PDIP Akan Polisikan Penyebar Rekom Palsu di Surabaya

DPP PDIP memerintahkan DPC PDIP Surabaya untuk melaporkan ke polisi terkait beredarnya rekomendasi palsu.
Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat saat hadiri deklarasi pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji di Taman Harmoni, Surabaya, Selasa, 2 September 2020. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Surabaya - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menginstruksikan agar Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Surabaya, Adi Sutarwijono untuk mempidanakan pembuat dan penyebar rekomendasi palsu untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya. Apalagi foto tersebut tersebar di media sosial, terutama di WhatsApp jurnalis.

Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pada Senin beredar rekomendasi palsu di medsos. Dalam surat tersebut tertulis DPP PDIP merekomendasikan Puti Guntur Soekarno sebagai calon wali kota dan Lilik Arijanto sebagai calon Wakil Wali Kota Surabaya.

Rekomendasi yang asli ada hologram yang khusus supaya tidak dipalsukan. Saya sendiri tidak tahu isi surat rekom yang ditandatangani Bu Mega.

"Kemarin (Senin) beredar rekom palsu. Ini ada delik pengaduan. Ketua DPC (Adi Sutarwijono) harus laporkan ke polisi," ujar Djarot saat deklarasi pasangan calon wali kota-wakil wali kota Surabaya, Eri Cahyadi-Armuji di Taman Harmoni, Rabu, 2 September 2020.

Djarot mengaku sempat banyak pertanyaan lewat WhatsApp-nya terkait kebenaran rekomendasi tersebut. Begitu juga halnya Puti Guntur Soekarno juga dibanjiri soal kebenaran surat DPP tersebut.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan rekomendasi palsu itu sangat jauh perbedaannya dengan asli. Di mana surat rekomendasi yang asli terdapat hologram khusus dan sulit dipalsukan. Surat berhologram ini hanya Ketua umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang memilikinya.

"Rekomendasi yang asli ada hologram yang khusus supaya tidak dipalsukan. Saya sendiri tidak tahu isi surat rekom yang ditandatangani Bu Mega," tuturnya

Djarot kembali meminta agar pasca pendaftaran paslon ke KPU Surabaya agar ketua DPC memproses hukum terhadap pelaku kejahatan tersebut.

"Tolong ini laporkan ke polisi. Karena membikin rekomendasi palsu dan beredar di medsos," kata dia.

Sebelumnya Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menaruh perhatian beredarnya rekomendasi palsu usungan di Pilkada Surabaya di medsos. 

"Tanda tangan saya saaja kemarin di Surabaya itu, sampai dipalsukan. Itu kan heboh itu, viral. Masa yang dicalonkan Mba Puti, ponakan saya, putrinya Pak Guntur. Tega-teganya coba," tuturnya melalui virtual. 

Presiden RI kelima itu bahkan bilang ke Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristianto terkait sempat beredarnya rekomendasi palsu untuk Pilkada Surabaya

"Mereka engga tahu kalau rekomendasi yang asli itu ada barcode-nya. Artinya sulit dipalsukan," ucapnya.

Untuk diketahui beredar SK DPP PDIP yang berisikan rekomendasi paslon kepala daerah Surabaya. Dalam SK itu tertulis diberikan kepada Puti Guntur Soekarno sebagai calon wali kota dan Lilik Arijanto sebagai calon wakil wali kota Surabaya.

SK itu bermaterai ditandatangani Ketua umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, dan Sekjen DPP Hasto Kristiyanto serta berstempel. []

Berita terkait
Respon Whisnu Usai Tak Diusung PDIP di Surabaya
PDIP telah mengumumkan mengusung Eri Cahyadi-Armuji di Pilkada Surabaya. Pengumuman rekomendasi tersebut sempat membuat kecewa simpatisan.
Usung Eri-Armuji, PDIP Terancam Pecah di Surabaya
Beberapa kader PDIP di Surabaya dan juga relawan Whisnu Sakti Buana mengaku kecewa dengan keputusan DPP PDIP mengusung Eri-Armuji.
PDIP Usung Eri Cahyadi-Armuji di Pilkada Surabaya
Pengumuman mengusung Eri Cahyadi-Armuji di Pilkada Surabaya memunculkan kekecewan sejumlah kader PDIP Surabaya di luar kantor DPD PDIP Jatim.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.