Pria Usia Paruh Baya di Australia Adalah Kelompok yang Paling Kesepian

Survei menunjukkan bahwa pria paruh baya mengalami kemungkinan tiga kali lebih tinggi untuk mengalami kesepian parah
Ilustrasi - Beberapa organisasi kesehatan memperingatkan dampak psikologis dan kesehatan bagi pria yang mengalami kesepian. (Foto: abc.net.au/indonesian - Reuters/David Gray)

Oleh: Nick Baker dan Isabelle Summerson - ABC RN

TAGAR.id – Sebuah survei baru-baru ini yang dilakukan organisasi kesehatan bagi pria Healthy Male menyimpulkan bahwa 43 persen pria Australia mengalami kesepian, dan 16 persen di antaranya mengalami tingkat kesepian yang parah.

Dan menurut CEO dan Direktur Healthy Male, Simon van Saldern, kelompok yang paling kesepian mungkin bukan yang Anda bayangkan.

"Mitos selama ini mengatakan bahwa pria yang lebih tua adalah mereka yang paling kesepian namun nyatanya mereka yang berusia antara 35 sampai 49 tahun adalah mereka yang mengalami kesepian paling parah," kata von Saldern kepada ABC.

Survei yang menggunakan sampel yang diambil secara nasional dari 1.282 pria Australia mulai usia 18 tahun ini merupakan bagian dari usaha memahami lebih mendalam soal kesepian yang dialami pria.

Survei menunjukkan bahwa pria paruh baya mengalami kemungkinan tiga kali lebih tinggi untuk mengalami kesepian parah dibandingkan mereka yang berusia 65 tahun ke atas.

'Diskoneksi, isolasi, dan rasa tidak memiliki'

Pertama mari kita mencoba mengartikan apa yang disebut sebagai kesepian.

"Kesepian tidaklah berarti bahwa seseorang tidak memiliki teman sama sekali," kata Zac Seidler seorang psikolog klinis dan direktur pelatihan kesehatan mental di Movember.

"Yang ada adalah mereka tidak merasa adanya hubungan erat dengan teman-teman tersebut. Jadi ini masalah kualitas hubungan," katanya.

"Kesepian adalah perasaan terisolasi, tidak merasa memiliki dan tidak merasa adanya koneksi. Ini sesuatu yang tidak bisa diremehkan ketika kita berbicara mengenai kesehatan mental pria."

Situs Healthy Male memperingatkan dampak serius dari kesepian yang dirasakan oleh pria, termasuk dampak negatif terhadap kesehatan fisik seperti penyakit jantung, dan stroke dan juga kesehatan mental seperti stres, depresi dan kecemasan.

Dr Seidler mengatakan bahwa dampak kesepian terhadap kesehatan mental dan fisik di kalangan pria sekarang sudah memerlukan perhatian serius di Australia.

"Kita kehilangan rata-rata tujuh pria per hari, setiap hari, karena bunuh diri di negeri ini," katanya.

ilustrasi pri beranjak tuaZac Seidler mengatakan banyak pria kehilangan kualitas persahabatan ketika mereka beranjak tua. (Foto: abc.net.au/indonesian - Getty Images/iStock)

Tekanan paling tinggi di usia paruh baya

Menurut von Saldern, sementara masih belum jelas betul mengapa pria di usia paruh baya merupakan mereka yang paling merasa kesepian, ada beberapa faktor yang menurutnya relevan untuk diperhatikan.

"Kita tahu di usia 35 sampai 49 tahun, terjadi perpisahan atau perceraian. Juga tekanan di tempat kerja terjadi. Ada sejumlah peristiwa dalam hidup yang betul-betul berpengaruh buruk pada rentang usia ini," katanya.

Dr Seidler mengatakan alasan utama lainnya adalah pria di saat itu 'tidak lagi memberikan prioritas bagi persahabatan dan koneksi sosial."

"Sementara perempuan bisa mempertahankan persahabatan sampai waktu lama, apa yang kita lihat adalah menurunnya kualitas persahabatan di kalangan pria setelah mereka tamat SMA, tamat kuliah, kemudian mulai bekerja dan juga menjadi orangtua," katanya.

"Dengan berbagai alasan, pria secara sosial saat itu mulai memberikan perhatian ke hal lain. Jadi mereka kemudian kehilangan jejak persahabatan, tidak lagi menjadi prioritas, dan kemudian itu bisa berdampak serius."

Koneksi yang lebih baik di paruh baya

Bagi semua jenis kelamin, mendapat teman-teman baru di usia paruh baya adalah hal yang tidak mudah, namun menurut Dr Seidler hal tersebut lebih susah lagi bagi pria.

"Ada berbagai halangan sosial yang kadang menjadi hal yang terus dipegang oleh banyak pria," katanya.

"Namun saya selalu menyarankan, baik lewat praktik konsultasi maupun lewat penelitian bahwa sering kali kita meremehkan kekuatan persahabatan yang bisa menyelamatkan banyak hal dalam hidup kita."

"Kita sebenarnya adalah makhluk sosial. Inilah sebenarnya fungsi utama kita di dunia ini berhubungan satu dengan yang lain, dan kita harus memastikan itulah yang menjadi bagian dari kegiatan kita sehari-hari."

Baik Dr Seidler dan von Saldern mendorong kegiatan menjadi relawan untuk pria paruh baya untuk meningkatkan koneksi sosial.

Von Saldern memberikan contoh misalnya menjadi relawan di klub sepak bola lokal.

"Bahkan kalau pun mereka tidak mengenal olahraga tersebut, mereka bisa menikmati kebersamaan, makan bersama-sama, dan berbicara dengan orang di sebelah mereka," kata von Saldern.

ilustrasi kesepianIlustrasi (Sumber: guardian.ng)

Masalah kesehatan publik global di masa depan

Sekarang ini mulai muncul perhatian lebih serius dari pemerintah untuk menangani masalah kesehatan mental pria, termasuk soal kesepian.

Negara seperti Inggris dan Jepang sekarang sudah mengangkat menteri khusus untuk menangani masalah kesepian.

Namun, baru-baru ini anggota parlemen Federal Andrew Giles, ketua Kelompok Pertemanan untuk Mengakhiri Kesepian di Parlemen mengatakan kesepian adalah "masalah kesehatan publik global yang harus mendapat perhatian serius."

Sebelum itu semua, Dr Seidler mengatakan secara individu setiap kita bisa mengambil peran membantu.

"Jangan beranggapan bahwa semua orang baik-baik saja," katanya.

"Saya mendesak semua orang untuk mengirim pesan kepada semua pria yang mereka kenal, untuk menyarankan bahwa mengatasi masalah kesepian yang patut menjadi prioritas utama." (Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News)abc.net.au/indonesian. []

Berita terkait
Banyak Komunitas di Tasmania yang Bantu Para Pendatang yang Kesepian
Berbagai komunitas di Tasmania, Australia, membantu pendatang baru di daerah itu untuk menjalin pertemanan dan mengatasi rasa kesepian