Pencetak Sejarah Itu Bernama Diananda Choirunisa

Pencetak sejarah itu bernama Diananda Choirunisa. Keberhasilan atlet berhijab ini melaju ke babak final nomor recurve perorangan putri merupakan sejarah baru bagi perorangan Indonesia di ajang Asian Games.
Pemanah Indonesia Diananda Choirunisa setelah membidik sasaran pada perebutan medali emas Babak Final Recurve Woman Individual Asian Games 2018 di Lapangan Panahan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (28/8/2018). Indonesia kalah dari China dalam pertandingan tersebut dan meraih perak, sedangkan China meraih Emas. (Foto: Ant/INASGOC/Mudak Yasin)

Jakarta, (Tagar 29/8/2018) – Terhitung sejak 18 Agustus hingga 2 September 2018, pelaksanaan Asian Games di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan sudah berlangsung setengah jalan.

Hingga menjelang acara penutupan sekaligus pengumuman juara umum, sejumlah pencapaian telah ditorehkan bangsa Indonesia yang pada penyelenggaraan kali ini didaulat untuk menjadi pihak pelaksana.

Selain bisa dikatakan sudah sukses pelaksanaan sejauh ini, Indonesia juga telah mencapai beberapa prestasi, termasuk tentunya keberhasilan sejumlah atlet merebut medali baik emas, perak ataupun perunggu di ajang olahraga multikegiatan terbesar se-Asia tersebut.

Bahkan selain perolehan medali, sejumlah rekor nasional serta sejarah internasional ikut tercipta oleh atlet-atlet terbaik Tanah Air yang memperkuat Tim Merah Putih pada pelaksanaan Asian Games.

Salah satunya tentu saja melalui Diananda Choirunisa di cabang olahraga panahan. Keberhasilan atlet berhijab ini melaju ke babak final nomor recurve perorangan putri merupakan sejarah baru bagi perorangan Indonesia di ajang Asian Games.

Diananda ChoirunisaPemanah Indonesia Diananda Choirunisa memeriksa fisir pada perebutan medali emas Babak Final Recurve Woman Individual Asian Games 2018 di Lapangan Panahan Gelora Bung Karno, Jakarta (28/8/2018). Indonesia kalah dari China dalam pertandingan tersebut dan meraih perak, sedangkan China meraih Emas. (Foto: Ant/INASGOC/Mudak Yasin)

Meski pada akhirnya harus kalah dari Xinyan Zhang asal China yang menjadi lawannya di partai final di Lapangan Panahan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, 28 Agustus 2018 dengan skor 3-7, hal itu sudah cukup menjadikannya sebagai satu-satunya atlet yang mampu menjadi finalis untuk nomor perorangan.

Berdasarkan sejarah perjalanan tim panahan Indonesia di kancah Asia, terakhir kali tim merah putih merebut medali yakni pada pelaksanaan Asian Games 1994 di Hiroshima, Jepang melalui nomor beregu recurve putri.

Ketika itu, timnas yang diperkuat trio srikandi Indonesia, Dahliana, Rusena Gelanteh, dan Purnama Pandiangan ternyata mampu merebut medali perak usai kalah dari tim China di partai final.

Sebelumnya, tim panahan Indonesia juga mampu meraih medali perak di nomor tim recurve putra pada Asian Games 1982 di New Delhi melalui atletnya masing-masing-masing Tatang Ferry Budiman, Suradi Rukimin, dan Donald Pandiangan.

Sementara untuk perolehan medali pertama bagi Indonesia tercatat pada pelaksanaan Asian Games 1978 di Bangkok, Thailand yang diperkuat trio Adang Adjidji, Siddak Jubadjati, dan Donald Pandiangan.

Dari tiga final yang berhasil dicapai tim panahan Indonesia, baru Asian Games 2018 inilah untuk pertama kalinya bisa didapatkan melalui nomor perorangan.

"Alhamdulillah, mudah-mudahan empat ke depan bisa kembali ke final dan mempersembahkan medali emas bagi Indonesia," kata Diananda Choirunisa terkait sejarah yang baru saja dicetaknya.

Meski telah mencetak sejarah bagi panahan Indonesia, atlet kelahiran 16 Maret 1997 itu tetap tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya karena gagal mempersembahkan medali emas di hadapan masyarakat Indonesia.

Kendala Mental

Dirinya juga mengakui kendala yang dihadapi pada babak final itu bukan hanya masalah mental namun juga kondisi angin yang cukup kencang sehingga sulit diantisipasi.

Khusus untuk masalah mental, dirinya juga berharap timnas ke depannya dapat menjalani lebih banyak agenda uji coba alias "try out". Jam terbang yang lebih banyak dan bisa merasakan lebih banyak kompetisi dinilai akan membuat kualitas dan kemampuan atlet lebih maksimal.

"Rasanya perasaan kecewa itu pasti, tapi tidak apa-apa. Untuk lawan di final, juga secara rangking berada di atas saya," sebut cewek yang memiliki berat badan 55 kg itu.

Diananda ChoirunisaPemanah Indonesia Diananda Choirunisa memeriksa fisir pada perebutan medali emas Babak Final Recurve Woman Individual Asian Games 2018 di Lapangan Panahan Gelora Bung Karno, Jakarta (28/8/2018). Indonesia kalah dari China dalam pertandingan tersebut dan meraih perak, sedangkan China meraih Emas. (Foto: Ant/INASGOC/Mudak Yasin)

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi juga mengaku hasil ini membuat atlet kecewa.

"Yang pasti secara kuantitas bisa menambah perolehan medali kita di klasemen sementara. Mungkin dia (Diananda Choirunisa) kecewa karena belum mampu memberikan medali emas bagi Indonesia," ujar Menpora.

Target Tembus Olimpiade 2020

Peraih medali emas 2013-2017 itu tidak ingin berpuas diri setelah mencetak sejarah bagi perpanahan Indonesia. Dirinya kini akan kembali fokus untuk lebih meningkatkan kemampuan dan kualitasnya demi meriah hasil yang lebih baik ke depan.

Salah satu fokus dari mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur itu yakni ingin menembus atau berlaga di ajang paling bergengsi yakni Olimpiade 2020 di Jepang.

Mahasiswa jurusan psikologi ini juga berharap dengan pencapaian yang diraih di Asian Games 2018 ini membuat dirinya semakin termotivasi dan tertantang untuk terus meningkatkan kemampuan.

"Target saya selanjutnya bisa berlaga di Olimpiade 2020 dan tentunya lebih berprestasi di SEA Games 2019," ujar atlet yang bergabung dalam klub Srikandi Archery School Surabaya itu.

Disemangati Presiden Jokowi

Kekecewaan tidak mampu memberikan medali emas di hadapan Presiden Joko Widodo yang datang langsung memberikan dukungan saat pertandingan final ternyata mendapat perhatian dari orang nomor satu di negeri ini.

Presiden Jokowi berharap atlet khususnya Diananda Choirunisa agar tidak mudah patah semangat karena Indonesia masih membutuhkan tenaga mereka menghadapi Olimpiade 2020 di Jepang.

"Satu harapan yang disampaikan bapak Presiden kepada keduanya (Diananda Choirunisa dan Riau Ega Agata Salsabila) jangan menyerah, masih ada harapan dan 2020 menunggu kita," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi usia mendampingi Presiden Jokowi menyaksikan laga final recurve perorangan putri di Lapangan Panahan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, 28 Agustus 2018.

Ajang Asian Games sendiri layaknya Olimpiade mini sehingga setiap atlet akan berupaya mencari pengalaman dan memperkuat mental sebelum berlaga di ajang multi kegiatan terbesar di dunia tersebut.

Hal inilah yang juga diharapkan Presiden Jokowi agar atlet bisa terus fokus meningkatkan kemampuan dan kualitas demi bisa bersaing di ajang tersebut pada dua tahun ke depan.

"Untuk perolehan medali di Olimpiade 2020, yang penting kita berusaha untuk mewujudkan. Kita harus berjuang dan tidak ada sesuatu yang tidak mungkin, olahraga itu serba mungkin," jelasnya. (Abdul Kadir/ant)

Berita terkait
0
Demokrat: egah Polarisasi, Elit Politik Jangan Takut Berkompetisi
Demikian ditegaskan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam keterarannya pada Selasa, 28 Juni 2022.