Polusi Udara yang Parah di Karachi Bikin Warga dan Dokter Khawatir Terkait Masalah Kesehatan

Sementara itu warga dan dokter menyatakan kekhawatiran mengenai masalah kesehatan akibat polusi udara di sana
Kendaraan melaju di jalan raya saat kabut asap menyelimuti kawasan Lahore, Pakistan, Rabu, 11 November 2020. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Karachi, Pakistan – Karachi, kota terbesar di Pakistan, terus bergulat menghadapi kabut asap beracun, sementara warga dan dokter menyatakan kekhawatiran mengenai masalah kesehatan akibat polusi udara di sana.

Menurut kelompok Swiss IQAir, Karachi pada Jumat (1/12-2023) menduduki tempat keempat dalam daftar kota paling tercemar di dunia, dengan indeks kualitas udara (AQI) 180 pada sekitar pukul 12.30 waktu setempat. Angka itu menunjukkan kualitas udara di sana ‘tidak sehat.’

AQI antara 101 dan 200 dianggap ‘tidak sehat,’ terutama bagi kelompok-kelompok rentan, sedangkan AQI antara 201 dan 300 disebut ‘sangat tidak sehat’ dan angka di atas 300 disebut ‘berbahaya.’

Shah Rukh, dokter di Rumah Sakit Kutiyana Memon mengatakan, “Ada banyak kabut asap di Karachi belakangan ini. Karena kabut asap ini, pasien mengalami berbagai jenis alergi. Kami menerima pasien anak-anak, lansia dan orang-orang muda yang sakit dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.”

Kabut asap terjadi di beberapa kota di Pakistan, termasuk di Karachi dan Lahore, setiap tahun menjelang musim dingin, sewaktu udara dingin memerangkap polutan dari berbagai sumber di antaranya dari kendaraan, industri, debu konstruksi, dan sisa pembakaran di lahan pertanian. (uh/em)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Polusi Udara di Eropa Masih di Atas Ambang Batas WHO
Polusi udara terbukti meningkatkan risiko gangguan pernafasan dan jantung, serta mengurangi tingkat harapan hidup