Perubahan Sistem Transaksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Menteri PUPR telah mengeluarkan perihal Penetapan Tarif dan Perubahan Sistem Pengumpulan Tol pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Ilustrasi Jalan Tol Jakarta Cikampek. (Foto: dok. Tagar)

Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengeluarkan Keputusan Menteri No. 481/KPTS/M/2019 perihal Penetapan Tarif dan Perubahan Sistem Pengumpulan Tol pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Perubahan sistem transaksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek akan berlaku pada tanggal 23 Mei 2019 pukul 00.00 WIB.

PT Jasa Marga telah menyelesaikan pembangunan Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama KM 70 dan GT Kalihurip Utama KM 67 sebagai pengganti GT Cikarang Utama. 

Mengutip Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, proses transaksi di GT Cikarang Utama, transaksi terpecah di GT Cikampek Utama KM 70 untuk pengguna jalan dari atau menuju timur (Jalan Tol Cikopo-Palimanan), sementara GT Kalihurip Utama KM 67 untuk pengguna jalan dari atau menuju selatan (jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang dan Padalarang-Cileunyi).

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Danang Parikesit mengatakan pemindahan GT Cikarang Utama akan menjadi sistem transaksi terbuka atau hanya satu kali pembayaran.

Masyarakat banyak merasakan keuntungan dengan adanya pemindahan gerbang tol ini, seperti berkurangnya antrian saat melakukan pembayaran di gerbang tol.

General Manager PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Raddy R. Lukman menjelaskan, tiga hal melatarbelakangi relokasi GT Cikarang Utama. 

Pertama, tidak memadainya lagi kapasitas transaksi di GT Cikarang Utama akibat adanya pembangunan pier jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) serta adanya pembangunan infrastruktur strategis lainnya.

Kedua, pergeseran gardu tol juga dilakukan karena pola perjalanan lalu-lintas komuter yang semula hanya sampai di Cikarang, kini telah mencapai Karawang, serta untuk mengakomodasi rencana pengembangan jaringan jalan tol JORR 3 yang menghubungkan Jalan Tol Bogor Ring Road (BORR) dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek di Karawang Barat. 

Ketiga, dengan tersambungnya jalan Tol Trans Jawa diperkirakan akan terjadi kenaikan lalu-lintas saat periode mudik dan balik Lebaran 2019 sebesar 15 persen dibanding tahun lalu, sehingga kapasitas GT Cikarang Utama saat ini tidak mampu menampung volume kendaraan saat puncak mudik tersebut.

Perubahan sistem transaksi mengakibatkan perubahan sistem pentarifan pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan pembagian 4 (empat) wilayah pentarifan merata yaitu Jakarta Interchange (IC)-Ramp Pondok Gede Barat/Pondok Gede Timur (wilayah 1), Jakarta IC-Cikarang Barat (wilayah 2), Jakarta IC-Karawang Timur (wilayah 3), dan Jakarta IC-Cikampek (wilayah 4).

Untuk wilayah 1 dari Jakarta sampai Pondok Gede Barat/Timur diberlakukan tarif tunggal Rp 1.500, untuk wilayah 2 dari Jakarta sampai Cikarang Barat diberlakukan tarif sebesar Rp 4.500. Besaran tarif ini sama dengan yang saat ini berlaku, artinya tidak mengalami perubahan.

Untuk wilayah 3, dari Jakarta ke Karawang Timur diberlakukan tarif sebesar Rp 12.000, sementara untuk wilayah 4, dari Jakarta sampai Cikampek Utama diberlakukan tarif sebesar Rp 15.000 atau sama dengan tarif yang sekarang berlaku.

Beberapa Gardu Tol Cikarang Utama, yang akan difungsikan sebagai lokasi top up atau isi ulang uang elektronik. 

"Selain untuk layanan top up, gardu akan dimanfaatkan untuk pengendalian angkutan berat muatan berlebih dengan sistem Weight in Motion. Kalau overload bisa kita keluarkan menuju Cikarang Barat," kata Raddy.

Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyambut baik pergeseran GT Cikarut ini. Menurutnya, relokasi akan meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol Cikampek. 

"Kapasitas Jalan Tol (VC Ratio) akan lebih baik, kalau digambar yang tadinya merah akan menjadi hijau, kinerja Cikampek akan lebih baik sehingga konsumen akan diuntungkan," ujarnya. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.