Pengguna Twitter Keluhkan Penjualan Data Kependudukan

Dia menjabarkan beberapa temuannya beberapa akun toko online yang menjual data kependudukan secara bebas di sosial media Facebook.
e-KTP (Foto: Tagar)

Jakarta - Sebuah akun Twitter @hendralm membuat sebuah thread yang berisi kegalauan yang dia rasakan menanggapi maraknya penjualan data kependudukan, baik nomor induk kependudukan (NIK) maupun nomor kartu keluarga (NKK).

Dia menjabarkan beberapa temuannya beberapa akun toko online yang menjual data kependudukan secara bebas di sosial media Facebook.

"Ternyata ada ya yang memperjual belikan data NIK + KK. Dan parahnya lagi ada yang punya sampe jutaan data. Gila gila gila," tulisnya pada Kamis, 25 Juli 2019.

Akun yang bernama Samuel Christian ini juga menjabarkan beberapa akun media sosial yang menjual hingga ribuan data kependudukan.

Tweet @hendralm yang menunjukkan banyak penjual data@hendralm menunjukkan hasil penelusurannya mengenai maraknya akun sosmed yang menjual data kependudukan. (Foto: Twitter/@hendralm)

@hendralm menjabarkan penjualan data kependudukan ini sangat berbahaya karena bisa digunakan untuk memalsukan identitas untuk membeli jasa atau barang melalui e-commerce. Bahkan, secara spesifik Samuel mengingatkan perusahaan travel dan toko online untuk memeriksa transaksi yang menggunakan jasa mereka.

Modus Pencurian Data

@hendralm memaparkan modus pencurian data dilakukan oknum tidak bertanggung jawab dengan beragam cara. Salah satunya dengan meminta masyarakat untuk selfie sembari memegang kartu KTP elektronik (e-KTP).

Modus pencurian dataAkun @hendralm mengungkapkan modus pencurian data pribadi di internet. (Foto : Twitter/hendralm)

Data yang dicuri tersebut kemudian digunakan untuk menggunakan transaksi cicil atau pay later.

Pasar Data Kependudukan Dibuat dalam Grup Facebook

Samuel juga membagikan hasil penelusurannya terkait praktik jual beli data kependudukan di beberapa grup Facebook.

"Bayangin itu grup isinya 71ribu orang, isinya kebanyakan jual beli data. Aku baca baca mereka jual beli data buat registrasi nomor hp sama daftar paylater. Halo @traveloka harap hati hati sama yang ngajuin daftar paylater tapi pake data orang lain," cuitnya.

Samuel juga menunjukkan beberapa grup yang menjadi forum jual beli data kependudukan.

Grup penjual data kependudukan@hendralm menunjukkan salah satu grup yang menjadi forum jual beli data kependudukan di Facebook. (Foto: Twitter/hendralm)

Postingan Ditindaklanjuti Polisi

Postingan ini kemudian viral di sosial media Twitter sejak 26 Juli 2019. Dalam utas yang ia tulis, Samuel meminta kepolisian untuk menyelidiki praktik jual beli data kependudukan. Ia merasa sangat resah karena data pribadi tersebut dapat disalahgunakan, khususnya untuk transaksi melalui platform e-commerce.

Pada Senin, 29 Juli 2019, Mabes Polri melalui Divisi Humas Polri mengumumkan akan melakukan penyedikan terhadap keluhan masyarakat tersebut.

"Polri sedang menyelidiki dugaan adanya jual-beli data kependudukan di media sosial. Data yang dijual-belikan berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK). Hal tersebut perlu segera ditindaklanjuti, karena rentah disalahgunakan," cuit akun Divisi Humas Polri (@DivHumas_Polri).

Menurut Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol. Dedi Prasetyo, pihak kepolisian melalui Tim Siber Bareskrim Polri sedang melakukan analisis terhadap maraknya isu jual-beli data kependudukan tersebut.

Baca juga:

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.