Plus Minus Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

PLTN merupakan pusat stasiun pembangkit listrik yang menggunakan reaksi atom, berikut plus minusnya.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Amerika serikat (foto: Wikipedia)

Jakarta - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN merupakan pusat stasiun pembangkit listrik yang menggunakan reaksi atom sebagai sumber energi pembangkitan listrik. Mengubah energi panas menjadi energi listrik. 

Berbeda dengan sistem pembangkit listrik tenaga air ataupun tenaga angin yang memanfaatkan energi gerak untuk diubah menjadi energi listrik. Sampai saat ini sumber energi tenaga nuklir masih menuai banyak kontroversi.

Berikut Tagar rangkumkan beberapa plus minus dari pembangkit listrik tenaga nuklir.

Manfaat Penggunaan PLTN

1. Tidak Memerlukan Lahan yang Luas

PLTN tidak begitu memerlukan area yang luas untuk pemakaiannya. Berbeda dengan pembangkit lain seperti, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (angin) atau PLTA yang memerlukan catchment area yang luas. 

Untuk melakukan pendinginan, PLTN bisa saja diletakkan di pinggir pantai, karena memang harus membutuhkan banyak air. Peletakannya juga harus di tempat yang dapat mencegah terganggunya air minum.

2. Emisi Karbon Cukup Rendah

PLTN tidak berkontribusi terhadap emisi karbon. Tak ada emisi CO2 yang dikeluarkan oleh PLTN, karenanya itu tidak akan menyebabkan global warming.

3. Tidak Memproduksi Partikel Polutan

PLTN juga tidak mengeluarkan partikel polutan seperti halnya Pembangkit Thermal dari bahan fosil. Sehingga tidak menimbulkan pencemaran udara yang dapat menyebabkan hujan asam.

4. Energi Yang Dihasilkan Sangat Padat

Energi nuklir memiliki intensitas energi yang tertinggi, energi yang sangat besar diproduksi dari jumlah bahan bakar yang sangat sedikit.

5. Raliable

Energi nuklir sangat reliable, tidak tergantung cuaca, tidak seperti PLT Bayu atau PLTA.

6. Volume Sampah Kecil

Sampah dari energi nulir volumenya relatif cukup kecil. Namun, sampah yang dihasilkan bersifat radioaktif

Kekurangan PLTN

1. Pembuangan Energi Nuklir

Agar tidak mencemari, tempat pembuangan sampah cukup mahal sehingga harus membutuhkan treatment khusus untuk menangani sampah yang bersifat radioaktif. Sehingga tidak dapat mencemari lingkungan.

2. Decomissioning

PLTN yang tidak terpakai tidak bisa begitu saja ditinggalkan. Proses decomissioning akan memakan waktu yang lama dan biaya yang besar untuk mencegah terpaparnya lingkungan sekitar dari sampah radioaktif.

3. Kecelakaan Nuklir

Kecelakaan nuklir dapat menyebarkan partikel radioaktif kelingkungan yang luas. Radiasi ini dapat merusak sel-sel tubuh yang dapat menyebabkan penyakit atau kematian. Penyakit dapat muncul dalam waktu yang lama setelah kejadian radiasi. []

Baca juga: 

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.