Pencapaian Infrastruktur Jokowi Selama Empat Tahun

Ini dia pencapaian infrastruktur Jokowi selama empat tahun.
Presiden Jokowi dalam acara Peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Uap Ekspansi 1x660 MW yang terletak di Desa Karangkandri, Slarang dan Manganti, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/2). (Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres)
Jakarta, (Tagar 7/3/2019) - Pemerintahan di era Joko Widodo, masyarakat sudah dapat merasakan hasil pencapaian kerja dalam membangun Indonesia. Tentunya yang bisa dirasakan oleh masyarakat adalah pembangunan infrastruktur.

Pembangunan infrastruktur ini memiliki banyak manfaat untuk masyarakat. Namun apa sajakah pembangunan infrastruktur di era Presiden Jokowi, berikut ulasannya:

Jalur Darat-Kereta Api 

Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla hingga 2018 sudah berhasil membangun jalan sepanjang 3.432 km. Bahkan ditahun yang sama, Jokowi sudah berhasil membangun sepanjang 782 km jalan tol. Pembangunan jalan tol juga terus berlanjut hingga 2019 sekarang ini dengan menargetkan jalan tol sepanjang 1070 km. Total pembangunan jalan tol nantinya, di masa pemerintahan Presiden Jokowi mencapai 1.852 km.

Pemerintahan Jokowi juga membangun jalur kereta api sepanjang 754,59 km spoor dan peningkatan dan rehabilitasi jalur sepanjang 413,6 km spoor. Pembangunan rel kereta api di luar Jawa pun juga digencarkan. Salah satunya adalah pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Kota Makassar hingga Parepare sepanjang 145 km. Bahkan Pembangunan Light Rail Transit (LRT) dilakukan di Jawa dan Sumatera Selatan. 

Sekarang ini di daerah Jakarta pembangunan Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) juga sudah dilakukan. Ketergantungan publik pada kendaraan pribadi pun diharapkan akan berkurang.

Jalur Udara- Daerah Terpencil Makin Sejahtera.

Bukan jalur darat saja yang tentunya diperhatikan oleh Jokowi di masa pemerintahannya. Di era Jokowi pembangunan bandara telah dilakukan diberbagai pulau mulai dari Papua sampai Kalimantan. 

Beberapa bandara yang sukses dibangun adalah Bandara Maratua di kabupaten Berau, bandara Kertajati di Majalengka, Bandara Morowali di kabupaten Morowali, dan Bandara Werur yang berdekatan dengan kawasan wisata Raja Ampat. 

Dalam pembangunan di era Jokowi, dirinya juga ikut berfokus pada revitalisasi, sama seperti halnya dengan jalur darat. Pria asli Solo itu sudah melakukan revitalisasi dan pengembangan terhadap 408 bandara. Bandara-bandara tersebut berada di daerah rawan berencana, terisolasi, dan wilayah perbatasan. 

Memang pertumbuhan penumpang angkutan udara lebih rendah dibandingkan dari kereta api. Tetapi justru pembangunan jalur udara memberikan hasil ekonomi yang signifikan bagi daerah terpencil atau sulit dijangkau. Sebab, terjadi penurunan selisih harga kebutuhan pokok sebesar 57,21 persen berkat transportasi udara.

Jalur Laut- Bangun Peradapan Maritim

Pada masa pemerintahan Jokowi, presiden yang satu ini juga berhasil membangun 19 pelabuhan. Pembangunan tersebut juga digencarkan di Timur Indonesia. 

Beberapa di antaranya adalah Pelabuhan Laut Tapaleo di Maluku Utara dan Pelabuhan Untia di Makassar. Yang tak kalah fenomenal adalah pembangunan Makassar New Port yang kelak akan menjadi pelabuhan terbesar di timur Indonesia, serta bisa mengirim logistik dari wiayah timur langsung ke negara-negara Asia Tenggara dan Timur. 

Kapasitas pengangkutan barang lewat laut juga meningkat dari 16,7 juta TEUs/tahun pada 2014 menjadi 19,7 juta TEUs per/tahun pada 2017. Pembangunan pelabuhan bisa menjadi insentif pagi pebisnis dan eksportir, sebab biaya pengiriman logistik semakin murah.

Pembangunan Telekomunikasi-Fiber Optik di Nusantara

Pemerintah juga sedang gencar membangun jaringan fiber optik di Indonesia. Proyek yang disebut Palapa Ring ini akan menghasilkan serat optik sepanjang 36 ribu km. Proyek ini terbagi atas tiga bagian, Palapa Ring Barat di Kepulauan Meranti, Kepulauan Anambas, Tanjung Bemban, dan Kuala Tungkal.

Kemudian Pelapa Ring yang akan menghubungkan 17 kota/kabupaten yang berada di provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Lalu ada Palapa Ring Timur untuk daerah Papua dan Papua Barat.

Infrastruktur untuk Pangan

Pembangunan infrastruktur pada sektor ini dianggap sangat penting. Pembangunan ini berorientasi pada ketahanan pangan yang mencakup bendungan, embung, dan jalur irigasi. Salah satu bendungan yang dibangun adalah Bendungan Tanju di Nusa Tenggara Barat.

Bendungan yang telah beroperasi adalah Bendungan Jatigede pada Januari 2017 lalu. Bendungan ini sejatinya merupakan visi Presiden Soekarno yang selesai di era Jokowi.

Pembangunan embung dilakukan oleh Kementerian PUPR (846 unit), Kementerian Pertanian (2.348), dan Kementerian PDTT (1.927). Totalnya sejauh ini adalah 5.121 embung.  Jaringan irigasi juga dikembangkan. Pembangunan jaringan baru seluas 860.015 hektar, dan yang direhabilitasi mencapai 2.319.693 hektar.  

Jembatan 

Dalam kurun waktu 2015 sampai 2018, jembatan yang telah terbangun sepanjang 41.063 meter (m). Di tahun 2019 ini, pemerintah masih akan membangun jembatan sepanjang 10.029 m lagi, nantinya total panjang jembatan yang terbangun mencapai 51.092 m.  

Irigasi

Pada 2015, pemerintah sudah memulai pembangunan jaringan irigasi. Hingga 2018, jaringan irigasi sudah terbangun yakni 865.389 Hektar (Ha). Namun pada 2019 ini, pemerintah masih akan membangun jaringan irigasi seluas 139.410 Ha lagi, dengan demikian total akumulasi jaringan irigasi yang terbangun nantinya, mencapai 1.004.799 Ha. 

Rumah Swadaya

Pemberian Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) oleh pemerintah telah mencapai 494.169 unit pada tahun 2015 sampai 2018. Hal ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memperhatikan masyarakat miskin. 

Tidak berhenti sampai di situ, pembangunan BSPS masih berlanjut meski telah memasuki akhir masa jabatan Presiden Jokowi tahun ini, sebanyak 206.500 unit. Dengan demikian, pemerintah telah menyediakan BSPS bagi masyarakat miskin, sebanyak 700.699 unit.

Perumahan 

Pemerintah tak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur nasional , tapi juga memberikan tempat tinggal. Tidak berhenti sampai di situ, pembangunan BSPS masih berlanjut meski telah memasuki akhir masa jabatan Presiden Jokowi tahun ini, sebanyak 206.500 unit. Dengan demikian, pemerintah telah menyediakan BSPS bagi masyarakat miskin, sebanyak 700.699 unit.

Rumah Susun

Pada tahun 2015 sampai 2018, pemerintah telah membangun rumah susun sebanyak 756 tower, dengan total 43.158 unit. Di tahun 2019 ini, pemerintah masih akan membangun sebanyak 137 tower, dengan total 6.873 unit. Dengan demikian, pemerintah telah menyediakan rumah susun bagi masyarakat yang membutuhkan, sebanyak 893 tower, dengan total 50.031 unit. []

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.