Penembakan Masjid Selandia Baru, 40 Tewas, 20 Luka-luka, 6 WNI Selamat

Kepolisian Australia telah mengidentifikasi penembakan brutal di Masjid Selandia Baru tersebut
Ilustrasi Penembakan. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 15/3/2019) - Sedikitnya 40 orang tewas sementara 20 lainnya luka-luka dalam peristiwa penembakan di Masjid Al Noor pada Jumat (15/3) siang. Masjid tersebut terletak di pusat Kota Christchurch, Selandia Baru.

Enam warga negara Indonesia (WNI) dikabarkan selamat dari peristiwa penembakan tersebut diikuti satu warga Malaysia.

Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Bush mengatakan empat orang telah ditahan, tiga beridentitas pria dan satu perempuan. Sejumlah bahan peledak sempat ditemukan tak jauh dari lokasi berdarah di Masjid Al Noor.

"Ini menjadi salah satu hari paling gelap di Selandia Baru," kata Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern kepada CNBC, Jumat (15/3). "Jelas apa yang terjadi di sini adalah tindakan kekerasan berat dan belum pernah terjadi sebelumnya," tambahnya.

Saksi mata mengatakan kepada CNBC seorang pria berpakaian militer, membawa senapan api otomatis terlihat menembak secara acak orang-orang yang berada di Masjid Al Noor.

Media lokal Nzherald.co.nz dalam laporan terbarunya menyebutkan kepolisian Australia telah mengidentifikasi pria bernama Brenton Tarrant sebagai pelaku penembakan di Masjid Al Noor. Brenton Tarrant merupakan warga kulit putih kelahiran Australia berusia 28 tahun.  

Identifikasi dilakukan setelah kepolisian Australia mendapati bukti Brenton Tarrant menyiarkan aksi brutalnya lewat akun media sosial miliknya.

Direktur kebijakan Facebook Australia-Selandia Baru Mia Garlick mengungkapkan rekaman penembakan brutal tersebut kini telah dihapus. Upaya itu dilakukan untuk mencegah konten kekerasan dan kebencian berkembang di masyarakat.

"Polisi Selandia Baru memberi tahu kami tentang video (penembakan) streaming di Facebook. Dan kami hapus tidak lama setelah penembak menayangkannya videonya ke Facebook dan Instagram," kata Mia Garlick.

Juru bicara Vodafone Richard Llewellyn untuk Australia menerangkan, para pemain industri di Selandia Baru dan Australia telah menerapkan sejumlah protokol untuk mengambil tindakan tegas setelah konten kekerasan dan kebencian tersebar di media sosial.

"Sekarang ini, telah diterapkan pada level teknis untuk memblokir beberapa situs terkait kebencian yang disebar," tandas Richard.

Baca juga: Jokowi Mengutuk Keras Aksi Penembakan Sadis di Masjid Selandia Baru

Berita terkait
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.