Perwakilan Myanmar di PBB Tuduh Militer Lakukan Pembantaian Massal

Dubes Myanmar untuk PBB sebut serangkaian pembantaian oleh militer bulan Juli 2021 lalu di bagian barat laut negara itu
Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun, berpidato di depan Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, 11 Maret 2019 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Denis Balibouse)

Jakarta – Perwakilan Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun, telah mengirimkan sepucuk surat kepada Sekjen PBB Antonio Guterres, berisi tuduhan serangkaian pembantaian oleh militer bulan Juli 2021 lalu di bagian barat laut negara itu.

Misi Myanmar untuk PBB memposting surat bertanggal Selasa, 3 Agustus 2021, itu di laman Facebooknya.

Dalam surat itu, Kyaw Moe Tun menulis bahwa tentara menganiaya dan membunuh 16 lelaki di sebuah desa di Kani pada awal Juli, dan bahwa 10 ribu orang kemudian melarikan diri dari daerah itu.

seorang pria ditahan tentara myanmarPetugas militer menahan seorang pria saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 2 Maret 2021. Gambar diambil dari balik jendela (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Menjelang akhir bulan Juli 2021 lalu, menurut Kyaw Moe Tun, 13 mayat ditemukan di dekat desa Zee Pin Twin setelah bentrokan antara pasukan keamanan dan warga setempat.

Lebih lanjut Kyaw Moe Tun mengatakan, bahwa ada 11 orang lainnya tewas dan dibakar di desa Kyetchaung Taw Taik.

Duta besar itu mewakili pemerintah sipil terpilih Myanmar, yang digulingkan militer pada Februari lalu. Militer menyatakan memecat Kyaw Moe Tun, tetapi PBB belum mengakui pengambilalihan oleh militer itu dan ia masih menjadi perwakilan Myanmar di badan dunia tersebut.

Kyaw Moe Tun meminta Dewan Keamanan PBB dan masyarakat internasional agar menerapkan embargo senjata terhadap militer, dengan menulis dalam suratnya kepada Guterres bahwa sekarang “waktunya untuk mengambil tindakan tegas mengenai krisis ini dengan urgensi yang sudah sepatutnya.”

tentara myanmarTentara Myanmar membubarkan demo menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 2 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Stringer)

“Tidak ada tanda-tanda kekejaman, pembunuhan, penangkapan yang dilakukan oleh militer mereda,” kata Kyaw Moe Tun. “Kami menuntut campur tangan kemanusiaan segera dari masyarakat internasional sebelum terlambat.”

Kyaw Moe Tun juga mengatakan secara terpisah pada hari Rabu, 4 Agustus 2021, bahwa ada laporan mengenai ancaman terhadapnya, dan bahwa pihak berwenang AS telah meningkatkan keamanannya (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Strategi ASEAN Hadapi Junta Militer Myanmar Runtuh Berserakan
Negara-negara anggota telah menyerukan untuk kembali ke pemerintahan demokratis, pembebasan semua tahanan politik
Amerika Tolak Rencana Junta Militer Myanmar Pemilu 2023
Menlu Blinken mengatakan junta Myanmar sedang bermain dengan waktu pemilu dua tahun menglur waktu agar tetap berkuasa
Myanmar Perlu Bantuan Darurat Terkait Dengan Pandemi Covid-19
Bencana kemanusiaan yang memburuk pesat di Myanmar yang dipicu oleh kasus Covid-19 yang “meroket dan tingkat kekerasan yang kian luas”
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.