Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta lembaga pendidikan umum dan pesantren untuk bekerjasama dalam memperkokoh Pancasila. Hal itu disampaikan Presiden dalam pidato Muktamar IX PPP secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat, 18 Desember 2020 lalu.
"Lembaga pendidikan umum maupun pesantren yang tersebar di seluruh tanah air, data yang saya miliki ada 28 ribu pondok pesantren, kita harus saling berbagi, saling bekerjasama untuk memperkokoh pondasi Pancasila dikalangan siswa dan santri," kata Jokowi.
Untuk memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan, agar para siswa dan santri kita memiliki karakter keindonesiaan yang kuat,
Dengan begitu, menurut Jokowi diharapkan para siswa dan santri memiliki karakter ke-Indonesia-an yang kuat. Selain memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik.
"Untuk memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan, agar para siswa dan santri kita memiliki karakter keindonesiaan yang kuat," katanya.
Presiden mengatakan PPP dapat menjadi contoh teladan bagi organisasi-organisasi lain dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa untuk mempercepat pembangunan Indonesia. Sebagai partai umat tertua, PPP menurut Presiden berpengalaman dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan Indonesia.
"Sebagai partai Islam tertua dan partai pemersatu umat yang terpercaya, yang dipercaya umat, Partai Persatuan Pembangunan sudah pasti sangat berpengalaman dalam ikut membangun bangsa besar ini," katanya.
Sebelumnya Jokowi juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan infrastruktur digital untuk hal-hal yang positif. Serta, mengisinya dengan penuh tanggung jawab, termasuk mengisi pemberitaan di media sosial dengan keteduhan dan kesejukan.
Pemanfaatan infrastruktur harus terus dilakukan supaya tidak di isi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Kita juga harus mengklarifikasi berita-berita yang tidak benar, berita-berita hoaks, dan menutup banyaknya ujaran-ujaran kebencian," ujar Jokowi, seperti dikutip Tagar pada akun Intagramnya pada Sabtu, 19 Desember 2020.
ia mengingatkan bahwa meluruskan berita hoaks seperti mengumpulkan kembali beling-beling dari cawan yang pecah. Takkan kembali utuh. "Karena itu, sekali lagi, berhati-hatilah menebar berita yang belum pasti benar," tegasnya. []
Baca juga: