Jakarta - Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menanggapi insiden teror bom molotov yang kembali dialami Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP. Dia menduga, aksi tersebut dilakukan kelompok ideologis dengan dorongan adanya gesekan politik.
"Bisa saja pelaku beraksi karena terdorong kepentingan ideologis, tetapi bisa juga terdorong kepentingan politik," ujar Stanislaus ketika dihubungi Tagar, Sabtu, 8 Agustus 2020.
Pelakunya ada motif eksistensi yang akan menunjukkan diri.
Kendati begitu, Stanislaus menilai apabila kelompok ideologis melancarkan aksi teror, maka mereka akan menyasar pada pembuktian eksistensi. Namun, dalam kasus PDIP pelakunya melarikan diri, terbukti dengan adanya rekaman CCTV.
Baca juga: PDIP: Pelempar Molotov Ingin Adu Domba Antarpartai
"Biasanya aksi teror yang dilakukan oleh kelompok ideologis, pelakunya ada motif eksistensi yang akan menunjukkan diri, atau melakukan klaim sebagai pelaku atau penanggung jawab aksi," ucapnya.
Stanis menilai aksi teror kelompok ideologis dilakukan demi menakut-nakuti masyarakat, sehingga tujuan dan keinginan pelaku tercapai. Sedangkan motif dari kasus pelemparan bom molotov ke kantor PDIP hingga saat ini tak kunjung terungkap.
"Dalam kasus di kantor PDIP, masih belum nampak jelas dugaan motif pelaku," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bereaksi atas penyerangan bom molotov yang terjadi di Kantor Sekretariat Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP di Bogor. Menurutnya, aksi tersebut merupakan tindakan pengecut.
"PDI Perjuangan menentang berbagai bentuk teror. Pelemparan bom molotov adalah tindakan pengecut dan memiliki motif ideologis," ujar Hasto dalam keterangannya seperti dikutip Tagar, Rabu, 29 Juli 2020.
Baca juga: Kantor PDIP Dilempar Bom Molotov, Hasto: Pengecut
Dia menilai penyerangan tersebut adalah serangan atas demokrasi, nilai kemanusiaan, dan atas tatanan kehidupan masyarakat yang mendambakan hidup tenteram. Kata Hasto, aksi teror tersebut tak akan menyurutkan semangat juang PDIP.
"Terlebih atas penghormatan masyarakat Indonesia yang menegaskan PDI Perjuangan sebagai Partai Nasionalis Soekarnois. PDI Perjuangan partai grass roots, tidak kenal mundur, dan takut," ucapnya.
Diketahui, aksi teror menimpa PDIP di kantor DPC Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Ketua DPC PDIP Kabupaten Cianjur Susilawati mengatakan, penyerangan terjadi di kantornya yang terletak di Jalan Abdulah bin Nuh Kav 18, Desa Nagrak, pada Jumat, 7 Agustus 2020, sekitar pukul 02.04 WIB.
Aksi penyerangan bom molotov itu dirasakan langsung oleh dua staf umum kesekretariatan, Didin Saripuddin dan Erlan.
Sebelumnya, peristiwa teror sudah dua kali menimpa PDIP. Pertama orang tidak dikenal melempar bom molotov ke rumah kader dan juga Sekretariat PDIP Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor pada hari Selasa, 28 Juli 2020 pukul 03.37 dini hari.
Selanjutnya, pada Rabu 29 Juli 2020 kembali terjadi pelemparan bom molotov di Sekretariat PDIP Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor yang juga Rumah Kader PDIP Perjuangan, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Mu’ad Kalim. []