Pembatasan Perdagangan AS Terhadap 5 Perusahaan yang Dituduh Bantu Beijing Tindas Uighur

Karena kena pembatasan perdagangan oleh AS, China akan bela kepentingan perusahaannya tersebut
Ilustrasi - Bendera China dan AS tampak di ajang China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) 2021 di Beijing, China 4 September 2021. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Florence Lo)

TAGAR.id, Bejing, China - Beijing akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membela kepentingan perusahaan-perusahaannya. Hal ini dikatakan oleh Kementerian Luar Negeri China pada Rabu, 29 Maret 2023, sebagai tanggapan terhadap penetapan restriksi perdagangan oleh AS terhadap lima perusahaan China terkait dugaan penindasan Uighur.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan, “Klaim bahwa ada penindasan minoritas Muslim di Xinjiang telah lama dibantah oleh fakta. AS dengan ceroboh menekan perusahaan-perusahaan China dengan kebohongan dan mempolitisasi bisnis normal dan kerja sama ekonomi.”

Langkah AS itu, menurut Mao, dimaksudkan untuk mendestabilisasi Xinjiang dan menggunakan isu itu untuk membatasi China.

Warga Uighur di kamp penahananWarga Uighur yang ditahan dalam kamp "deradikalisasi" di Xinjiang, China. (Foto: abc.net.au/indonesian – Supplied/RFA)

Pemerintahan Presiden Joe Biden pada Selasa, 28 Maret 2023, menetapkan pembatasan perdagangan baru terhadap lima perusahaan yang dituduh membantu Beijing menindas Uighur.

Sedikitnya empat perusahaan yang menghadapi pembatasan baru itu adalah milik produsen kamera pengintai Hikvision, menurut laporan tengah tahun 2021 perusahaan itu. Yutian Haishi Meitian Electronic Technology Co Ltd juga dtambahkan dalam daftar itu. (uh/ab)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
50 Negara Kecam China karena Melanggar HAM Terhadap Minoritas Uighur
Setidaknya 50 negara menyatakan keprihatinan dan mengecam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Xinjiang, China