Untuk Indonesia

Profesi Atlet Sekarang Menjanjikan

Loncatan medali emas di Asian Games ini sangat mengagumkan...Tulis Denny Siregar
Pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi (tengah) mengompres pebulu tangkis ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon (kanan) dan Kevin Sanjaya (kiri) disela pertandingan melawan pebulu tangkis ganda putra Jepang Takeshi Kamura dan Keigo Sonoda, pada babak semifinal beregu putra Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (21/8/2018). (Foto: Antara/INASGOC/Puspa Perwitasari)

Oleh: Denny Siregar*

Loncatan medali emas di Asian Games ini sangat mengagumkan...

30 emas diraih atlet Indonesia. Dan perolehan itu menorehkan sejarah pada Indonesia karena berada di peringkat ke 4, sesuatu yang belum pernah didapatkan.

Kalau masalah olahraga, Indonesia memang selalu mingkem di dunia Internasional.

Dulu kita pernah punya satu-satunya cabang kebanggaan yaitu bulutangkis jaman kejayaan Rudi Hartono, Liem Swie King dan lain-lain. Tetapi sesudah itu prestasi menurun terus, sampai sudah tidak terdengar lagi bahwa masalah bulutangkis Indonesia pernah jadi rajanya.

Lihat saja Asian Games tahun 2010, kita cuma dapat 4 emas. Begitu juga tahun 2014. Peringkat kitapun ada di 15 dan17, benar-benar tidak membanggakan. Jangan tanya dimana Thomas Cup dan Uber Cup sekarang.

Kenapa begitu? Karena menjadi atlet itu sesungguhnya tidak punya masa depan.

Begitulah kenyataan yang ada. Miris melihat nasib atlet kita yang dulu jaya, tapi kemudian masa tuanya terpuruk. Ingat petinju Ellyas Pical? Petinju ini dulu dielu-elukan karena membawa nama harum bangsa, tapi kemudian akhirnya sempat menjadi satpam di klub malam.

Masa depan atlet yang tidak pasti inilah yang tidak pernah dipikirkan oleh banyak politisi negeri ini. Atlet dipakai sebagai pendulang suara saja saat mereka jaya dan dibuang ke tempat sampah saat mereka kalah.

Inilah yang dirombak total oleh Jokowi...

Melalui Perpres Nomor 95 tahun 2017, Jokowi mulai menggelontorkan dana lebih dari Rp 700 miliar untuk pembinaan atlet di Asian Games 2018. Atlet betul-betul diperhatikan.

Dan bukan itu saja. Jokowi menggelontorkan hadiah buat atlet yang berprestasi. Peraih emas di Asian Games mendapat uang Rp 1,5 miliar. Atlet juga mendapat rumah bahkan ditawarkan untuk menjadi PNS. Masa depan mereka dijaga betul, karena Jokowi tahu, masa emas atlet itu sangat singkat.

Karena terjaminnya pembinaan dan masa depan inilah, atlet-atlet di Indonesia terpacu dan berkompetisi ketat. Hasilnya? 30 emas dan peringkat 4, mengagumkan...

Bagi Jokowi, atlet adalah profesi. Dan profesi itu harus menjanjikan supaya tumbuh bibit-bibit baru yang bisa membawa nama Indonesia ke dunia Internasional ke depan. Jokowi benar. Pondasi harapan mereka diperbaiki dulu, baru mereka melesat bak meteor dalam prestasi.

Sekarang, karena Asian Games 2018, banyak kepala yang tegak ketika berada di luar negeri. Mulai dari opening ceremony saja sudah menjadi pembicaraan di banyak negara. Dan kita mulai menangguk kebanggaan di dada.

Lompatan negeri dalam waktu singkat ini membuat mata kita terbuka, bahwa Indonesia akan diperhitungkan dalam waktu sekian tahun ke depan. Asal pengelolaannya baik dan benar, negeri ini punya banyak potensi untuk besar.

Seruput dulu kopinya, kawan...

*Denny Siregar, Penulis Buku "Tuhan dalam Secangkir Kopi"

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.