Untuk Indonesia

Politik Keluarga Jokowi yang Mematikan

Sebenarnya Jokowi bukan orang yang suka menonjolkan keluarganya di depan publik. - Ulasan Denny Siregar
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) menggandeng cucu Jan Ethes (kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (ketiga kanan), putra Gibran Rakabuming Raka (kanan) dan istri Selvi Ananda (kedua kanan), putri Kahiyang Ayu (tengah) bersama suami Bobby Nasution serta cucu Sedah Mirah berjalan di kawasan Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/12/2018). Dalam kegiatan tersebut, presiden bersama keluarga menyusuri kawasan Istana Bogor, Kebun Raya Bogor serta melakukan bincang media bersama wartawan kepresidenan. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Oleh: Denny Siregar*

Sebenarnya Jokowi bukan orang yang suka menonjolkan keluarganya di depan publik....

Ia tipikal pekerja yang fokus pada kinerja daripada sibuk memamerkan siapa dirinya. Karakter itu bisa dilihat saat ia menjabat sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI. Pun saat ia pertama kali menjabat sebagai Presiden, jarang sekali ia menampakkan foto dirinya bersama keluarga.

Tapi berbeda akhir-akhir ini, saat mendekati Pilpres 2019.

Semakin dekat waktu pemilihan, keluarga Jokowi semakin sering tampil ke permukaan. Awalnya Jan Ethes cucunya tampil dan mencuri perhatian publik dengan wajah dan tingkah lakunya yang lucu. Jokowi bahkan tanpa sungkan menggendong dan mengajak Jan naik boom boom car, mobil mainan yang ditabrak-tabrakkan.

Sekarang bahkan keluarga Jokowi tampil lengkap berfoto bersama. Mereka menjadi model foto wartawan yang memotret dan memviralkannya ke media sosial. Meski tampak canggung karena tidak terbiasa, Jokowi harus berperan maksimal menunjukkan kekompakan keluarga, yang tanpa dipamerkan pun memang sudah kompak dari dulunya.

Baca juga Kaesang: Pisang Naget Pak, Bukan Pisang Goreng

Presiden JokowiPresiden Joko Widodo memangku cucu pertama, Jan Ethes Srinarendra. Ibu Negara Iriana memangku cucu kedua, Sedah Mirah Nasution. (Foto: Facebook/Salman Faris)

Apa gerangan yang membuat Jokowi berubah?

Inilah yang dinamakan "Politik Keluarga". Sebuah simbol yang dimainkan untuk membentuk citra publik bahwa Jokowi mempunyai keluarga yang lengkap dan harmonis. Dan ini dijalankan dengan satu tujuan, membuat lawan politiknya Prabowo Subianto menjadi lemah dalam pencitraan.

Prabowo patut geram dengan beredarnya foto-foto Jokowi bersama keluarga, karena itu yang dia tidak punya. Prabowo dalam kehidupannya berjalan sendirian, istrinya sudah tidak bersamanya lagi dan anak satu-satunya di negeri orang.

Dengan menampilkan keluarga yang harmonis, Jokowi sebenarnya dengan sadar membuat citra "dingin" pada Prabowo.

Orang Indonesia dalam memandang keluarga masih konvensional, menganggap bahwa keberhasilan membangun keluarga harmonis berkaitan dengan kemampuan membangun negara. Dan pada wilayah ini, Prabowo tidak akan mampu melawannya.

Kemampuan Jokowi melihat kelemahan terbesar lawan memang patut diacungi jempol. Dengan cerdik dan santun, ia sebenarnya sedang menyerang Prabowo tanpa terasa. Dan dampaknya pasti berkaitan dengan elektabilitas.

Bagaimana Prabowo bisa melawan? Masak ia harus pamer kemesraan dengan kuda-kudanya yang berharga miliaran? Tentu malah jadi bahan meme yang viral ketika harus dibandingkan dengan keharmonisan keluarga Jokowi.

Prabowo harus punya satu pukulan telak kepada Jokowi untuk melawan "Politik Keluarga" ini. Mungkin dengan memainkan foto ia bersama anak yatim piatu dari sebuah yayasan, yang menunjukkan bahwa ia peduli pada anak-anak tanpa keluarga. Ini sebuah ide saja, supaya pertarungan makin menarik....

Jika pertarungan sudah selesai dan Jokowi memenangkan kembali kursi kepemimpinan, Jokowi akan mendekati Prabowo dan memeluknya menjelaskan masalah serangan yang dahsyat ini dan berkata ala Don Corleone yang terkenal, "Its just Politics, nothing personal...."

Dan Prabowo bisa kembali ke istal, bergabung bersama kuda-kudanya, dan bercerita kepada mereka tentang segalanya. Termasuk kekesalannya pada Cawapresnya yang janji bawa uang triliunan, tapi ternyata hanya bermodal petai di kepalanya....

Mungkin saja mereka akan seruput kopi bersama sambil memandang bulan....

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
0
FAO Apresiasi Capaian Kinerja Pertanian Indonesia
Kepala Perwakilan FAO, Rajendra Aryal mengapresiasi capaian kerja yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian selama tiga tahun terakhir.