Persebaya Jalani Laga Tanpa Penonton Sampai Akhir Musim

Persebaya Surabaya disanksi Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjalani pertandingan kandang dan tandang tanpa penonton sampai akhir musim 2019.
Persebaya Surabaya disanksi Komdis PSSI menjalani laga kandang dan tandang tanpa penonton sampai akhir musim 2019. Hukuman dijatuhkan setelah suporter bertindak rusuh usai Persebaya dikalahkan PSS Sleman 2-3 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa 29 Oktober 2019. (Foto: ANTARA/Moch Asim)

Jakarta - Persebaya Surabaya dijatuhi hukuman berat oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Berdasarkan sidang Komdis, Kamis 32 Oktober 2019, Persebaya disanksi menjalani pertandingan kandang dan tandang tanpa penonton sampai akhir musim kompetisi 2019. Seperti dilansir dalam laman resmi PSSI, Persebaya juga dijatuhi denda sebesar Rp 200 juta.

Apes sekali Persebaya dengan hukuman yang berat itu. Tim tidak bisa lagi didampingi suporter saat bermain di kandang sendiri maupun saat melakoni laga tandang. Ini jelas sebuah kerugian secara finansial karena klub kehilangan pemasukan dari tiket pertandingan.

Persebaya, ibaratnya, sudah jatuh tertimpa tangga akibat ulah suporter. Klub tidak hanya mendapat sanksi tapi panitia pelaksana pertandingan juga harus merogoh kocek mengganti kerusakan fasilitas Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya

Hukuman dari komdis dijatuhkan akibat tindak kerusuhan penonton saat Persebaya menjamu PSS Sleman di Stadion GBT, Selasa 29 Oktober 2019 Saat itu, suporter Persebaya yang kecewa dengan kekalahan 2-3 dari PSS turun ke lapangan.

Mereka melampiaskan kekecewaan dengan merusak dan membakar papan iklan dan fasilitas lain. Sebagian di antara mereka mengejar para pemain sehingga harus mendapat perlindungan dari petugas.

Komdis menjatuhkan sanksi untuk penyalaan bom asap dan cerawat (flare). Selain itu, sanksi diberikan karena perusakan bench pemain, perusakan dan membakar aboard (papan iklan) serta melakukan pengejaran terhadap pemain Persebaya. 

Persebaya tidak hanya mendapat sanksi karena rusuh saat melawan PSS tetapi juga di pertandingan tandang di Lamongan, 23 Oktober 2019. Daalm laga melawan Persela Lamongan, suporter melakukan pelemparan botol minuman. Akibatnya, komdis memberikan denda sebesar Rp 45 juta.

Total hukuman denda Persebaya akibat ulah suporter mencapai Rp 245 juta. Selain itu, klub tidak akan mendapat pemasukan dari pertandingan kandang sampai akhir musim. 

Komdis tidak hanya memberikan hukuman kepada Persebaya tetapi juga klub-klub lain, termasuk Persija Jakarta. Gara-garanya suporter menyalakan cerawat saat tim melakoni laga tandang melawan PSS.

Hasil Sidang Komite Disiplin PSSI, Kamis 31 Oktober 2019

1. Persebaya Surabaya
- Nama kompetisi: Shopee Liga 1 2019
- Pertandingan: Persela Lamongan vs Persebaya Surabaya
- Tanggal kejadian: 23 Oktober 2019
- Jenis pelanggaran: pelemparan botol (pengulangan)
- Hukuman: denda Rp 45.000.000

2. Persebaya Surabaya
- Nama kompetisi: Shopee Liga 1 2019
- Pertandingan: Persebaya Surabaya vs PS Sleman
- Tanggal kejadian: 29 Oktober 2019
- Jenis pelanggaran: penyalaan smoke bomb serta flare, perusakan bench pemain, perusakan dan membakar aboard serta melakukan pengejaran terhadap pemain Persebaya Surabaya
- Hukuman: larangan tanpa penonton pada saat laga home dan away sampai akhir musim kompetisi 2019 dan denda Rp 200.000.000 []

Berita terkait
Nasihat Khofifah Buat Suporter Persebaya Pasca Ricuh
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyayangkan kerusuhan pasca pertandingan Persebaya Surabaya melawan PSS Sleman di Stadion GBT.
Persebaya Terancam Sanksi Usai Ricuh Suporter
Persebaya Surabaya kalah suporter mengamuk dan masuk lapangan usai kalah 2-3 oleh PSS Sleman Stadion GBT. Klub pun terancam sanksi PSSI.
Kalah Lagi, Persebaya Dipaksa Menyerah oleh PSS
Persebaya Surabaya kembali menelan kekalahan. Menjamu tamunya, PSS Sleman di Stadion GBT, Selasa 29 Oktober 2019, mereka dipaksa menyerah 2-3.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.