yang penting bagiku. Aku juga dapat mengakui ketika aku berbuat salah, dan aku sudah berbuat kesalahan dalam tulisanku," ujar Lili melalui akun Twitternya, Selasa, 30 Juni 2020.
"Aku tak bermaksud menghina siapa pun dan aku benar-benar minta maaf kepada siapa saja yang tersinggung," lanjut aktris 23 tahun itu.
Pemeran Annabelle dalam film "Hustlers (2019)" itu memang dikenal sebagai salah satu publik figur yang getol memperjuangkan keadilan dan hak-hak warga keturunan Afrika-Amerika di Negeri Paman Sam.
Sejak peristiwa kematian George Floyd, Lili termasuk salah satu bintang Hollywood yang aktif menggaungkan kampanye Black Lives Matter. Melalui media sosialnya, ia juga pernah mengajak para fansnya untuk turut berdonasi ke sejumlah lembaga amal terkait.
"Aku malu karena rasisme masih ada di negara ini (Amerika Serikat). Kita selalu berpikir untuk melihat sosok polisi sebagai penolong dan ramah ketika kita belajar soal kepemimpinan di sekolah dasar. Kini pemimpin kita telah gagal," ujarnya. []