Pesawat Garuda Tergelincir, Pendeknya Landasan Pacu Adisutjipto Penyebabnya?

Pesawat Garuda Indonesia GA210 CGK-JOG sempat tergelincir saat mendarat di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
Ilustrasi. (Foto: wikimedia)

Jakarta, (26/11/2018) - Lagi-lagi dunia dirgantara Indonesia kembali jadi pemberitaan. Pesawat Garuda Indonesia GA210 CGK-JOG sempat tergelincir saat mendarat di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, Minggu (25/11).

Beruntungnya, kejadian tergelincirnya pesawat tidak mengganggu aktivitas penerbangan. Menurut laporan dari Pilot Garuda Indonesia, pesawat tergelincir karena landasan pacu basah.

"Laporan (pilot) sih runway-nya basah," ungkap Communication and Legal Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, Rio Hendarto Budi Santosa.

Sementara, Sekretaris Perusahaan Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menjelaskan penerbangan pesawat GA210 berada dalam situasi normal. Selama penerbangan berlangsung tak ada laporan dari pilot terkait masalah teknis.

Pesawat dengan 151 penumpang lepas landas tepat waktu sekitar pukul 13.00 WIB. Pendaratan juga dilakukan sesuai jadwal sekitar pukul 14.30 WIB.

Apakah panjang landasan pacu berpengaruh dengan tergelincirnya pesawat? Beberapa asumsi yang berkembang landasan Adisutjipto terlalu pendek untuk pesawat sekelas Garuda.

Untuk informasi, Bandara Adisutjipto memiliki landasan pacu yang pendek, sepanjang 2.250 meter. Berbeda dengan Bandara Soekarno-Hatta sepanjang 3.660 meter, Bandara Juanda sepanjang 3.300 meter, dan Bandara Zainuddin Abdul Madjid sepanjang 2.750 meter.

Standar panjang landasan pacu

Standar panjang landasan pacu tergantung dari jenis pesawat yang akan mendarat dan lepas landas. Misalnya, jika jenis pesawatnya adalah pesawat perintis, panjang landasan pacu ideal adalah 1.200 meter atau jika jenis pesawatnya adalah pesawat kecil, seperti Cessna, Viper, dan Twin Otter, panjang landasan pacu cukup 600-800 meter saja.

Landasan pacu dibedakan dari 4 dimensi. Pertama, code number 1 untuk landasan pacu yang panjangnya kurang dari 800 meter. Kedua, code number 2 digunakan untuk landasan pacu dengan panjang 800-1.200 meter.

Ketiga, code number 3 untuk landasan pacu dengan panjang 1.200-1.800 meter. Terakhir, code number 4 panjang landasan pacunya lebih adalah 1.800 meter atau lebih.

Selain itu, panjang landasan udara dapat dipengaruhi letak bandara. Untuk daerah gurun dan dataran tinggi landasan udaranya lebih panjang dari landasan pacu pada umumnya.

Hal ini disebabkan oleh tekanan udara yang lebih rendah. Apabila panjang landasan pacu disamakan, besar kemungkinan pesawat akan kesulitan untuk mendarat dan lepas landas.

Dephub menetapkan minimal panjang landasan adalah 1.850 meter. Hal tersebut diungkapkan Menteri Perhubungan Hatta Radjasa usai menghadiri rapat kabinet di Kantor Presiden, pada 14 April 2005, seperti dilansir detik.com.

Dia menegaskan, minimum panjang landasan bandara 1.850 meter, dan idealnya 2.100 meter. Perpanjangan landasan tersebut prioritas untuk menangani masalah bencana, tapi juga untuk mempermudah pengiriman logistik. 

Sementara Manajer Keuangan PT Angkasa Pura II Yogyakarta, Ary Subagyo, pada Rabu, 7 Maret 2007 sempat mengatakan panjang landasan pacu yang dimiliki Bandara Adisutjipto telah seusai standar internasional.

"Panjang landasan pacu Bandara Adisucipto 2.250 meter dan lebar 45 meter. Ini sudah mampu untuk landing dan take off pesawat jenis Boing 737/400," kata Ary, dilansir Tempo. []

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.