Pertemun Internasional Forum Ekonomi Dunia di Davos Bawa Angin Segar

Salah satu hasil pertemuan itu adalah “tidak ada pemulihan nyata” ekonomi dunia tanpa “pemulihan perdagangan dan investasi”
Panel diskusi yang dihadiri sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Forum Ekonomi Dunia, Borge Brende (kiri), digelar di Davos, Swiss, 17 Januari 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP/Markus Schreiber)

TAGAR.id, Davos, Swiss – Presiden Forum Ekonomi Dunia (WEF), Borge Brende, dan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Ngozi Okonjo-Iweala, menunjukkan rasa optimisme dengan kemajuan diskusi dalam pertemuan internasional di Davos, Swiss, 17 Januari 2023.

Presiden WEF, Borge Brende, mengatakan salah satu hasil pertemuan itu adalah “tidak ada pemulihan nyata” ekonomi dunia tanpa “pemulihan perdagangan dan investasi.”

Brende meyakinkan bahwa “selama lebih dari 20 sesi (pertemuan)” tentang perdagangan dan investasi, ada “banyak dukungan” bagi agenda perdagangan.

Sementara, Okonjo-Iweala mengatakan perdagangan adalah “bagian dari solusi bagi pemulihan, bagi iklim, bagi pandemi, dan bagi seluruh masalah umum dunia yang kita hadapi.”

Ia juga mengingatkan bahwa jika kita menginginkan “pemulihan nyata” ekonomi dunia, maka kita “tidak dapat memisahkan” blok perdagangan.

“Menurut simulasi yang dibuat para ekonom WTO, jika kita memisahkan menjadi dua blok perdagangan saja misalnya, maka dalam jangka panjang kita akan kehilangan GDP nyata sebesar 5 persen. Ini adalah kerugian yang sangat besar, seperti anjloknya perekonomian Jepang, yang lebih tinggi dibanding kerugian yang dialami negara-negara OECD dalam krisis keuangan tahun 2008-2009,” tambahnya. (em/jm)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Studi Davos Ingatkan Bahwa Krisis Biaya Hidup Adalah Risiko Global Terbesar
Laporan WEF menggambarkan krisis biaya hidup sebagai "risiko jangka pendek terbesar" antara sekarang hingga 2025
0
Pertemun Internasional Forum Ekonomi Dunia di Davos Bawa Angin Segar
Salah satu hasil pertemuan itu adalah “tidak ada pemulihan nyata” ekonomi dunia tanpa “pemulihan perdagangan dan investasi”